Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Selasa, 09 Agustus 2016

Batik Banyumas Menasional & Mendunia

Batik Banyumas Motif HUT RI Laku Keras

Radar Banyumas
 Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) dengan berbagai kegiatan dan lomba. Berbagai kegiatan tersebut tertuang dalam lembaran kain dan menjadi motif batik. Keunikan tersebut membuat penjualan batik motif Kemeriahan HUT RI menjadi laku keras. Pemilik Galeri Batik di Banyumas, Trisa Enggar mengatakan, sejak Februari lalu sudah menyiapkan batik tulis bermotif kemeriahan HUT RI. Sebab, proses pembuatan batik tulis memerlukan waktu lama, sehingga harus menyiapkan jauh-jauh hari. Dia mengaku sudah membuat 10 potong batik tulis motif kemeriahan HUT RI. Hingga Senin (8/8) kemarin, batik motif kemeriahan HUT RI tersebut hanya tersisa satu potong. “Juli sudah ada di galeri dan siap dipasarkan,” katanya. Menurut dia, meski harganya tidak murah, keberadaan batik tersebut diburu pembeli. Dia mengungkapkan, pembeli tertarik dengan batik motif kemeriahan HUT RI karena unik dan jarang ditemui. Harga satu potong batik motif HUT RI berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. “Masih ada satu. Kami membuatnya terbatas karena ini batik tulis, yang membuat juga terbatas,” ujarnya. Trisa memaparkan, tidak ada makna khusus dari berbagai gambar yang tertuang dalam batik. Dia sengaja memilih tema kegiatan yang berbeda dari tahun lalu. Untuk tahun lalu dia membuat motif aneka perlombaan seperti permainan dadu. Untuk tahun ini dia membuat berbagai gambar seperti panjat pinang, lomba tampok air, upacara bendera, lengger, ebeg, tarik tambang, dan lomba makan kerupuk. “Ide memang datang dari lingkungan sekitar, di Banyumas kalau Agustusan biasanya ada ebeg,” imbuhnya

Batik Motif Hello Kitty Dibawa ke Jepang
Desa Papringan Kecamatan Banyumas semakin dikenal sebagai kampung batik. Sebab, hampir semua rumah di Desa Papringan memiliki perajin batik. Bahkan, batik asli desa tersebut sudah dibawa ke negeri sakura, Jepang. Ketua Perajin Batik Desa Papringan, Siarmi mengatakan, ada beberapa motif yang dibawa ke Jepang, antara lain motif hello kitty, mickey mouse, doraemon, dan winnie the pooh. Warnanya pun cerah seperti hijau, merah jambu, serta biru. Batik motif tokoh kartun itu memang dikhususkan untuk anak-anak. “Waktu dibawa ke Jepang dibuat model kimono,” ujarnya. Harga batik motif kartun tersebut bervariasi, antara Rp 125  ribu hingga Rp 150 ribu. Di samping motif kartun, Desa Papringan juga memproduksi batik tulis berbagai motif, antara lain serayuan, babon angrem, uyu kipu, pring sedapur, wahyu temurun, bulus angrem.     Pengerjaannya yang rapi membuat harga batik tulis tersebut mencapai Rp 850 ribu. “Kalau dijualk di galeri lebih mahal lagi,” jelasnya. Apalagi pewarnanya menggunakan bahan alami seperti kulit rambutan kulit kayu mahoni, kulit manggis, dan kulit jengkol. “Kulit jengkol juga bagus. Awalnya memang bau, tapi sewaktu sudah jadi batik tidak bau lagi, hasilnya bagus,” ungkapnya. Batik mereka pun sudah di pasarkan di hotel berbintang di Purwokerto serta galeri di pusat perbelajaan. Sering kali para pembeli datang langsung ke galeri di Desa Papringan. “Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein juga pernah datang ke sini,” ujarnya. Dia berharap, perajin batik di Desa Papringan tak hanya menjadi perajin yang bekerja pada orang lain, namun juga punya usaha sendiri. “Juara desain batik pernah diraih. Ada sekitar sembilan piala yang dipajang di galeri. Ada TKI yang di Hongkong juga ikut membawa batik sekitar 10 potong. Australia juga ada yang minat. Sebenarnya potensinya bagus,” imbuhnya.


 

2 komentar:

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...