Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 31 Januari 2018

Agar Museum Wayang Banyumas Tak Sepi Pengunjung




Objek wisata dengan harga tiket paling murah adalah Museum Wayang Banyumas. Tiket hanya seribu rupiah, baik untuk anak maupun dewasa, cuma seribu rupiah. Staf Pengelola Museum Wayang Banyumas, Sukrisman mengungkapkan, , meski harga tiket masuk sudah sangat murah, masih ada saja pengunjung yang meminta pembebasan tiket masuk alias gratis. “Panitia mengirimkan surat akan melakukan kunjungan ke Museum Wayang Banyumas. Pesertanya rombongan, dan pada akhir paragraf surat minta tiket digratiskan,” kata Sukrisman sembari memperlihatkan dokumentasi surat tersebut di smartphonenya kepada Radarmas. Permohonan pembebasan biaya tiket dari pengunjung bukan hanya satu dua kali terjadi. Padahal, harga tiket sudah di bawah standar. Bandingkan saja dengan objek wisata lain yang ada di Kabupaten Banyumas. Pengunjung Museum Wayang Banyumas, juga tidak dikenakan tarif parkir kendaraan. Ketika menggunakan fasilitas toilet juga tidak dipungut biaya. 

“Mungkin pengunjung yang minta tiket gratis karena tidak tahu berapa harga tiket. Ketika berwisata ke tempat lain tiketnya sampai puluhan ribu, dikira harga tiket puluhan ribu juga,” ungkap Sukrisman. Menurut dia, pengelola Museum Wayang Banyumas tidak berani menaikkan tarif tiket secara sepihak. Sebab pengaturan harga tiket diputuskan melalui peraturan daerah, sehingga bukan hal mudah dalam pembahasan kenaikan harga tiket. Murahnya harga tiket bukan jaminan membludaknya pengunjung. 

Setiap tahun, jumlah pengunjung tidak mencapai sepuluh ribu orang. Pengunjung Museum Wayang Banyumas pada 2017 melebihi target yang dipatok oleh Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas. Tahun 2017, target pengunjung lima ribu orang. Sedangkan realisasi mencapai enam ribu orang lebih. Sukrisman merinci pengunjung terbanyak berupa pelajar sekitar 70 persen karena di dalam kurikulum terdapat muatan lokal. Kemudian antara 10 persen sampai 15 persen pengunjung tour. 

“Sepuluh persen sisanya adalah pengunjung kesasar. Banyak yang belum tahu ada Museum Wayang Banyumas. Misalnya, orang membuat SIM keliling di Pendopo Kecamatan Banyumas. Dari pada lama antri, mereka masuk ke museum dan berkomentar ternyata ada museum wayang di Banyumas. Padahal orang Banyumas tapi belum tahu,” tandas Sukrisman.

Sumber:  Radarbanyumas.co.id

Catatan: Banyak sekali yang harus dibenahi sektor pariwisata kita, bukan hanya sekedar merenovasi objek wisata, melainkan konektivitas atau jaringan lain yang berhubungan agar menghidupkan kepariwisataan itu sendiri, seperti sosialisai kepada masyarakat sekitar atau melibatkan Pokdarwis, melibatkan institusi pendidikan serta peran swasta seperti rumah makan, akomodasi dan travel. 
Sepinya Museum wayang membuktikan bahwa revitalisasi kawasan kota lama seperti alun alun, dan taman sari  belum berdampak signifikan menaikan kunjungan. Padahal seharusnya sudah menajdi tugas bersama pemerintah dan masyarakat bagaimana cara mewujudkan Banyumas sebagai kota warisan, status yang telah diberikan oleh Pemkab Banyumas sebagai rencana besar pengembangan kawasan kota lama. 
Pada kasus musem wayang, bisa saja pihak pengelola museum bekerja sama  dengan Dinas Pendidikan, agar setiapmsekolah dari berbagai jenjang pendidikan, untuk dijadwalkan berkunjung dan melakukan study di museum. Itu baru satu contoh. 

Pasar Mina Restu Purwokerto

Pasar Mina Restu Purwokerto merupakan pasar ikan hias, yang awalnya merupakan relokasi dari pedagang kaki lima JL Ahmad Yani. Dari sekian banyak relokasi PKL di Purwokerto, bisa jadi Pasar Mina Restu ini termasuk yang berhasil bersama pasar Peksi Bacingah JL Kongsen. Keduanya merupakan bagian dari program relokasi PKL.

Semoga Pasar Mina Restu juga mendapat anggaran agar menjadi pasar tradisional modern yang lebih representatif karena bisa meningkatkan branding bagi Purwokerto.
Lahan Parkir Pasar Ikan Hias Purwanegara Dikeluhkan


Pedagang di Pasar Mina Restu atau yang lebih dikenal dengan Pasar Ikan Hias Purwokerto mengeluhkan lahan parkir yang terbatas. Padahal, semakin hari, pasar tersebut semakin ramai dikunjungi pembeli. Salah satu pedagang, Imam menuturkan kondisi parkir sangat semrawut, khususnya setiap akhir pekan. Pasalnya, banyaknya pengunjung, tidak dibarengi dengan ketersediaan lahan parkir yang memadai. SEMPIT: Pedagang Pasar Ikan Hias Mina Restu mengeluhkan sempitnya lahan parkir khususnya untuk roda empat.

“Kalau akhir pekan memang kondisi pasar ramai dan parkiran sampai penuh dan berjejer. Bahkan sampai ada yang terpaksa parkir di bahu jalan,” kata dia. Tak hanya pedagang, dia mengatakan pembeli juga banyak yang mengeluhkan sarana parkir tersebut. “Banyak yang minta lahan buat parkir supaya diperlebar. Soalnya pas lagi ramai kondisi jalanan jadi macet,” tegas dia.

 Pedagang lain, Ipung mengatakan pihak pengelola sebenarnya sudah banyak memberikan fasilitas lain seperti penambahan genset baru dan kondisi sanitasi air yang sehat dan bagus bagi ikan. Namun karena keterbatasan lahan, maka perluasan parkir belum bisa dilakukan. “Karena kebetulan lahan parkirnya terbatas jadi ya belum bisa dilakukan perluasan,” jelas dia. Sementara itu, Suwarso selaku ketua pengelola pasar menuturkan, rencana perluasan lahan parkir memang belum ada. Soalnya keramaian pasar hanya terjadi pada saat sabtu dan minggu.

 Selain itu pihak pengelola juga memprioritaskan penanganan pada pelapisan atap guna menghindari kebocoran saat musim hujan. Dia juga mengaku baru saja mendapatkan bantuan dari Disperindag Kab. Banyumas berupa genset baru dengan daya 10.000 kilo watt dengan biaya hampir Rp 200 juta.” 

“Sementara kami akan fokus pada pelapisan dan perbaruan atap pasar terlebih dahulu. Untuk yang lain menyusul,” kata dia. Walaupun demikian, pihaknya berjanji akan menampung dan melaporkan kepada pihak Disperindag perihal semua saran dan aspirasi baik dari pedagang maupun dari pembeli terkait sarana dan prasarana pasar ikan hias. “Iya saran saya tampung, cuma kan tidak bisa langsung direalisasikan. Jadi harus bersabar,” pungkasnya.

Sumber: Radarbanyumas.co.id

Render Terbaru UNU Purwokerto

Universitas Nahdlatul Ulama atau UNU Purwokerto yang baru berdiri belum lama ini, ternyata sudah memiliki planning yang cukup baik dalam menata kampus. 
Semoga kampus ini menjadi salah satu pendorong perekonomian baru di kawasan Purwokerto barat yang selama ini tertinggal.
Dengan hadirnya UNU tentunya menambah pilihan bagi calon mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di Purwokerto. 


Selasa, 30 Januari 2018

Pangsar Soedirman Bakal Ditambah Tank Tempur


Pangsar Soedirman Terus Berbenah 


Museum Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman yang berada di Karanglewas, terus melakukan pembenahan untuk menarik para pengunjung. Bahkan, pada tahun ini juga akan ditambah wahana berupa dua unit tank AMX 15 dari Panglima ABRI, dengan berat masing-masing 15 ton. Karenanya, sebelum tank datang, pihak Museum Pangsar Jenderal Soedirman sudah melakukan kordinasi dengan Korem, Kodim, dan Dinas pekerjaan Umum (DPU) sebagai dinas yang ditunjuk membuat landasan tank. 

Hasto menyampaikan, untuk anggaran pembuatan landasan dan biaya antar tank ditanggung oleh DPU Kabupaten Banyumas. “Yang tahu kan dari DPU, ukuran dan ketebalan landasan untuk tank seberat 15 ton,” ujar Pengelola Musium Pangsar Jenderal Soedirman, Hasto Wisnu Probo. Untuk penempatan tank, akan ada di depan gedung museum di sisi barat dan timur. Sehingga terlihat dari luar dan diharapkan dapat memancing perhatian masyarakat untuk datang ke Museum Pangsar Soedirman. Sebab, pengunjung juga dapat melakukan selfi di tank tersebut. 

Selain itu, tambahan lainnya ada 25 pucuk senjata yang sudah tidak terpakai, dana diletakkan di dalam musium. Untuk penyediaan senjata tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata. Untuk saat ini, sebagian besar pengunjung didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. “Karena Musium pangsar jenderal Soedirman memang diperuntukan wisata edukasi,” katanya. 

Hasto menuturkan, pengunjung setiap tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang tercatat di Musium Pangsar Jenderal Soedirman selama 2016 pengunjung yang datang sebanyak 20.654 dengan pendapatan asli daerah (PAD) Rp 93.896.000 dari target Rp 65 juta. “Pada 2017, pengunjung yang datang 32.983 dengan PAD Rp 171.156.000, dari target PAD Rp 80 juta,” tuturnya. 

Selain itu, peningkatan jumlah pengunjung juga disumbang dari berbagai even yang diselenggarakan di dalam Musium pangsar Jenderal Soedirman, seperti lomba kicau burung. Sebab, untuk masuk ke lokasi tetap dikenakan biaya tiket masuk. Selain itu, di area sekitar juga ditambah fasilitas wahana permainan anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan lainnya. “Untuk menarik minat anak-anak berkunjung ke musium, kami sediakan berbagai wahana permainan,” katanya.

Sumber:  Radarbanyumas.

Peringkat 3 di Jawa Tengah, Banyumas Sumbang Sektor Perdagangan, Cilacap Sektor Industri

Banyumas Berperan di Sektor Perdagangan


Sektor perdagangan di Kabupaten Banyumas memberi kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, dibandingkan dengan empat sektor lain.
Sektor perdagangan dari Kota Satria itu menyumbang sekitar 4,4 persen atau tertinggi ketiga setelah Kota Semarang 14 persen dan Kota Surakarta 5,8 persen. Sedangkan kabupaten lain yang memberi kontribusi sektor ini diantaranya, Brebes, Sragen, Cilacap, Klaten dan Sukoharjo.
”Dari empat sektor, Banyumas mengambil peran di sektor perdagangan. Mungkin ISEI perlu mengamati apa yang diperdagangkan di sektor perdagagan ini,” kata staf pengajar FEB Universitas Indonesia, Djoni Hartono pada Seminar Perkembangan Ekonomi Regional yang digelar oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Purwokerto di Hotel Aston Imperium Purwokerto, barubaru ini.
Menurut dia, pada sektor lain seperti pertanian Banyumas memberi kontribusi 3,5 persen. Sedangkan kabupaten yang memberi sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi dari sektor ini diantaranya, Kabupaten Brebes 9,26 persen, Cilacap 5,70 persen, Pati 5,49 persen, Wonogiri 4,68 persen, Grobogan 4,23 persen dan Kendal 4,21 persen.
”Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, kontribusi sektor pertanian cukup merata, tapi begitu masuk ke sektor industri hanya ada tiga kabupaten yang memberi kontribusi besar,” katanya. Ketiga itu, antara lain Kota Semarang memberi kontribusi 10,6 persen, Kudus 19,4 persen dan Cilacap 17,1 persen. Banyumas sendiri hanya memberi kontribusi 2,7 persen. Untuk sektor kontruksi paling tinggi disumbang Kota Semarang 35 persen. Lebih lanjut Djoni Hartono mengemukakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada 2016 sebesar 5,28 persen.
Struktur perekonomian Provinsi Jawa Tengah di dominasi oleh empat sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi. Industri pengolahan menyumbang lebih dari sepertiga bagian. Keempat sektor tersebut menyumbang lebih dari 70 persen. Dari empat sektor utama tersebut, kata dia, hanya konstruksi dan perdagangan yang mengalami percepatan, sedangkan sektor industri pengolahan dan pertanian mengalami perlambatan. Padahal kedua sektor itu memiliki proporsi 50 persen.
”Sektor pertanian dan industri melambat, meskipun kontruksi dan perdagangan meningkat. Perlambatan sektor pertanian karena di beberapa kabupaten hasil pertaniannya di 2016 tidak menggembirakan. Dugaannya akibat faktor cuaca yang menyebabkan hasil pertanian tidak optimal,” katanya menjelaskan.
Mengalami Percepatan
Dikatakan, sektor pertambangan mengalami percepatan pertumbuhan paling tinggi. Sektor pertambangan di Kabupaten Blora mengalami peningkatan kontribusi yang relatif signifikan dari 10 persen menjadi 17 persen. ”Pertambangan tiba-tiba naik cukup tinggi, karena Kabupaten Blora memberikan kontribusi 17 persen, jadi jangan kaget Blora memberikan pertumbuhannnya 18,73 persen,” katanya.
Adapun untuk arah dan implikasi kebijakan, Djoni Hartono mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 berada dikisaran 5,1 persen- 5,3 persen dan implikasi bagi Provinsi Jawa Tengah, yaitu pertumbuhan ekonomi berkisar 5,3 persen - 5,6 persen (Proyeksi BI 5,2 persen-5,6 persen), rerata pertumbuhan ekonomi tahunan untuk kabupaten/kota berkisar 5,8 persen- 6,0 persen.
Kemudian, menjaga momentum sektor industri dan perdagangan, menjaga dan mendorong peran dan pertumbuhan sektor pertanian serta pentingnya sinergi antarsektor (pertanian, industri dan perdagangan). Adapun kegiatan industri di Provinsi Jawa Tengah untuk mendukung kegiatan industri nasional, menjadi penghubung kegiatan pertanian dan nonpertanian, perlunya pertimbangan transformasi struktural serta pengembangan industri lainnya yang potensial.
sumber Suara Merdeka

Senin, 22 Januari 2018

Pipanisasi City Gas Melewati Wangon dan Ajibarang

Berita yang sudah cukup lama dari tahun 2013, tentang proyek city yang tak semua daerah akan memilikinya, di Kabupaten Banyumas hanya daerah sekitar Wangon dan Ajiabarang beruntung di lalui proyek pipanisasi sehingga realisasi city gas bisa terwujud. 
Akhirnya dengan dibangunnya Terminas LNG jumbo di Cilacap sebagai proyek percontohan nasional dan bisa mewujudkan rencana yang sudah lama tanpa kabar ini.

Di kutip dari Kontan.id
Bangun Gas Persada dirikan Terminal LNG berkapasitas jumbo di Cilacap

Minggu, 21 Januari 2018 | 17:19 WIB


KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bangun Gas Persada (BGP) berencana membangun Terminal Penerima LNG di Cilacap, Jawa Tengah berkapasitas 80.000-260.000 metrik ton plus pembangunan pipa sepanjang 110 kilometer (km) dengan investasi sebesar US$ 370 juta. Adapun pembangunan pipa transmisi itu juga akan mendukung program city gas yang sedang dijalankan pemerintah di Pulau Jawa.

Dalam mewujudkan proyek besar itu, BGP tengah menanti perizinan dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cilacap Jawa Tengah guna memperoleh restu melakukan reklamasi seluas 12 hektare (ha). Pasalnya, proyek yang awalnya direncanakan menggunakan Floating LNG, kini diubah menjadi Onshore Terminal.

Rosadi Darwis Presiden Direktur PT Bangun Gas Persada menceritakan, proyek ini sebenarnya sudah berjalan sejak dua tahun lalu dengan lokasi yang terus berubah. Pertama, proyek Terminal Penerima LNG ini awalnya bakal dibangun di Medan, namun demikian rupanya PT Pertamina pada 2017 lalu membangun Terminal Regasifikasi Arun, akhirnya perusahaan harus memindahkan proyek ke Banten karena terlalu dekat dengan proyek Pertamina. "Kami pindahkan ke Banten," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (20/1) di kantornya. 

Saat di Banten, perusahaan sudah membuat desain proyek di Pulau Panjang, bahkan sudah memberikan konsep proyek ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pulau Panjang yang akan menjadi basis Terminal Penerima LNG menggunakan Floating LNG. Namun lagi-lagi, ada perusahaan yang mengadopsi proyek Bangun Gas Persada tersebut. "Kami akhirnya pindah ke Cilacap," imbuh dia.

Tidak berhenti di sana, proyek yang sudah mendapat restu dari berbagai pihak misalnya dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bupati Cilacap soal surat kepemintan investasi, Kementerian ESDM soal izin usaha sementara penyimpanan LNG, serta dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan untuk meminjam lahan seluas 3,5 ha yang dikelola oleh TNI AD Kodam Diponogoro. Ternyata, di tengah jalan PT Pertamina meminta lahan 3,5 hektare (ha) untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.

"Akhirnya kami serahkan lahan itu ke Pertamina dengan menyampaikan surat ke DJKN bahwa kami tidak akan memakainya dan diserahkan ke Pertamina. Kami juga sudah sampaikan ke Kodam bahwa Pertamina yang akan memakai lahan itu," imbuh dia.

Tak patah arang, Bangun Gas Persada, kata Rosadi tengah meminta izin kepada Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cilacap untuk melakukan reklamasi seluas 40 hektare dekat dengan lahan yang diserahkan ke Pertamina. "Tetapi dalam prosesnya hanya diizinkan 12 hektare saja. Katanya takut mengganggu sinyal kalau sampai 40 ha. Saya sudah bertemu dengan KSOP Cilacap, responnya positif," imbuh dia.

Dengan hanya diizinkan 12 hektare, maka perusahaan tidak akan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Alhasil, perusahaan hanya akan membangun Terminal Penerima LNG saja lantaran lahan yang diperlukan tidak cukup. "Investasi terminal dan pipa gas sebesar US$ 370 juta, ada investor asing dan lokal yang siap," ungkap Rosadi.

Dia mengatakan, untuk pasokan gas pihaknya juga bisa mendapat dari BP Tangguh, maupun dari Australia yang jaraknya dekat dengan Cilacap. Saat ini banyak LNG yang dijual di spot sehingga sangat mudah mendapatkan LNG. "Singapura sekarang membuka basis penjualan spot LNG, latar belakangnya penjualan spot LNG meningkat," ujarnya. Maklum, saat ini banyak negara yang tidak lagi menjual LNG melalui skema kontrak jangka panjang hingga 30 tahun.

Dia juga mengatakan, jika proyek Terminal Penerima LNG di Cilacap sudah sukses, perusahaan akan membangun basis penjualan spot di Lampung. "Harusnya kita jangan kalah dengan Singapura. Kita akan saingi mereka," ujar dia.

Konsep Bisnis Bersama

Sementara itu, Rosadi menerangkan, proyek ini akan menjadi percontohan dalam pengelolaan proyek gas di hilir, sebabnya Bangun Gas Persada akan membuka seluas-luasnya para investor untuk memiliki saham di proyek infrastruktur itu. 

Alhasil, semua perusahaan trader gas nantinya bisa memanfaatkan Terminal Penerima LNG itu untuk menjual gas ke konsumennya. "Sudah ada investor dari Malaysia dan Inggris yang ingin membiayai proyek ini. Tetapi saya bilang nanti dulu, kalau sudah beres semua akan kami buka untuk investor." ujar dia.

Dia menerangkan, Indonesia saat ini memang menjadi incaran para investor asing. Mereka berbondong-bondong untuk menanamkan modalnya di sini. Namun demikian, proses untuk membuat proyek di suatu daerah tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk merealisasikannya.

Meski akan membuka dengan investor asing, Rosadi mengatakan, pihaknya juga ingin menggandeng beberapa investor lokal semacam pengelola dana pensiun. "Nanti konsep Terminal Penerima LNG dimiliki bersama, termasuk pipanya. Setelah itu, kami akan bentuk anak usaha baru khusus menjual gas. Jadi tidak boleh dicampur antara pemilik infrastruktur gas dengan penjual gas," imbuh dia.

Proyek PT Bangun Gas Persada untuk Terminal Penerima LNG Cilacap:
1. Fasilitas unloading: 80.000-260.000 metrik ton LNG
2. Back loading: 1.500-30.000 metrik ton LNG
3. Storage: 2x160.000 metrik ton
4. Regasifikasi: 600 mmscfd
5. Truk Loading: 12 bay, 180 truk per hari.
6. Pipa gas: 110 km dengan kapasitas 300-1.000 mmscfd menuju Wangon, Ajibarang, Buumiayu, Prupuk, Bulakamba. Lalu dibangun lagi ke Bulakamba ke Babakan, Cirebon, dan Cilegon. Selain itu juga dibangun pipa dari Bulakamba ke Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, dan Gresik.
7. Small Cale Tangker juga disiapkan untuk menuju Lampung, Padang, Bengkulu, Bali, Lombok, dan Sumbawa.
8. Truk disiapkan menuju Yogyakarta, Solo, Purwokerto, Boyolali, Purbalingga, Banjarnegara, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dll.

Senin, 15 Januari 2018

Belajar dari Kegagalan Pratista Harsa, Masukan Publik Untuk Pujasera Purwokerto



Belajar kepada kasus Pratista Harsa, demikian yang bisa disimpulkan dari berbagai pendapat warga terkait Pujasera di Purwokerto yang baru selesai di bangun di kawasan Jl Dr Angka. 
Pujasera Dr Angka, sebenarnya merupakan bagian dari konsep relokasi PKL yang salah satu kantongnya di pusatkan di kawasan JL Dr Angka Purwokerto.
Dengan fasilitas yang lebih representatif, semoga Pemda Banyumas bisa belajar dari Pratista Harsa, atau study banding kepada Pemkab Kebumen , karena yang penting bukan memindahkan PKLnya agar jalanan lebih tertib, melainkan bagaimana cara agar PKL tetap bertahan, aktivitas perdagangan stabil dan mengangkat perekonomian .

Namun demikian ada beberapa masukan atau tanggapan  dari warganet Purwokerto terutama mengenai konsep Pujasera yang menarik bagi publik. Berikut adalah screen shot dari page SSCI Purwokerto terkait topik Pujasera .

Foto credit to PTT76


Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Banyumas membuka ruang bagi publik terhadap beberapa rencana Pemerintah terkait kebijakan publik, karena itu bisa jadi akan mendorong kreativitas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena ada partisipasi publik terhadap berbagai kebijakan dan menandai iklim sebagai masyarakat yang terbuka terhadap kemajuan . Tentu peran seperti ini sangat penting sebagai salah satu pendukung Rencana Pemda Banyumas mewujudkan Smart City karena peran serta warga dalam mengawal kebijakan publik.





Damon Odyseyy Bangunan 2017 tapi model 80'an.. inilah kelemahan TASTE birokrat kita dan males pakai jasa interior design yg bagus.. Mahal?? ahh sama saja jatohnya..
Jujur liat saja udah males untuk kita untuk berkunjung

Show More Reactions
Damar Abiemanyu Pikirku tadi malah rumah sakit
😭😭 Hiks 😭😭

Show More Reactions
Damon Odyseyy jahate koh👻👻👻
imo, banyak sekali referensi tempat kuliner yg bagus dgn design kekinian tp budget minimalis, tp ya ngono kuwi, podo males miker yo kang 

Show More Reactions
SSCI Purwokerto semoga komentar seperti ini dijadikan Bupati atau pejabat yang berkpentingan untuk mengambil keputusan

Show More Reactions
Damon Odyseyy Maaf ya min kalau komentar nya Nyinyir 😜
Pemerintah tidak belajar dari kegagalan Prasista harsa yg di gadang2 sbg pusat kuliner baru.. Design ala ruko, lay out ga jelas.. contoh gagal lainya PCW (swasta ya kalau ini?)
Bikin pujasera itu yg open space..design yg unik, yg mengundang orang untuk datang, bukan kaya kantor kecamatan -__-.

Show More Reactions
Don Catur Sugianto Pkl dari mana ya min yg direlokasi?

Show More Reactions
SSCI Purwokerto mengenai pkl mana, tunggu info lebih lanjut dari pemkab , ada kemungkinan pkl jensud juga bisa

ReplyCommented on by Sieto Nur Al Falah2d
Don Catur Sugianto Ok min makasih infonya

ReplyMessage2d
Kristanti Dewi Purwanto Bikin kaya ginian lebih ke arah "tidak berguna". Karena sy sbg konsumen pun lebih suka makan di warung tenda2 ketimbang konsep food court..

Show More Reactions
Cuma lagi heran aja
Itu krem kombinasi merah...See more

Show More Reactions
De De Kirain bangunan sekolah... eh ternYata mau jadi tempat pujasera ya

Show More Reactions
Damon Odyseyy Ini sederhana sekali, tapi lebih bikin orang tertarik untuk datang

Show More Reactions
Kristanti Dewi Purwanto Apa ga lebih berguna kalo dibuat gedung serbaguna aja ya hehee

Show More Reactions
M Zaky Tek kira kantor/gd aula pemerintah 😁

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...