Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 16 Mei 2018

Agroedukasi Ajarkan Budidaya Tanaman di Pekarangan di Banyumas


SEBAGIAN masyarakat telah memanfaatkan pekarangan namun demikian, masih ada juga yang belum memanfaatkan pekarangan yang dimilikinya. Potensi pekarangan pada dasarnya sangat besar, karena dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga baik dari segi finansial maupun estetika.
Tingkat pemanfaatan pekarangan di sekitar rumah yang sangat rendah dikarenakan ketidak pedulian masyarakat akan lingkungan tempat tinggalnya.îItu karena ketidak tahuan dan ketidak mengertian akan manfaat pekarangan,îkata Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banyumas Rahayu Widiastuti, saat mengikuti pelatihan budidaya tanaman buah dan sayur di pekarangan bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Unsoed, belum lama ini.
Dikatakan, guna menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk dapat memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar rumah maupun lingkungan yang ada, maka Dharma Wanita menggandeng Fakultas Pertanian.îKami ingin belajar banyak dari para pakarnya langsung,îujarnya.
Di laboratorium exfarm anggota Dharma Wanita setelah mengikuti pelatihan melihat kreasi model-model teknologi budidaya sayur dan buah yang dapat diterapkan di pekarangan rumah masingmasing.
Dia berharap anggotanya yang telah diberi bibit sayuran dan buah-buahan benar-benar ditanam dan dipelihara hingga panen dan dapat memberi manfaat bagi peningkatan kecukupan gizi keluarga.
Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Dr Ir Anisur Rosyad MS berharap kedepan setelah diadakanya kegiatan ini akan berlanjut dengan kerjasama yang akan membawa manfaat bersama. Kegiatan pelatihan ini terbagi dengan beberapa kegiatan yaitu pemberian materi, diskusi, dan praktik lansung di exfarm.
Pakar pertanian yang memberikan materi yaitu Prof Dr Rifda Naufalin SP Msi menjelaskan nutrisi sayuran dan buahbuahan, Etik Wukir Tini SPMP (buah dalam pot untuk mendukung gizi keluarga) dan Dyah Susanti SPMP(kreasi budidaya sayur di lahan pekarangan untuk mendukung gizi keluarga.
Dalam Pratik lapang para perserta sangat antusias mengikuti kegiatan penanaman, perawatan dan pemanenan tanaman yang terbagi menjadi tiga kelompok untuk mengunjungi tiga pos pelatihan.
Di pos pertama praktik penanaman oleh Ketua Exfarm Ir M Nazarudi BSc, di sini para peserta diberi penjelasan tentang berbagai unsur yang dibutuhkan sebagai media tanam. Menurut Nazarudi media tanam yang bagus menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro bagi tanaman.
Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam. Pos kedua dan ketiga oleh Ir Teguh Widiatmoko MPpara peserta di beri penjelasan tentang jenis jenis pupuk dengan berbagai fungsinya masing ñ masing serta dilanjutkan dengan memanen sayur pakcoy.
Selain penggunaan media tanah dalam pot dan teknik vertikultur dalam menyiasati lahan yang sempit, dikenalkan pula teknik hidroponik sederhana dan aquaponik sebagai komponen urban farming. Dyah Susanti mengatakan, kreasi teknologi budidaya sayur dan buah di lahan pekarangan merupakan life skill yang penting dimiliki oleh ibu-ibu sebagai pengelola tata laksana rumah tangga.
Ini penting dalam mendukung kecukupan gizi keluarga, wahana edukasi, dan pengelolaan keuangan keluarga menuju lebih sejahtera. Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mendapat hadiah bibit tanaman papaya, sayuran, dan nursery untuk praktik dirumah mereka masing masing.
ìKami menyediakan berbagai bibit sayuran, pupuk untuk perawatan tanaman dan berbagai hasil penelitian lain yang dapat digunakan untuk mendukung budidaya tanaman sayur di pekarangan rumah,îujarnya. 
sumber Suar Merdeka

