suaramerdeka.com
Daya tarik wisata di Banyumas dinilai telah memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan usaha perhotelan di Purwokerto. Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan terdapat beberapa kepentingan orang berkunjung ke Purwokerto, salah satunya terdapat daya tarik wisata dan aktivitas wisata.
’’Di Purwokerto sangat kondusif sehingga orang merasa nyaman berkunjung ke Purwokerto. Ketika pendatang merasa nyaman dan aman maka akomodasi akan meningkat,’’ katanya.
Hal tersebut juga terlihat dari angka kunjungan ke Objek Wisata Baturraden. Angka kunjungan ke objek wisata unggulan Banyumas tersebut setiap tahunnya sekitar 500 ribu orang. ’’Ini sebagai indikator dari angka pengunjung objek wisata saja. Padahal, tidak semua warga dari luar daerah berkunjung ke Purwokerto main ke Baturraden,’’kata dia.
Jatmiko mengemukakan selain daya tarik wisata, faktor lainnya yang membuat sektor usaha perhotelan berkembang yaitu pendidikan dan transaksi bisnis, serta secara infrastruktur memadai. Purwokerto dekat dengan semua tempat wisata yang berada di wilayah tetangga, seperti Purbalingga, Cilacap dan Dieng (Banjarnegara).
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyumas, Is Heru Permana menambahkan pertumbuhan usaha perhotelan yang paling tinggi di Banyumas adalah hotel nonbintang. Hotel nonbintang menyasar konsumen menengah ke bawah.
Harganya juga cenderung lebih murah dari pada hotel berbintang, sehingga hal ini menjadi daya tarik bagi konsumen. ’’Minat masyarakat yang cukup tinggi ini juga menjadi faktor pertumbuhan hotel non bintang,’’ ujarnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar