Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 27 Juli 2016

Taman Sari Kota Lama Banyumas Mulai Dibangun


Radarbanyumas
Ratusan tanaman pisang di halaman belakang kantor Kecamatan Banyumas sudah dibabat habis beberapa waktu lalu. Lahan tersebut merupakan taman sari atau kota lama Banyumas yang mulai dalam proses pembangunan. Camat Banyumas Drs Ahmad Suryanto MSi mengatakan, banyak bangunan tempo dulu di Kecamatan Banyumas, seperti pangeranan, kepatihan, Masjid Agung Nur Sulaiman, maupun Kantor Kecamatan Banyumas. Menurut dia, bangunan lama kantor Kecamatan Banyumas mengandung sejarah dan bisa jadi tempat wisata edukasi bagi pelajar maupun masyarakat umum. “Saat ini dibangun taman sebagai fasilitas pertunjukan kota lama Banyumas,” katanya. DIRATAKAN: Taman Sari dibelakang Kantor Kecamatan Banyumas mulai diratakan untuk ditata ulang Dia memaparkan, saat ini alat berat mulai meratakan tanah di belakang kantor kecamatan Banyumas. Informasi yang dia peroleh, anggaran taman sari diperoleh dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pariwisata. “Pagu anggaran Rp 2 miliar,” paparnya. Dia berharap, apabila digunakan sebagai tempat wisata pengelolaan tidak dilakukan dengan setengah-setengah. “Saat ini wisata budaya maupun bangunan lama banyak didatangi masyarakat. Contohnya di Museum Fatahilah. Harapannya nanti bisa mengarah ke sana,” imbuhnya. Menurut Ahmad Suryanto, pembuatan Taman Sari sudah disosialiasikan pada masyarakat. Denah perencanaan sudah ditempel di papan pengumuman kantor Kecamatan Banyumas. Di pojok bagian belakang akan dibangun fasilitas pertunjukan kota lama, seperti amphy theater. Berbagai jenis tanaman seperti sawo kecik, trembesi, beringin, dan glodigan tiang dijadikan peneduh di taman itu.

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/taman-sari-mulai-dibangun-disiapkan-anggaran-rp-2-miliar/

Bondalem City Purwokerto

Project Animasi Mall - Hotel - Apartment Bondalem City.


Perlu saya klarifikasi kepada semua pihak, bahwa ini hanya render, rencana jangka panjang. Saya hanya menyatakan bahwa suatu saat pembangunan akan mengarah ke metropolis. suka atau tidak, Purwokerto akan terus berkembang.



Mengenai statemen pihak Pemda Banyumas di media bahwa Kebondalem milik Pemda itu memang benar. Render ini bukan mengklaim sebagai area milik swasta, hanya sebagai kemungkinan bagian dari pemanfaatan agar lebih bermanfaat. Apakah nanti bentuknya berupa sewa lahan, bagi hasil atau bagaimana yang jelas jangan terbengkalai seperti sekarang. Lagi pula konsep yang pernah direncanakan pemda (pusat kamlitik) juga tidak jelas sampai detik ini padahal infonya sudah lewat 3 tahun.



Kebondalem pernah menjadi basis ekonomi  Purwokerto di masa lalu, sehingga sangat potensial, akan menjadi basis ekonomi di masa depan.












gambar render sesuai map kebondalem




map sengaja diputar 180 ' ( utara tampak di selatan


Selasa, 26 Juli 2016

Pemkab Banyumas Kewalahan Penuhi Ruang Terbuka Hijau



Pemkab Banyumas kewalahan menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan Purwokerto. Laju pembangunan yang pesat menjadi kendala untuk memenuhi kewajiban kota menyediakan 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banyumas Eko Prijanto mengatakan, Pemkab target menyediakan RTH publik seluas 760 hektare di wilayah perkotaan. Luas perkotaan Purwokerto 3.800 hektare. BERMAIN: Anak-anak sedang bermain di taman GOR Satria yang merupakan salah satu RTH di Purwokerto Saat ini, RTH publik baru teralisasi 418 hektare atau sekitar 11 persen dari target. Untuk memenuhi kekurangan 9 persen atau 342 hektare, dikatakan Eko, tidak mudah. “RTH publik memang sulit dicapai karena kelangkaan lahan,” kata Eko. Untuk kesediaan RTH privat, menurutnya, sangat sulit dikendalikan. Eko mencontohkan, untuk setiap kaveling perumahan sudah diatur oleh pengembang 10 persen untuk ruang terbuka. Tetapi dalam kenyataannya, oleh penghuni kerapkali ruang terbuka justru ditutup sebagai bangunan. “Untuk RTH privat juga menyangkut kasadaran lingkungan warga. Kami sudah mencoba melakukan sosialisasi terus-menerus, karena ini bisa menyangkut pelanggaran IMB,” ujarnya. Untuk mencapai target 20 persen RTH publik, Eko menyatakan, perlu lompatan besar. Upaya yang sudah dilakukan Pemkab salah satunya membentuk publik space. Dia mencontohkan, publik space tersebut termasuk Andang Pangrenan, Bale Kemambang, Taman Satria, Alun-Alun Purwokerto, Taman Lalu Lintas, dan Pasar Ikan di Karang Jambu. Penyediaan RTH tak lepas dari RDTRK Perkotaan Purwokerto. Jika RDTRK yang saat ini tengah disusun DPRD selesai pada 2016, maka Pemkab wajib memenuhi RTH dengan jangka waktu 20 tahun mendatang atau sampai 2036. “Untuk pengembang pemukiman, wajib menyerahkan sarana dan fasilitas publik atau fasos fasus sesuai Perda Nomor 7 Tahun 2011,” ujarnya.



Tiap Tahun Wajib Tambah RTH 
MINIM : Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kabupaten Banyumas masih sangat minim./DIMAS PRABOWO/RADARMAS PURWOKERTO – Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang wajib disediakan Pemkab Banyumas masih minim. Saat ini baru tersedia sekitar 9 hingga 10 persen dari luas minimal 20 persen dari luas wilayah. Padahal dalam Perda Nomor 10 Tahun 2011 Tentang RTRW, luas RTH perkotaan di Kabupaten Banyumas seluas 5.421 hektare. Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas Sudarsono mengatakan, untuk memenuhi luas minimal, setiap tahun harus ada penambahan RTH di perkotaan Purwokerto. “Tahun ini hanya ada pembangunan Taman Kober seluas 0,18 hektare dengan anggaran Rp 600 juta, yang merupakan hadiah dari provinsi karena Kabupaten Banyumas berhasil menjadi juara kedua lomba Hari Habitat. DCKKTR sudah diminta menyiapkan personel untuk mengawasi pekerjaan fisik. Mudah-mudahan pertengahan tahun segera dapat dikerjakan,” katanya. Dikatakan, beberapa RTH yang sudah terlaksana yakni Taman Lalu Lintas Bulupitu seluas 1,2 hektare, Alun-Alun Purwokerto 1,2 hektare, Taman Ahmad Yani 0,18 hektare, Andhang Pangrenan 1,8 hektare, Bale Kemambang 1,2 hektare, Taman Edukasi Hayati Arcawinangun 0,5 hektare, Taman Kota Ajibarang 0,6 hekatre, Taman Kota Jatilawang 0,34 hektare, Taman Sumpiuh 1,7 hektare, Alun-Alun Banyumas 2,2 hektare, RTH Mersi 1 hektare, dan Taman Berkoh 0,97 hektare. “Sebenarnya masih banyak space dan lapangan yang dapat digolongkan sebagai RTH di Purwokerto. Tetapi kita belum menghitung luas totalnya sampai berapa. 10 tahun lagi kebutuhan RTH perkotaan di Purwokerto bisa terpenuhi, asal setiap tahunnnya rutin ada penambahan RTH,” tuturnya. Kepala Bidang Pertamanan dan Kebersihan DCKKTR Kabupaten Banyumas Ir Zahnir MPd MSi menegaskan bahwa dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Perkotaan Ruang Mengamanatkan, RTH publik paling sedikit 20 persen dari luas wilayah. “Untuk masyarakat dan dunia usaha juga wajib menyediakan RTH paling sedikit 10 persen,” ujarnya. Kepala Seksi Pertamanan dan Pemakaman DCKKTR, Irawan menambahkan, tahun ini ada beberapa pekerjaan penyempurnaan fasilitas taman untuk Taman Lalu Lintas Bulupitu Rp 500 juta, RTH Sumpiuh Rp 500 juta, RTH Ajibarang Rp 500 juta, Alun-Alun Banyumas Rp 1 miliar, dan Taman Mersi Rp 600 juta. “Anggaran itu diluar dari anggaran pemeliharaan makam sebesar Rp 265 juta untuk pemakaman Arcawinangun, Karangwangkal dan Karangkobar. Sampai saat ini kita masih mematangkan DED dan analisis harga satuannya. April mendatang untuk pekerjaan taman mudah-mudahan sudah bisa lelang semua,” kata Irawan

Senin, 25 Juli 2016

Pengembangan Linggamas ke Arah Kalibagor Radar Banyumas

 PURWOKERTO – Pengembangan akses menuju Jembatan Linggamas bakal direncanakan tahun ini. Namun masih fokus pada pembebasan lahan untuk pelebaran akses jalan. Pembebasan lahan akan diusulkan pada anggaran perubahan Kabupaten Banyumas tahun 2016. Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas Achmad Taufik menjelaskan, pengembangan akses menuju Linggamas akan disesuaikan dengan rencana awal. Pengembangan akses akan diarahkan ke Kalibagor.
DILEBARKAN : Akses Jembatan Linggamas bakal dilebarkan dan akan diarahkan ke Kalibagor. Hal itu dilakukan untuk menghindari kepadatan lalu lintas yang selalu terjadi di Simpang Sokaraja, baik di Persimpangan Klentheng Sokaraja maupun persimpangan menuju Jembatan Linggamas lewat Desa Petir. “Kita akan mulai untuk pengusulan pembebasan lahannya dulu. Namun realisasinya belum tahu, apakah tahun ini atau tahun 2017,” katanya. Dia menambahkan, saat ini belum ada hasil terkait penghitungan ulang rencana tersebut. Pasalnya, perlu ada perhitungan lagi agar ke depan pembebasan lahan yang dilakukan bisa tepat sasaran. “Itu kan rencananya jaraknya sekitar 3,2 kilometer. Pembebasannya masing-masing baik kanan maupun kiri sampai 2 meter, belum lagi untuk kebutuhan bahu jalan dan talud. Jadi masing-masing sisi bisa sekitar 4 meter,” ujarnya. Terkait anggaran pembangunan fisik, Achmad menjelaskan, berdasarkan penghitungan sebelumnya bisa mencapai Rp 25 miliar. Namun angka pastinya belum diketahui, karena masih menunggu perhitungan ulang. Pembangunan akses baru menuju Jembatan Linggamas sudah direncanakan sejak 2015. Namun sampai saat ini masih terganjal kejelasan status jalan dan kebutuhan anggaran. Sampai saat ini, sebagian besar kendaraan masih menggunakan akses Sokaraja-Kalianja, yang relatif sempit meski sudah ada perbaikan dari Pemkab Banyumas. 


Sumber: http://radarbanyumas.co.id/pengembangan-linggamas-ke-arah-kalibagor/

Pembebasan Lahan Diusulkan Rp 20 M

Radarbanyumas
Pemkab Banyumas mengusulkan Rp 20 miliar untuk pembebasan lahan. Hal itu dilakukan untuk merealisasikan pengembangan akses menuju Jembatan Linggamas. Akses tersebut diharapkan dapat mempermudah dalam menghubungkan antara Banyumas-Purbalingga, terutama berkaitan dengan informasi Kementerian Perhubungan terkait realisasi Bandara Wirasaba tahun 2017. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas, Irawadi menjelaskan, tanpa adanya informasi tersebut, pihaknya memang sudah merencanakan pembangunan akses menuju Linggamas. Rencananya usulan tersebut akan diajukan dalam perubahan anggaran mendatang. “Perencanaan pembangunan akses baru akan dilakukan tahun ini. Meski demikian, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mempersiapkan pembangunan akses menuju Linggamas tersebut, seperti pembebasan lahan yang akan digunakan,” katanya. Sementara ini, akses menuju Linggamas masih menggunakan jalur Sokaraja-Kalianja yang relatif masih sempit. Meski sudah ada peningkatan dan pelebaran jalan, kondisinya saat ini masih belum cukup memadai. Dari pantauan Radarmas, di beberapa titik masih kerap terjadi kemacetan akibat kendaraan yang berpapasan, mengingat kondisi jalannya yang dinilai terlalu ngepas. Menurut rencana, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga akan memberikan bantuan dalam proses pembangunan jalur, yaitu untuk pembangunan fisik jalan sebagai ganti uang yang digunakan untuk pembebasan lahan. Irawadi menambahkan jika Bandara Wirasaba benar-benar direalisasikan menjadi bandara komersial tahun depan, maka akses Linggamas dipastikan akan menjadi pusat kepadatan lalu lintas yang menghubungkan dua kabupaten tersebut. “Setelah pembebasan lahan, nanti provinsi diharapkan bisa langsung mengerjakan pembangunan fisiknya. Sehingga tahun depan diharapkan juga sudah bisa dilakukan pengerjaannya,” katanya.

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/pembebasan-lahan-diusulkan-rp-20-m/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
Akses Jalan ke Linggamas Sempit 

Radarbanyumas
Meski sudah diresmikan, jalur Linggamas masih belum optimal. Meski demikian, jalur tersebut hingga saat ini sudah cukup ramai dan sudah sangat perlu untuk dikembangkan sebagai jalur alternatif. Salah satu warga Sokaraja, Wahyu mengatakan, saat ini pertigaan jalan yang menuju jembatan Linggamas sudah semakin rawan. Pasalnya, beberapa kali kendaraan yang keluar masuk jalur tersebut kerap menimbulkan kemacetan. “Di pertigaan biasanya banyak mobil dan truk yang keluar masuk ke jalur Linggamas, padahal pertigaan itu merupakan jalur nasional. Sekarang sudah lumayan lancar karena ada warga yang mengatur lalu lintas di pertigaan itu,” katanya. Dia berharap pengembangan jalur Linggamas dapat segera dilakukan, karena saat ini sudah banyak kendaraan yang memilih jalur Linggamas daripada harus memutar lewat Purbalingga. “Lebaran kemarin saja sudah banyak yang lewat. Tidak hanya mobil pribadi, tapi juga ada truk bahkan travel yang menuju Semarang dan sebaliknya,” jelasnya. Dia berharap jalur Linggamas dapat segera dikembangkan, sehingga dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di wilayah Sokaraja, terutama di simpang menuju jembatan. Salah satu warga Desa Petir, Sumarno juga menilai jalan menuju jembatan Linggamas sangat sempit. Hingga saat ini, akses tersebut masih belum banyak dilalui kendaraan besar seperti truk. Namun jika dibandingkan sebelumnya, intensitas kendaraan yang melintasi jalan Kalianja-Sokaraja cukup meningkat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. “Jangankan papasan dua mobil dari arah berlawanan, mobil dan motor yang saling berpapasan saja masih cukup sulit dilalui. Belum lagi kalau ditambah kendaraan non motor seperti becak. Tapi sekarang sudah banyak truk yang lewat sini,” katanya. Seperti diketahui, pengembangan jalur akses belum bisa melakukannya tahun ini. Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas Ahmad Taufik menjelaskan, untuk pembebasan lahan guna pelebaran jalan akses menuju Linggamas belum pasti kapan akan dilakukan. Namun berdasarkan konsep awal dan idealnya jalan menuju jembatan, nantinya akses menuju Jembatan Linggamas akan disambungkan dengan jalan yang berada di Kalibagor, bukan jalan yang saat ini dilalui sementara yaitu Kalianja-Sokaraja. “Jalan itu diakui memang masih sempit, karena lebarnya hanya sekitar 3 sampai. 3,5 meter. Namun itu sifatnya hanya sementara sebelum nantinya dilakukan pelebaran jalan yang melalui Kalibagor,” jelasnya. Berdasarkan data yang ada, ada sekitar 250 meter panjang jalan yang lebarnya hanya 3 meter, sehingga memang sulit untuk dilalui saat ada kendaraan roda empat yang berpapasan. Namun, terkait pelebaran jalan, Taufik belum bisa memastikan, terutama untuk pembebasan lahan sekitar 2-3 meter di kanan kiri jalan, sepanjang kurang lebih 3 kilometer. 

 

Wajah Purwokerto Berubah, Bakal Dihiasi Hotel dan Mal Bertingkat

Radarbanyumas
Kota Purwokerto bakal dihiasi puluhan bahkan mungkin ratusan gedung bertingkat. Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung dan Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Ruang, membuka peluang pembangunan gedung bertingkat berbatas maksimal ketinggian 90 meter atau 20 lantai. Aturan tersebut menjadi angin segar bagi investor untuk menjalankan roda bisnis. Sehingga puluhan investor “menyerbu” wilayah perkotaan, dan membangun gedung-gedung bertingkat mulai dari 3 sampai 12 lantai. Di antaranya di pemukiman padat penduduk. GEDUNG BERTINGKAT: Pembangunan gedung bertingkat di Purwokerto Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan terdapat 31 gedung bertingkat mulai dari 3 lantai sampai 12 lantai yang perizinannya dinyatakan tuntas. Ia merinci 15 diantaranya bangunan bertingkat 3 dan 4 lantai yang masuk kategori rendah, 15 lainnya bangunan bertingkat 5-8 lantai yang masuk kategori sedang, dan satu sisanya gedung bertingkat 12 lantai. Mayoritas gedung bertingkat merupakan hotel dan pusat perbelanjaan sedang, sisanya kantor perbankan. “Bangunan bertingkat didominasi hotel, jumlahnya 13 hotel yang paling tinggi 12 lantai di pusat kota. Sedang di urutan kedua pusat perbelanjaan,” kata Asis. Menurut Asis, pertumbuhan gedung bertingkat di wilayah perkotaan naik pesat sejak tiga tahun terakhir dan bakal makin bertambah pada tahun-tahun mendatang. Sebab ada beberapa investor yang masih dalam tahap melengkapi perizinan. Persebarannya mayoritas didirikan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Komisaris Besar Bambang Suprapto (Kombas), dan sekitar GOR Satria. Asis tidak menampik, kepadatan gedung tinggi di perkotaan sudah perlu dipecah konsentrasi pendiriannya. “Dua tahun sampai tiga tahun ke depan, sangat mungkin sudah sangat padat gedung bertingkat di wilayah perkotaan. di Jalan Jenderal Sudirman misalnya, mulai dari Simpang Pier Suman sampai Sawangan, gedung beringkat yakni hotel, perkantoran, dan pusat perbelanjaan di sisi kiri kanan jalan,” imbuhnya. Sementara di luar perkotaan, belum terlihat ada tren pembangunan gedung bertingkat. Ini berdasarkan permintaan perizinan bangunan, izin gangguan, maupun izin usaha untuk bangunan ekonomi. Dikatakan, investor masih melirik wilayah perkotaan dengan membeli bangunan ekonomi lama, hotel atau penginapan, untuk ditingkatkan infrastruktur. Bahkan investor kurang berminat saat disarankan beralih membangun di wilayah pinggiran. “Tapi saya kira, ketika kota terlalu padat dan jenuh pasti pembangunan juga akan lebih tersebar ke pinggiran. Kalau tren bangunan tinggi, saya kira karena kelangkaan lahan luas di wilayah perkotaan atau Purwokerto,” ujarnya

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/wajah-purwokerto-berubah-bakal-dihiasi-hotel-dan-mal-bertingkat/
 

Pembangunan Purwokerto City Centre Masih Tunggu Perizinan

 

Radar Banyumas
 Pembangunan fisik Purwokerto City Centre (PCC) ditarget bakal dimulai tahun 2016 ini. Namun sampai pertengahan Juli, proyek tersebut masih terganjal beberapa proses perizinan. Marketing Public Relations Kereta Api Properti Manajemen (KAPM) Riesta Junianti mengatakan, untuk realisasi pembangunan PCC masih dalam tahap perizinan. Menurutnya, masih ada beberapa tahapan perizinan yang harus dilalui seperti perizinan Amdal, Andalalin dan Sertifikasi HPL. Plan PCC (Purwokerto City Center) Mixuse Development (Mall 5lt) (Condotel 20lt) (shophouse 120unit+office complex) ex-stasiun timur. (sumber FaceBook PT Cipta Kreasindo Consultant). “Proses perizinan memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun jika perizinan sudah selesai, kita akan langsung pada tahap IMB. Setelah itu baru kita sebagai pengembang dapat menjalankan pembangunan proyek tersebut,” ujarnya. Dia menjelaskan, untuk izin lingkungan (HO) ditarget selesai pada Agustus. Menurutnya, saat ini tim Amdal masih melakukan konsinyering untuk finalisasi dokumen Amdal. Untuk Andalalin, lanjutnya, saat ini prosesnya berpindah dari Kemenhub menjadi ke Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas karena ada perubahan status Jalan Jenderal Sudirman dari jalan nasional menjadi jalan kabupaten. “Kalau Sertifikasi HPL masih diproses di BPN Pusat di Jakarta, namun belum dapat dipastikan waktu selesainya,” katanya. Dia mengatakan, untuk peletakan batu pertama diharapkan bisa dilakukan tahun 2016. Meski demikian pada prosesnya tetap melihat kondisi perizinan apakah sudah selesai atau belum. “Yang pasti akan kita upayakan secepatnya,” imbuhnya. Sebelumnya diketahui, secara teknis sebenarnya pembangunan fisik sudah bisa dilakukan. Namun saat ini masih menunggu proses administrasi, seperti perizinan dari pemerintah. Terkait lahan yang bakal diplot untuk PCC sudah siap, yaitu eks implasemen Stasiun Purwokerto Timur. Untuk sosialisasi kepada para penyewa ruko juga sudah dilakukan. Dari sosialisasi yang dilakukan dengan penyewa ruko, akan dimasukkan ke dalam Purwokerto City Center. Sedangkan selama pembangunan fisik ke depan, tidak akan dilakukan relokasi atau pengosongan ruko. Luas lahan yang akan digunakan untuk PCC mencapai 32 r

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/pembangunan-purwokerto-city-centre-masih-tunggu-perizinan/

Kamis, 21 Juli 2016

7 HOKAGE KONOHA (serial Naruto)

selingan, ga mikir berat terus, nonton dan bahas anime sebentar. Apa itu Hokage?  

Image result for apakah hokage itu
Hokage (火影; Secara harfiah berarti "Bayangan Api") adalah Kage dari Konohagakure, gelar yang diberikan kepada pemimpin desa. Hokage umumnya dianggap sebagai shinobi terkuat di desa. Sudah ada tujuhHokage dalam sejarah desa. (wikipedia)


All Hokage Ultimate Jutsus/New Team Ultimate Jutsus | NARUTO SHIPPUDEN: Ultimate Ninja STORM 4



Hari Pelantikan Naruto Menjadi Hokage Ke - 7

nonton dulu ,  cuplikannya..



Rabu, 20 Juli 2016

Warga Minta Pembangunan Telaga Kumpe Dituntaskan



suaramerdeka.com
Warga yang tinggal di Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok berharap pemerintah daerah segera menuntaskan pembangunan dan pembenahan telaga Kumpe.
Hal ini penting agar lokasi tersebut dapat dijadikan tempat wisata yang bisa menambah penghasilan asli desa dan peluang ekonomi warga setempat. Warga setempat, Isrodin yang juga pengelola MTs Pakis mengatakan pembangunan Telaga Kumpe telah dilaksanakan pemerintah beberapa waktu lalu.
Bagian selatan telaga bahkan telah diberonjong dan telah dibuat pintu air. Namun demikian untuk bagian utara dan barat belum ditangani. ”Untuk itulah kami berharap agar rencana pembangunan telaga kumpe sebagai arena wisata dan juga sumber air bagi warga Gununglurah bisa kembali direalisasikan sehingga membawa manfaat lebih luas,” jelasnya.
Dijelaskan beberapa tahun lalu, Telaga Kumpe dijadikan arena pemancingan bagi pengunjung. Selain pemancingan lokasi telaga dan sekitarnya juga menjadi arena wisata alami hingga outbond sehingga cukup banyak dikunjungi warga dari luar daerah.
”Kami berharap rencana pembangunan kembali telaga yang pernah kami dengar segera dilanjutkan kembali sehingga Telaga Kumpe bisa menjadi telaga yang diminati untuk dikunjungi. Apalagi jalur wisata menuju Telaga Kumpe ini juga cukup bagus karena telah diaspal,” jelasnya.
Embung
Sebelumnya, sebagaimana dikatakan oleh Kepala Desa Gununglurah, Khabib, Telaga Kumpe memang dalam tahap pembangunan yang manfaatnya antara lain untuk memenuhi kebutuhan air baku 600 kepala keluarga di daerah tersebut.
Melalui anggaran dana APBD Kabupaten Banyumas, pembenahan dan pembangunan telaga tersebut akan dibangun menjadi embung air selama dua tahap. Pembangunan embung ini diharapkan juga dapat menjadikan kawasan konservasi air semakin terjaga dan terpelihara.
”Yang pertama, dengan adanya pembangunan embung ini maka kebutuhan air bersih di dua dusun tersebut akan terpenuhi. Karena kebutuhan air baku memang sudah menjadi hal pokok bagi warga setempat,” katanya. Dikatakan Khabib, selama ini keberadaan Telaga Kumpe memang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Akibatnya perawatan dan pemeliharaan sumber air di kawasan dekat Dusun Pesawahan tersebut juga masih seadanya. Padahal jika dirawat dan dibangun dengan baik, maka Telaga Kumpe ini bisa menjadi kawasan wisata yang cukup menarik sebagaimana Curug Cipendok yang hanya terpaut beberapa kilometer dari lokasi tersebut.
”Makanya harapan setelah dibangun nanti, maka Telaga Kumpe dapat benar-benar dikelola sebagai kawasan wisata baru dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi desa dan warga. Namun demikian fungsi ekologinya sebagai penyedia dan penampung air tetap terjaga dengan baik,” katanya. 

Sekolah 'Istimewa' di Pinggir Hutan Banyumas, Siswa Bayar Pakai Hasil Bumi

detik.com
Motivasi anak-anak untuk tetap melanjutkan sekolah harus didukung oleh semua pihak, tak terkecuali pihak sekolah yang tidak membebani orang tua siswa dengan biaya sekolah yang tinggi. Seperti sekolah yang berada di pinggir hutan di Dusun Pesawahan, Desa Pesawahan, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah yang tetap menerima hasil bumi orang tua siswa yang melakukan daftar ulang agar anaknya bisa bersekolah.

Salah satunya Kasmin (50) orang tua siswa yang datang mengantarkan anaknya untuk daftar ulang di Madrasah Tsanawiah (MTs) Pakis Pesawahan. Kasmin datang dengan membawa beberapa biji tales untuk daftar ulang anaknya.

"Iya bawa tales untuk daftar sekolah, kalau sekolah lain saya tidak mampu, makanya saya sekolahkan di sini yang jaraknya juga dekat. Kalau kesana (turun ke bawah) pakai transportasi, kalau bayar (masuk sekolah lain) saya tidak tahu. Tapi kalau di sini bayarnya cukup pakai hasil bumi, dan saya cuma bawa tales," kata Kasmin yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Menurut dia, sudah sejak awal dirinya memang ingin menyekolahkan anaknya, namun karena salah satunya terhambat kendala jarak, dirinya lebih memilih menyekolahkan anaknya di dusun tersebut. Selain dekat, ternyata sekolah itu juga tidak mewajibkan anak didiknya untuk membayar biaya sekolah.

"Ini sih karena saya saja punyanya tales, di kebun si banyak ada pisang, tela, tales. Justru saya seneng karena tidak pakai uang," ungkap dia yang tidak lulus SD.

MTs Pakis Pesawahan saat ini baru meluluskan satu angkatan. Tahun ini merupakan tahun ke empat siswa-siswa di sekolah tersebut masuk sekolah. Di Desa Gunung Lurah sendiri, sekolah tersebut merupakan lokasi terdekat yang bisa dijangkau oleh anak-anak dari Dusun Karanggondang dan dan Dusun Pesawahan.

Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Salah satu siswa yang tahun ini masuk MTS tersebut adalah Tasripin, bocah yang dahulu sempat bekerja dan mengasuh ketiga adiknya karena ayahnya bekerja di Kalimantan dan ibunya meninggal setelah terkena longsoran tanah. Tasripin sendiri bercita-cita ingin menjadi guru.

"Saya ingin belajar lebih tinggi lagi, ingin jadi guru," kata Tasripin.

Sekolah baru Tasripin ini lokasinya sangat dekat dengan rumahnya. Sekolah setingkat SMP ini gratis. "Setelah sekolah di sini nanti saya ingin melanjutkan ke SMK, sekolah disini dekat dengan rumah, jadi seneng karena bareng teman-teman," ujarnya.

Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Sementara menurut Isrodin, Kepala Sekolah sekaligus Guru di MTS Pakis Pesawahan mengatakan anak-anak saat ini tidak harus repot turun ke bawah karena latar belakang mereka memang tidak mampu, apalagi setiap hari harus mengeluarkan biaya transportasi yang tidak sedikit.

"Tahun kemarin kita daftar ulangnya dengan alat-alat pertanian seperti cangkul, pancong, arit. Nah tahun ini kita sebagai bukti ikatan kelurga, mereka daftar ulang dengan hasil bumi atau hasil tani, karena rata-rata warga sini rumahnya msh berlantai tanah dan dinding masih kayu, rata-rata mereka sebagai petani penderes dan petani pinus" ujarnya.

Menurut dia, saat ini jumlah siswa yang sekolah di MTs Pakis Pesawahan berjumlah 14 siswa termasuk 9 siswa baru yang masuk pada tahun ajaran baru ini. Meskipun muridnya masih sedikit, tapi bukan berarti sekolah tersebut tidak sama dengan sekolah umumnya. Di sini sekolah formal MTS Pakis Pesawahan masih menginduk dengan MTs Maarif NU 2 Cilongok, jadi sekolah formal gratis.

"Tahun ajaran kemarin kita meluluskan 4 anak, hanya 4 anak. Tahun ini yang daftar ada 9 anak, jadi ada peningkatan. Mudah-mudahan yang sedikit ini ada manfaatnya ke depan, dan mereka bisa bermanfaat untuk lingkungan. Anak desa tetap harus sekolah," ucapnya.

Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Nantinya, lanjut dia, hasil bumi yang dibawa oleh siswa-siswa baru tersebut akan dimasak dan dinikmati bersama-sama. Karena selama 1 minggu ke depan para siswa baru akan mulai belajar pengenalan kearifan lokal desa hutan atau agroforesti yang kaitannya dengan pengenalan peternakan, perikanan, kehutanan, pertanian.

"Satu minggu ke depan, kita pengenalan jadi belajar agriforest itu apa, kaitannya dengan peternakan, perikanan, kehutanan, pertanian. Karena memang tempat tinggalnya, sekolahnya di wilayah hutan, jadi bagaimana bisa memanfaatkan hutan dengan baik," jelasnya.

Selain itu, kegiatan sekolah tidak hanya belajar dalam ruangan, tapi juga mengajarkan para siswa agar melakukan aksi penanaman sebagai simbol kearifan lokal. Harapannya dengan melakukan kegiatan tersebut, mereka tetap bangga menjadi anak petani yang tinggal di pinggir hutan tanpa harus pergi ke kota setelah lulus sekolah.

"Mereka petani, mereka juga harus bangga menjadi anak petani dan tidak harus sekolah lulus lalu pergi ke kota, tapi mereka tetap beraktivitas di sini," ujarnya. 

UPBJJ Purwokerto


<a href="http://www.w3schools.com">
<img border="0" alt="W3Schools" src="logo_w3s.gif" width="100" height="100">
</a>






Selasa, 19 Juli 2016

Serangan babi hutan Desa Krajan, Kecamatan Pekuncen

suaramerdeka.com
Serangan babi hutan pada lahan pertanian di wilayah Desa Krajan, Kecamatan Pekuncen semakin meluas. Diperkitakan lahan yang telah dirambah babi hutan lima hektare. Kepala Dusun II Desa Krajan, Agus Giniarso mengatakan, serangan kawanan babi hutan ini menyebar di berbagai wilayah pertanian warga.
Selain sawah yang ditanami padi, sejumlah ladang dan kebun palawija juga menjadi sasaran babi hutan. Akibatnya banyak petani khususnya di wilayah Gununganyar yang dirugikan. “Memang masih bisa panen, namun karena lahan dan tanaman rusak maka panen padi, ataupun palawija yang ditanam petani menurun hingga 50 persen.
Akibatnya, petani rugi jutaan rupiah,” katanya. Dijelaskan Agus, serangan babi hutan yang sebelumnya sempat mereda, kembali terjadi sejak dua bulan terakhir ini. Selain merusak tanaman warga, keberadaan dan jelajah kawanan babi hutan di wilayah dekat pemukiman ini juga membahayakan warga yang biasa beraktivitas di sekitar hutan.
“Warga tak berani menghalau kawanan babi hutan yang biasanya menjelajahi area pertanian saat pagi, sore dan malam hari. Karena jumlahnya tidak hanya satu ekor saja, kawanan babi berbahaya,” jelasnya. Pertengahan 2015 lalu, akibat serangan babi hutan terjadi di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok.
Tak hanya merusak lahan pertanian dan tanaman, babi hutan melukai, Ida Zulaikha (25) warga RT4 RW 1 Dusun Kampung Baru desa setempat. Selain di Sokawera, warga Desa Karangkemiri Kecamatan Pekuncen juga sempat terluka akibat serangan babi hutan.
Sementara itu, anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Banyumas, Romli Haryadi mengatakan, untuk mengusir dan mengendalikan kawanan babi hutan yang mulai turun ke perkampungan, warga desa yang tinggal di tepian hutan diminta waspada dan tidak serampangan. Pasalnya babi hutan sangat berbahaya jika tidak ditangani secara profesional.Re

Banyumas Optimistis Penuhi Target Kunjungan Wisatawan

suaramerdeka.com
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Banyumas optimistis akan memenuhi target kunjungan wisatawan 2016. Pasalnya, belum sampai akhir tahun, kunjungan wisatawan pada objek wisata yang dikelola oleh Pemkab Banyumas mampu menembus separuh dari target yang dicanangkan.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan, dari angka 978 ribu pengunjung yang dibidik, saat ini enam objek yang dikelola telah dikunjungi lebih dari 500 ribu orang. Lokawisata Baturraden masih menjadi primadona. “Hingga akhir tahun nanti masih banyak liburan.
Kami optimistis kunjungan wisatawan masih tinggi,” kata dia, kepada Suara Merdeka kemarin. Meski demikian, Deskart mengakui, kunjungan wisatawan di Taman Bale Kemambang dan Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP) turun. Pada libur Lebaran tahun ini hanya mendulang 15.000 pengunjung saja. Menurut dia, kawasan tersebut membutuhkan pembenahan dan penambahan wahana.
Agar pengunjung tetap menyukai pusat hiburan di tengah kota Purwokerto ini. Sementara untuk Lokawisata Baturraden, penerapan manajemen tiket bersama seharga Rp 14.500 sangat murah. Wisatawan bisa menikmati lima wahana yaitu Cascade Alam, Kolam Renang, Kolam Luncur, Sepeda Air dan Pemandian Air Panas yang tersedia di dalam objek termasuk asuransi.
Perlu Dibenahi
Pelaku wisata, Wiwit Yuni Hartono mengatakan, manajemen pelayanan wisatawan di sejumlah objek yang dikelola oleh Pemkab masih lemah. Terutama dalam hal kebersihan objek dan perbaikan wahana. “Untuk Lokawisata Baturraden, patut diacungi jempol.
Tapi objek wisata yang lain masih perlu dibenahi,” kata dia. Dia mengatakan, pembehanan objek wisata yang lain juga dibutuhkan. Misalnya Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman masih bisa dimaksimalkan untuk menyedot pengunjung.
Penambahan wahana dan permainan anak serta multimedia di museum tersebut tentu menarik perhatian pengunjung. Sebelumnya, Ketua Paguyuban Biro Perjalanan Wisata Banyumas, M Kardiyo mengungkapkan, selain pembenahan objek wisata, Dinporabudpar Banyumas perlu menggandeng para pelaku jasa usaha akomodasi, rumah makan dan pusat oleh-oleh.
Mereka diarahkan untuk memberikan fasilitas pelayanan dan diskon untuk biro perjalanan wisata yang membawa pembeli. “Keluhan biro wisata di Banyumas hampir sama. Mereka merasa kapok membawa pembeli karena tidak mendapatkan bonus dari pusat oleholeh atau rumah makan.
Para pengusaha ini kurang memiliki kesadaran wisata,” ujarnya. Selain itu, sambung Kardiyo, angkutan wisata juga perlu ditambah. Terutama yang mengantarkan ke objek wisata alternatif selain Baturraden. Penyebaran pengunjung ke objek wisata lain sangat dibutuhkan agar tidak terjadi penumpukan di Baturraden.

Butuh Riset Motivasi


suaramerdeka.com
PENINGKATAN pengunjung pada libur Lebaran ke Lokawisata Baturraden merupakan hal unik yang perlu dicermati. Pasalnya, objek wisata di lereng Gunung Slamet tersebut kurang inovatif dalam hal pengembangan wahana.
Pemerhati wisata dan budaya Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru mengatakan, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Banyumas perlu membuat riset motivasi kunjungan.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui selera dan minat pengunjung yang datang ke Banyumas. “Banyak faktor yang menyebabkan wisatawan berkunjung ke Banyumas, khususnya Baturraden yang masih menjadi destinasi utama. Entah faktor kejenuhan dengan objek wisata lain, faktor ekonomis dengan harga lebih murah atau faktor daya tarik,” kata dia.
Menurut pria berkacamata ini, khusus untuk Lokawisata Baturraden tiketnya memang relatif lebih murah dibandingkan destinasi yang lain, sehingga, kawasan yang hanya mengandalkan panorama alam pegunungan ini lebih disukai oleh wisatawan dari luar daerah utamanya dari pesisir pantai.
Selain itu, momentum libur sekolah yang lebih panjang tahun ini juga turut mendongkrak jumlah pengunjung. Menurut Chusmeru, Baturraden masih menjadi pilihan utama bagi keluarga yang ingin berlibur.
“Studi motivasi pengunjung ini juga bisa diarahkan untuk mengetahui selera konsumen, dalam hal ini wisatawan. Mereka cenderung menyukai jenis destinasi wisata yang seperti apa,” ujar dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed ini.
Dosen mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya ini mengatakan, Pemkab Banyumas juga perlu merancang kebijakan strategis untuk pemerataan kunjungan. Misalnya dengan mewujudkan kawasan Sentra Budaya Kota Lama Banyumas dan pengembangan obyek wisata lain di daerah selatan Banyumas.
“Jadi, tidak hanya Baturraden yang menjadi andalan. Kalau hanya mengandalkan panorama alam bisa jadi pengunjung akan merasa jenuh dengan Baturraden,” ujarnya.

Mainlah Pokemon Go di Tempat Tanpa Tingkat Kerahasiaan Tinggi

Menarik juga jika kita bahas fenomena Pokemon Go, ini jauh berbeda dengan fenomena arwana, anturium atau batu akik. Ada tingkat bahaya yang harus diwaspadai. Bukan sekedar bahaya kecelakaan para gamers dan orang di sekitarnya, tapi juga menyangkut stabilitas dan ketahanan nasional. Mengapa bisa begitu mari kita simak. Percakapan saya dengan seorang teman:

             A:  User tidak memfoto to, yg patut dicurigai justru krn memanfaatkan kamera untuk melihat dan                menangkap adanya pokemen, sistem secara otomatis melihat. Ini seperti spy cam jatuhnya
B:  rekam otomatis ?

A: Ya, menurutku kayanya gitu to. Di kantor kok ada landmark yg muncul di game ini. Tak telusuri di google blm ada yg upload landmark itu


Disposisi KASAL




Mainlah Pokemon Go di lokasi wisata dan RTH saja



Pokemon efek, sekedar renungan

Ini efek lain selain menyangkut keselamatan diri saat bermain game.
Quote:
Banyaknya orang yang keranjingan dengan permainan Pokemon Go menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara Timur Tengah dan juga China. Otoritas di Kuwait dan Uni Emirat Arab (UAE) memperingatkan tentang bahaya memainkan Pokemon Go.
Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (18/7/2016), Kementerian Dalam Negeri Kuwait memperingatkan agar gamer tidak berburu Pokemon di tempat sensitif. Sebut saja istana Emir Kuwait, masjid, fasilitas minyak, atau pangkalan militer.
“Bahaya di game ini adalah karena membuat user menjepret foto dengan smartphone yang mentransfer foto lokasi tersebut ke pihak ketiga,” ucap Suleiman al Fadh dari Kementerian Dalam Negeri Kuwait.
“Kementerian Dalam Negeri telah memberi informasi pada pihak sekuriti untuk menunjukkan toleransi nol pada siapapun yang mendekati lokasi terlarang ini, baik disengaja ataupun tidak,” tambah dia.
Sama seperti di Indonesia, gamer di Timur Tengah melakukan download Pokemon Go dari pihak ketiga karena belum resmi diluncurkan di sana. Namun otoritas telekomunikasi Uni Emirat Arab memperingatkan agar user menunggu peluncuran resmi saja.
“Kriminal bisa membuat software jahat yang menyamar menjadi aplikasi itu sebelum dirilis di toko aplikasi, menggunakan teknologi untuk merusak sistem operasi smartphone atau memata-matai penggunanya,” demikian pernyataan mereka.
Di Mesir, juru bicara kabinet mengatakan kalau otoritas menginvestigasi Pokemon Go dan berupaya meminimalisir dampak negatif game ini. Jika terlalu keranjingan, dikhawatirkan Pokemon Go akan merusak masa depan generasi muda.
Di China, bahkan sebagian pihak mencemaskan Pokemon Go bisa dimanfaatkan Amerika Serikat dan Jepang untuk mengeksplorasi lokasi rahasia China. Ada yang meyakini jika Nintendo meletakkan karakter populer Pokemon di area tertentu dan tak ada yang menangkapnya, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi itu penting bagi China.
“Kemudian, jika perang terjadi, Jepang dan Amerika Serikat bisa dengan mudahnya menargetkan misil mereka dan China akan dihancurkan,” sebut teori yang berkembang di media sosial setempat, Weibo.
Pemerintah China sendiri belum memberikan banyak komentar soal Pokemon Go. Namun sepertinya agak sulit bagi Nintendo dan Niantic meluncurkan Pokemon Go secara resmi di sana walaupun banyak yang menunggu. Salah satu sebabnya, toko aplikasi Play Store diblokir di China.
sumber http://inet.detik.com/

Oleh sebab itu , bagi kalian penggemar game ini, Mainlah Pokemon Go di Tempat Tanpa Tingkat Kerahasiaan Tinggi  misalnya jangan main di kantor, instalasi pemerintah dan objek vital lainnya. 


Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...