Pemkab Banyumas Fasilitasi Kawasan Industri Kecil

Industri bersekala kecil menengah berpotensi dikembangkan di wilayah Kabupaten Banyumas, karena selama ini sebagian sudah berdiri dan berkembang dengan baik. Namun untuk daya dukung , seperti penyiapan kawasan industri kecil menengah (IKM) masih menunggu hasil akhir pengusulan raperda ke DPRD.
”Karena pertumbuhan industri kecil menengah yang semakin berkembang di Banyumas, sehingga perlu disiapkan regulasi yang sejalan untuk mendukung dan menfasilitasi hal itu. Di antaranya harus disiapkan payung hukum berupa perda yang terkait,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Banyumas, Yunianto, Senin (14/5).
Saat ini, kata dia, usulan Raperda Pembangunan Kawasan IKM dan naskah akademik yang sudah disusun tim ahli, sudah dibahas di DPRD Banyumas. Pihaknya tinggal menunggu hasil akhir pembahasan raperdanya. ”Kami memperkirakan ke depan, industri akan tumbuh di Banyumas.
Kecenderunganya kalau di Banyumas ini lebih ke Industri Kecil Menengah (IKM),” nilainya. Menurutnya, raperda tersebut merupakan bagian dari turunan Rencana Pembanguan Industri Nasional (RPIN) dan Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP).
Selain itu, lanjut dia, ini sesuai Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Kota (RPIK). Industri besar, katanya, tidak menjadi pririotas pertumbuhan meskipun didorong tetap tumbuh, sebab kata dia, Industri Kecil Menengah di Banyumas lebih potensial. ”Jadi kami berusaha memfasilitasi terus menerus Industri Kecil Menengah. Dalam Raperda ini kami juga mendorong pembahasan lebih lanjut terkait wilayak peruntukan industri, ” ujar dia.
Dia mengatakan, khusus untuk home industri tidak masuk dalam kawasan terssendiri yang bakal disiapkan. Namun keberadaannya dibebaskan karena bisa tumbuh dimana saja. Perhatian tertuju pada Industri Menengah, seperti industri olahan kayu dan batik. Industri menengah perlu diperjelas peruntukan wilayahnya.”Semisal untuk industri olahan kayu, ajibarang atau dimana nanti yang memang sesuai. Begitupula industri batik, contohnya di Sokaraja. Industri tempe di Pliken dan Tahu di Kalisari, ” kata dia.
Anggota Komisi C DPRD Banyumas, Rachmat Imanda menilai, usulan tersebut sudah masuk ke DPRD. Raperda tersebut, juga sudah ditindaklanjuti dengan studi banding ke sejumlah daerah seperti Gresik Jawa Timur dan Karawang Jawa Barat. ”Ini sudah dibahas, namun nasibnya mau dilanjutkan pembahasan dan persetujuannya, menunggu dulu pengisian pejabat bupati Banyumas,” kata wakil rakyat dari Gerindra itu. 
sumber Suara Merdeka

Selasa, 15 Mei 2018

Pratistha Harsa Makin Ramai Tiap Malam


Pasar Pratistha Harsa yang ada di Pereng, Purwokerto semakin ramai menjelang Bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari. Bahkan, Ketua Paguyuban Pusat Kuliner Pratistha Harsa, Teguh Raharjo juga mengakui keramaian sudah terasa sejak sebulan menjelang Ramadan. Terutama saat malam hari. Karenanya, dia berharap sebagai bentuk penunjang memberikan kenyamanan pengunjung, pihak pengelola termasuk Dinperindag menginginkan adanya hiburan di lokasi. Pihak Paguyuban, sebutnya, merasa terkendala untuk sponsor kegiatan. 

ANTRE : Masyarakat saat berbelanja di pusat kuliner Pasar Pratistha Harsa. Jelang Ramadan, Pasar ini menjajakan beragam menu saat buka puasa. 

 “Meskipun ada simpanan kas dari pedagang, tetapi tetap tidak mencukupi. Kalau diperhatikan, 80 persen pengunjung yang beli di sini pasti dibawa pulang, karena memang tidak ada tujuan lain,” tuturnya. Jika ada kegiatan seperti lomba mewarnai, menggambar, atau lomba lainnya, diharapkan dapat merubah image pusat kuliner Pratistha Harsa yang hanya melayani pembeli mulai sore hari. Padahal sejak pagi sudah ada pedagang yang siap. “Saya heran, di sini pusat kota dekat dengan pusat pemerintahan daerah, banyak toko dan kantor tapi kalau pagi sampai siang pasti sepi,” ujarnya. 

Di samping itu, Teguh pun mengharapkan ada pembenahan tatanan parkir. Sebab selama ini permasalahan yang muncul juga berupa tempat parkir yang ada di depan Gedung Pusat Kuliner Pratistha Harsa. Menurutnya, untuk parkir motor bisa masuk di sisi utara gedung agar tidak mengganggu lalu lintas jalan di depan gedung dan parkir mobil bisa lebih leluasa. Dikatakan dia, meski pengeloaan parkir dilakukan oleh karang taruna setempat, tetapi pihaknya ingin ada bantuan dari pemerintah daerah untuk menyediakan tempat parkir yang nyaman. 

Sementara itu, beragam kegiatan yang telah dilakukan menjelang ramadan kemarin diantaranya bersama karang taruna melakukan kerja bakti dan mengecat tembok gedung kuliner Pratistha Harsa. Yang belum dilakukan, kata dia, adalah adanya pembenahan di beberapa sudut. Namun, hingga saat ini belum ada pejanjian baru, antara paguyuban dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas. “Masih banyak kebutuhan yang diinginkan pauguyuban, tapi kami cukup tahu diri karena di sini hanya sebagai penyewa,” katanya

Sumber: Radarbanyumas.co.id

Senin, 14 Mei 2018

Kota Lama Banyumas Terus Berbenah

Alun-alun Banyumas yang masuk dalam situs kota lama Banyumas terus dibenahi. Hal itu menjadi bagian dari upaya Banyumas bersolek. Pasalnya komplek Kecamatan Banyumas menjadi kota kedua setelah Purwokerto yang akan terus dikembangkan oleh pemerintah kabupaten Banyumas. Anggota DPR RI H Khotibul Umam Wiranu, legislator asal Banyumas itu menilai sangat wajar jika kota kecamatan yang pernah menjadi Ibu Kota Kabupaten Banyumas sebelum dipindahkan ke Purwokerto diperhatikan. “Hal itu sudah ditunggu lama, sehingga sudah semestinya kota-kota kecamatan yang mempunyai potensi harus didukung supaya dapat bersaing dengan kota lainnya,” kata dia. Apalagi Kecamatan Banyumas mempunyai situs sejarah yang penting tentang Kabupaten Banyumas. 


RAMAI : Suasana Alun-alun Banyumas sejak beberapa tahun terakhir semakin ramai pengunjung.  



Gus Umam sapaan akrabnya menambahkan, Banyumas mempunyai posisi yang strategis diporos Banyumas – Cilacap dan Banjarnegara. Setidaknya Kroya-Banyumas dan Klampok di tiga kabupaten tersebut dapat tumbuh bersama-sama. “Kroya sebentar lagi menjadi kota yang strategis karena dihubungkan oleh jalur ganda kereta api,” bebernya. Warga di Banyumas pasti akan tersedot ke selatan. Sehingga kalau Banyumas tidak mampu menngembangkan potensi yang dimiliki maka akan kehilangan banyak sumber pendapatan. Hal itu tentu merugikan bagi warga Banyumas. 

“Karena itu kalau dapat mengembangkan bersama-sama maka Banyumas akan menjadi kota tujuan bukan sekedar singgah atau bahkan hanya dilintasi,” tandasnya. Sementara itu Teguh (50) salah seorang pengemudi becak yang biasa magkal di depan Alun-alun Banyumas mengakui kalau Kecamatan Banyumas lima tahun terakhir berkembang sangat pesat. Berbagai pembangunan dilakukan di sekitar Alun-alun Banyumas. “Sekarang kalau malam hari atau hari libur sudah banyak warga yang datang untuk sekadar duduk-duduk di Alun-alun. Ya sudah mirip Purwokerto,” kata dia. 


Sumber: Radarbanyumas.co.id

Pertumbuhan Kemranjen Dinilai Stagnan

Perlu Tambahan Infrastruktur


Kecamatan Kemranjen yang berada di jalur nasional pantai selatan memerlukan tamabahn infrastruktur. Sebab pertumbuhan Kemranjen dinilai masih stagnan selama berpuluh-puluh tahun. Bahkan potensi yang selama ini suda terlihat belum juga dimanfaatkan untuk mendorong agar Kemranjen menjadi kota satelit di Banyumas selatan. Harapan itu banyak dilontarkan oleh warga dari berbagai macam profesi. 

STAGNAN : meski berada di jalur pantau selatan yang cukup ramai, pertumbuhan infrastruktur di wilayah Kecamatan Kemranjen cenderung stagnan. 
 Slamet (61) salah seorang pensiunan guru asal Kemarnejn mengatakan, sejak dia berdinas tahun 1985 hingga sekarang, Kemranjen belum banyak berubah. Infrastruktur yang ada juga belum bertambah signifikan. Padahal potensinya cukup besar. “Satau yang sejak dulu diharapkan itu pengembangan terminal bayangan Buntu di Desa Sidamulya,”kata dia. Namun sampai sekarang hal itu belum pernah terwujud. Bahkan sekarang kondisinya tidak lebih baik dari beberapa tahun yang lalu. Padahal kalau dikembangkan maka akan menjadi titik keramaian yang memberikan efek domino bagi perekonomian di Kemranjen. 

“Sayangnya itu hanya sekedar mimpi kami sebagai masyarakat Kemarenjan yang ingin wilayahnya berkembang,”ujar Slamet. Mukhidin (24) salah seorang pemuda asal Kebarongan mengakui, tidak banyak perubahan di Kemranjen. Pasar kemranjen juga masih belum beranjak ke yang lebih bauk. Infrastruktur lainnya juga nasibnya sama. “Padahal kalau dibuat lebih bagus maka itu akan ngefek ke keramian lainnya. Sehingga perlu kebijkan-kebijakan strategis untuk mengangkat kecamatan Kemranjen,”tandas dia.

Sumber:  Radarbanyumas.co.id

Jumat, 11 Mei 2018

Desain Jembatan Kali Banjaran Purwokerto

Jembatan Kali Banjaran di Purwokerto pertama diwacanakan akan dijadikan 4 lajur saat menjadi salah satu ruas  utama karena terputusnya jembatan di pantura beberapa tahun lalu. Dan baru kali inilah berbagai pihak menyadari betapa kurang memadainya infrastruktur di jalur selatan Jawa dibanding dengan kawasan Pantura. 

Dengan peran yang tak kalah vital, Jalur selatan juga harus diprioritaskan pembangunannya .
Dan akhirnya Jembatan Kali Banjaran Purwokerto termausk yang diprioritaskan akan dibangun. Jembatan ini kemungkinan didesain menyesuaiakan dengan desain Underpass Purwokerto yang sedang dibangun di Jalan Jenderal Sudirman Barat. 

credit to Waskito



Revisi Perda RTRW Banyumas

Bappedalitbang Tandatangani Kontrak Penyusunan Revisi Perda


Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas mulai merevisi peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas tahun 2011-2031. Revisi ini ditandai dengan penandatanganan kontrak Penyusunan Revisi Perda Tata Ruang antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Ir Krstanta M.Si dengan Direktur CV Duta Dian Mardikani Sutjiningrum, ST sebagai Penyedia Jasa Konsultan, Rabu (9/5) di Rumah Makan Furama Purwokerto. Ilustrasi/DOK Penandatanganan kontrak juga disaksikan Kepala Kejaksaan Negeri Purwokerto, Kepala Kejaksaan Negeri Banyumas, Kapolres Banyumas, dan Ketua PUSPICS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kepala Bappedalibang Ir Eko Prijanto MT mengatakan perkembangan pembangunan di Wilayah Kabupaten Banyumas sangat pesat dengan beberapa sektor sebagai pendorongnya seperti sektor industri, pariwisata, pendidikan tinggi dan pertanian. Pada sisi yang lain, pesatnya pembangunan disinyalir telah mengakibatkan pergeseran keseimbangan antara aktivitas masyarakat dengan peruntukan ruang yang dialokasikan. “Pada kondisi seperti ini, pemerintah perlu melakukan revisi terhadap rencana penataan ruang yang telah disusun sebelumnya, untuk menyelaraskan antara kondisi pemanfaatan ruang dengan perencanaan, serta sebagai upaya sinkronisasi dengan peraturan perundangan-undangan, dan kebijakan baru dari pemerintah pusat dan provinsi, ” kata dia. Ia mengatakan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas tahun 2011-2031, peninjauan kembali rencana tata ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, sehingga setelah melalui proses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pada tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan revisi rencana tata ruang wilayah kabupaten banyumas tahun 2011-2031. Kepala Kejaksaan Negeri Banyumas R Rahardjo Wibisono SH MH mengatakan, agar semua mengikuti aturan yang berlaku. Jangan sampai ada yang abu-abu harus jelas boleh atau tidak. “Sepanjang penyedia jasa mamupun PPKom mengikuti aturan akan aman, maka jangan sampai ada titipan, jangan ada pesan sponsor, dan bukan sarana pemutihan,” kata dia. Ia mengingatkan OPD yang ditunjuk tidak sekedar berkomitmen tetapi harus berperan aktif dan memberi informasi yang selengkap lengkapnya karena nantinya ikut bertanggungjawab, jangan saling lempar. Ketua PUSPICS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Retnadi Heru Jatmiko berpesan agar menyinkronkan antara anatara peta satelit dengan peta lainya agar tidak terjadi perbedaanyang bisa menimbulkan konflik-konfik dan pelanggar undang-undang “Hasil akhir dari RTRW adalah peta yang berkualitas, dengan kualitas yang baik tentu akan berlanjut pada kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan, ” kata dia.
sumber Radar banyumas

Kamis, 03 Mei 2018

Keterkaitan Rencana Pembangunan Kota Baru Pereng Purwokerto dan Jalan Tembus Gerilya Jensud

Penataan Jalan Tembus Jensud Gerilya
Dilanjut Pengerasan Lahan di Tahun 2019
DED Jalan Tembus Gerilya Jensud Purwokerto 
credit to Radar Banyumas

Foto Kondisi terkini Jalan Tembus Gerilya Jensud credit to Jaka J dan Radar Banyumas 



Tahun ini, Pemkab Banyumas berkomitmen untuk merampungkan pelaksanaan proyek jalan tembus dari Jalan Gerilya ke Jalan Jenderal Sudirman (Jensud). Saat ini, proses penataan lahan sudah dimulai. Akhir tahun ini ditargetkan selesai agar dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. TUNGGU Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Irawadi mengatakan, penataan lahan sudah dikerjakan sebagian. Dimulai dari arah Jalan Gerilya. ”Sekarang sudah mulai penataan lahan mendekati Jalan Jensud, depan SMPN 1 Purwokerto,” katanya. Irawadi menjelaskan, proses penataan memang berjalan lama. Hal itu untuk memantapkan lahan agar siap dijadikan jalan. Sedangkan proses pengerasan lahan, akan dilakukan 2019. Menurutnya, pelaksanaan pekerjaan ini sudah sesuai standar. “Kalau buru-buru malah bahaya, terus dipaksakan khawatirnya kontruksi jalan jadi tidak bagus,” jelasnya. Untuk anggaran pengerjaan proyek jalan tembus Gerilya-Jensud tahun ini, DPU Banyumas mendapat anggaran sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut sudah sesuai dengan aturan.
Total lebar lahan yang disiapkan untuk jalan tembus Gerilya-Jensud, lanjut Irawadi mencapai 25 meter. Di sisi kanan dan kiri nantinya juga ada trotoar dan drainase. Selain itu, sepanjang jalan tembus Gerilya-Jensud akan dibangun beberapa perkantoran, dan dibangun masjid. Selain itu, juga ada ruang terbuka hijau (RTH), berupa persawahan. “Nanti akan lebih banyak RTH, karena lokasi itu bekas persawahan,” ujar Irawadi. Dia menyampaikan, pembangunan jalan tembus ini merupakan langkah dari pemerintah daerah untuk mengurai kemacetan lalu lintas. Sebab, Jalan Jensud dan Jalan Gerilya merupakan jalan yang arus lalu lintasnya padat. Sumber Radar Banyumas


Dapat disimpulkan, pembangunan jalan tembus Gerilya Sudirman dipastikan merupakan bagian dari pengembangan kota baru karena akan dibangun beberapa perkantoran baru di kawasan itu sekaligus RTH dan Ruang atau fasilitas Publik. Rencana pembangunan kota baru Pereng merupakan rencana yang sudah lama dan belum terwujud,  akan tetapi mulai dibangunnya akses jalan tembus antara Jalan Gerilya dan Jensud merupakan titik tolak dibangunnya kota baru dengan dibangunnya fasilitas publik baik gedung perkantoran maupun RTH yang mengakomodasi kebutuhan pelayanan masyarakat karena lokasi yang ada saat ini sudah kurang memadai secara perkembangan urban dan kebutuhan.


Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...