Bagi sebagian masyarakat Banyumas, ternyata kecewa terhadap penyelengaraan event Festival Kentongan, terutama Grand Final Kenthongan di Alun2 Purwokerto 13 Agustus 2016 . Benarkah mundurnya jadwal acara karena menunggu kedatangan gubernur jateng ? Seharusnya Pemkab Banyumas bisa bukan sekedar membuat acara ,tapi memanfaatkannya sebagai penambah daya tarik wisata. Bukan malah melakukan blunder parah, efeknya mengurangi respek dan apresiasi warganya , alih - alih menarik wisatawan.
Berikut uneg uneg warga di FB Humas Kabupaten Banyumas
Iyan Triyanto Labueh jam pira kye.... wesss jam tengah sewelas wengi durungan labuh... melasi bocah cilik sing kepengin nonton.... kewengen....
Eko Sudaryanto Penonton kecewa.....akeh sing bali padahal pawe urung liwat....jam 23.00 urung liwat nang stasiun timur...jan jan...
Genevieve Ineke Kwee Dari tahun ke tahun makin mengecewakan. Acara macam apa ini, panitia perlu kena sanksi. Memalukan. Tahun depan bubarkan saja kalau tidak becus begini panitianya.
Rudy Setiawan Panitia atau EO acara sangat tidak profesional, tidak mempertimbangkan waktu dan kondisi...rencana awal jam 20.00 tp sampai sekarang jam 23.24 baru lewat satu peserta saja... Bagaimana manajemen nya??? Tolong untuk dijadikan bahan evaluasi, mengingat banyak sekali warga bahkan anak2 yg menunggu sampai sudah bubar sekarang...perhitungakan masak2 dong n ON TIME
Fitri Hany Sangat sangat sangat mengecewakan! Dah nunggu lama jam segini baru jalan,,,,di tambah ru hujan gede,,,,
Genevieve Ineke Kwee Saya baru tau kentongan ada kolaborasi DJ segala. Benar2 merusak tradisi. DJ itu budaya dari mana? Kok rundown begini disetujui sih? Kepanitiaan th depan harap diganti ya. Ini pesta rakyat bukan acara dugem.😅sangat tidak mencerminkan budaya bangsa. Tidak perlu menarik minat nasionalis pemuda dengan cara memanggil DJ segala. 👎🏽
Thalita Erlita dah nunggu berjam2 sampe nahan ngantuk gag mulai2 jg, jdnya pulang ke rumah, kasian tuh yg bwa anak kecil
Bayu Arya Suta maning maning ora usah di labuhi bae nek arep kaya kuwe carane.. kue pesertane adoh" dudu mung se erte.. jan melas ora ilok adoh" mung andon udan"..
Dwi Septiana Kecewaaaaaaaaa kecewaaaa kecewaaaa banget, udh d.bela2 kn cuti kerja demi menonton budaya banyumas smbil momong ank istri, tpi d.tunggu sampai jm 23:00 blm lewat juga smpai hujan, dan pada akhirnya lbih baik pulang kasian anak istri sudah larut malam dingin karna hujan, tolong jangan seperti ini lg bpk2 yth, ini hiburan rakyat, ckup yg asli dn membudaya tdk ush ada DJ seprti itu
Rusa Kuwehh para pajabat. Di rungokna keluh kesah eh masyarakat, langka sing komen acarane apik mbok? Aja kur meneng bae, jajal rika para pajabat sing ngarasakna ngenteni neng ndalan
Suyono Yono Panitiane ora profesional bnget.masa lomba kentong mulai jam 22.00.pdahal jadwal technical miting tgl.2/8/16.tu mulai jam 20.00.saat grand final.
Rivdinal Javis Ora nggenah banget .ngesuk mulaine sing gasik .angger ora gasik tek laporna persiden kon bubar
Didi Ariyanto MENGECEWAKAN...!!!!!!!!!! Panitiane PAYAH..!!!!! Ditunggu dr jam 20.30 ngasi udan jam 11 wengi urung mulai. ora mikir apa padahal akeh bocah cilik pada kepengin nonton ngasi pada turu neng pinggir dalan.
Didi Ariyanto HUMAS KABUPATEN BANYUMAS.... TOLONG SAMPEKAN KE PANITIA.. SURUH MINTA MAAF KE MASYARAKAT BANYUMAS.. TAHUN DEPAN JANGAN SAMPAI TERULANG LAGI...!!!!!!!
Suka · Balas · 14 Agustus pukul 22:20
Dinporabudpar Minta Maaf
18 Agustus 2016 0:00 WIB
Dinporabudpar Minta Maaf
Festival Kentongan Molor
18 Agustus 2016 0:00 WIB
suaramerdeka.com
Perhelatan Grand Final Festival Kentongan sempat molor satu jam dari jadwal pelaksanaan, membuat Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas menuai kritik.
Pasalnya, waktu pelaksanaan yang dinilai terlalu malam, menyebabkan anakanak dan remaja tidak bisa menyaksikan ajang tersebut. “Banyak penonton yang pulang lebih dahulu, karena acara tidak kunjung mulai. Itu pun sambutan dari pejabat juga terlalu lama dan membosankan,” ujar Taufik (28) salah satu penonton, belum lama ini.
Menurut dia, molornya acara itu disebabkan manajemen kepanitiaan yang kurang baik. Panitia tidak mempertimbangkan bahwa banyak anak-anak dan remaja yang ikut menonton. Senada, Bima Adji (22) penonton lain mengatakan, pembukaan festival yang molor hingga satu jam dan hujan deras membuat beberapa penonton memilih pulang.
Akan tetapi, pesta kembang api membuat kemasan Festival Kentongan tahun ini lebih menarik. “Meski tahun ini lebih bagus tapi tetap terkesan kentongan yang merupakan tradisi asli Banyumas hanya tontonan milik orang dewasa,” katanya.
Benahi Manajemen
Terkait hal itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Rustin Harwanti meminta maaf kepada masyarakat Banyumas. Pihaknya berjanji akan membenahi manajemen kegiatan dan koordinasi panitia dengan baik.
“Soal molor dan hujan memang di luar kemampuan kami. Tetapi masyarakat sudah memberikan masukan dan apresiasi untuk perbaikan ke depan. Tetapi penampilan kolaboratif antara disc jockey dan grup kentongan merupakan suguhan menarik yang perlu dikembangkan lagi,” ujarnya.
Adapun pada ajang yang digelar Sabtu (13/8) lalu ini, grup Kentongan Putra Bhikara dari Kecamatan Rawalo menjadi juara pertama. Piala, piagam dan uang pembinaan untuk pemenang diserahkan pada Malam Resepsi HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 di Pendapa Si Panji, Rabu (17/8).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar