Pendirian bank sampah adalah salah satu tahap dalam mewujudkan program PKH yaitu bagian dar i tahapan green society , yaitu menumbuhkan masyarakat yang sadar lingkungan dan berpartisipasi aktif mewujudkan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat termasuk pengelolaan sampah.
Salah satunya, Pendirian bank sampah Desa Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang kabupaten Banyumas adalah langkah progresif dan penting terkait dengan rencana program pemkab Banyumas mewujudkan green city atau program kota hijau yang tak hanya terpusat di Purwokerto saja tapi juga direaliasikan di pedesaan. sebagai desa terluas dah berpenduduk terbesar di kecamatan Jatilawang tentu berdampak sebagai salah dari penghasil sampah di wilayah kerja DCKTR UPT Ajibarang.
Desa lain juga sudah mulai menerapkan Bank Sampah sebagai bagian program kerja.
suaramerdeka.com
Margasana dan Tiparkidul Lirik Bank Sampah(SM-8-12-2016) Menghadapi permasalahan lingkungan yang makin kompleks saat ini, Pemerintah Desa Margasana Kecamatan Jatilawang dan Pemerintah Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang mulai menggagas pendirian bank sampah. Bank sampah dinilai bisa menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di tengah masyarakat yang semakin berkembang.Sekretaris Desa Margasana, Tohidin mengatakan dari pengamatannya di lapangan, dengan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat maka berbanding lurus dengan pola konsumsi di masyarakat. Akibatnya produksi sampah pun meningkat di tingkatan rumah tangga. Padahal dengan pengelolaan yang minim dan mengandalkan pihak pemerintah, sampah bisa menjadi masalah di kemudian hari. “Jadi dengan melihat seberapa besar sampah, maka kita bisa lihat seberapa besar pengeluaran keluarga. Jika semakin banyak sampah, maka bisa dikatakan pola konsumsi warga semakin meningkat. Ini bisa menjadi masalah, sekaligus peluang untuk hal lainnya,” katanya. Dikatakan Tohidin, saat ini sampah masih menjadi masalah artinya sampah harus dibuang dan telah menjadi hal yang tidak berguna. Padahal dengan pengalaman di berbagai daerah dan tempat lain, sampah baik organik maupun nonorganik bisa dikelola untuk menjadi barang yang bernilai ekonomi dan nilai guna. Makanya manajemen pengelolaan bank sampah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah yang ada di wilayah desa dekat perbatasan Rawalo tersebut. “Selama ini sampah itu dibuang dan diangkut petugas kebersihan pemerintah dengan membayar retribusi tertentu. Kami berharap gagasan dan wacana bank sampah ke depan bisa direalisasikan, sehingga pengelolaan sampah ini bisa dilaksanakan oleh masyarakat dan mempunyai nilai guna dan ekonomi tersendiri,” jelasnya. Dukungan Warga Senada, Kepala Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang, Riyanto mengatakan setelah berhasil meraih juara I Lomba Kebersihan Ketertiban dan Keamanan tingkat Kabupaten Banyumas akhir Agustus lalu, pihaknya kini menggagas berdirinya bank sampah. Diharapkan bank sampah ini bisa menjadi wadah tindak lanjut dari proses pemilihan dan pemilahan sampah yang telah dilaksanakan oleh warga di sejumlah RW. “Kami berharap masyarakat dan pemerintah desa, bisa menjadi bagian dari solusi penanganan permasalahan sampah yang selama ini terjadi di wilayah perkotaan dan pedesaan. Apalagi wilayah Desa Tiparkidul telah menjadi bagian perkembangan desa kawasan industri di wilayah Ajibarang,” katanya. Terkait hal itulah, dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kata Riyanto, pihaknya berharap ada dukungan, bimbingan dan pembinaan dari dinas terkait untuk ke depan bisa merangkul masyarakat merealisasikan bank sampah tersebut. Bank sampah yang digagas untuk masyarakat ini dinilai bisa efektif karena di lingkungan masyarakat sendiri sekarang banyak pengumpul barang-barang rongsok. Dengan adanya pengusaha barang rongsokan tersebut, diharapkan berbagai sampah plastik ataupun logam yang layak dapat dijual. Sementara untuk sampah organik bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai pupuk organik untuk kesuburan tanaman yang ditanam warga di pekarangan. Kepala Unit Kebersihan dan Pertamanan Ajibarang, Catur Hari Susilo mengatakan permasalahan sampah merupakan permasalahan bersama. Untuk itulah penangangan sampah adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.
Kampanye ‘Bersahabat dengan Sampah’terus dilaksanakan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan sampah hingga wilayah pedesaan. Selain kampanye perubahan paradigma masyarakat memandang sampah, Pramuka Peduli Kwartir Ranting Lumbir juga sedang menggagas keberadaan bank sampah di Kecamatan Lumbir.
Pengurus Pramuka Peduli Kwarran Lumbir, Sakirun mengatakan perwujudan gagasan tentang bank sampah ini terus digencarkan, apalagi pihaknya bersama Pemerintah Desa Kedunggede juga baru saja mendapatkan bantuan berupa kendaran roda tiga untuk sarana pengangkut sampah. Diharapkan melalui bank sampah inilah, permasalahan sampah di wilayah Lumbir bertahap dapat ditangani masyarakat secara bersama-sama.
“Sesuai dengan UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, kamipun berusaha untuk memandang sampah dari perspektif berbeda. ‘Bersahabat dengan Sampah’dan menjadikan sampah menjadi hal yang punya nilai guna dan ekonomi adalah paradigma baru yang harus diwujudkan bersama-sama,” katanya.
Perubahan paradigma terhadap sampah ini harus pula didorong dengan aksi nyata berupa pemilihan sampah organik dan non organik. Keberadaan bank sampah diharapkan dapat menjadi salah satu muara penyelesaian permasalahan sampah yang ada di lingkungan pedesaan. Apalagi selama ini permasalahan sampah juga terjadi di wilayah pedesaan.
Kebersamaan Warga
“Tidak hanya faktor ekonomi saja, melalui pengelolaan sampah bersama-sama inilah, diharapkan kerukunan dan kebersamaan warga akan semakin kuat. Kami berharap agar persoalan ini dan aksi ini bisa didukung berbagai pihak,” katanya yang mulai melaksanakan koordinasi dengan desa, kepala sekolah dan instansi terkait.
Kepala Desa Kedunggede, Rasdan HS juga mengucapkan terima kasih kepada anggota DPR RI Komisi 7, Dito Ganinduto bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup yang telah memfasilitasi pemberian sarana kendaran roda tiga untuk penanganan sampah.
Ia juga berharap agar pendampingan terhadap masyarkat dalam pengelolaan sampah dapat dilaksanakan terus oleh pemerintah ataupun pihak lainnya. “Sebagai warga kami butuh bimibingan dan pendampingan dalam pengembangan bank sampah. Kami berharap upaya untuk mewujudkan infrastruktur hijau, menuju Indonesia bersih dari sampah 2020 dapat diwujudkan bertahap mulai dari sekarang ini,” katanya.
Kasi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Lumbir, Sugiyanto juga berharap seluruh masyarakat, pemerintah desa dan juga jajaran pendidikan dapat bersinergi bersama untuk menjadi kader pengelola sampah di lingkunga masing-masing.
Dengan sinergi inilah diharapkan permasalahan sampah dapat teratasi mulai dari wilayah pedesaan. “Ini menjadi bagian dari penanganan permasalahan sampah dari pinggiran,” katanya.
Info lain..
Pemdes Tiparkidul Gagas Pendirian Bank Sampah
Pemerintah Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang yang sepekan lalu menerima penghargaan sebagai Juara I Lomba Kebersihan Ketertiban dan Keamanan tingkat Kabupaten Banyumas kini menggagas berdirinya bank sampah sebagai bagian pengelolaan di lingkungannya.
Kepala Desa Tiparkidul, Riyanto mengatakan gagasan tentang bank sampah ini sebagai tindak lanjut dari proses pemilihan dan pemilahan sampah yang telah dilaksanakan oleh warga di sejumlah RW.
Pemerintah Desa berharap agar wilayahnya menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah yang selama ini terjadi di perkotaan dan pedesaan. Apalagi Desa Tiparkidul telah menjadi bagian perkembangan desa kawasan industri di wilayah Ajibarang.
“Ke depan dengan bank sampah ini diharapkan dapat turut meringankan beban pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah. Dengan bank sampah diharapkan sampah yang dibuang ke TPA dapat terkurangi,” jelasnya.
Menurut Riyanto, bank sampah yang digagas ini dinilai bisa efektif karena di lingkungan masyarakat sendiri sekarang ini banyak pengumpul barang-barang rongsok. Dengan adanya pengusaha barang rongsokan tersebut, diharapkan berbagai sampah plastik ataupun logam yang layak dapat dijual.
Sementara untuk sampah organik bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai pupuk organik untuk kesuburan tanaman. “Sebagaimana imbauan dari pemerintah, sampah hendaknya bisa dikelola dengan dimanfaatkan untuk pupuk organik, dijual langsung ataupun didaur ulang sehingga bisa mempunyai nilai tambah ekonomi,” katanya.
Giatkan Swadaya
Sebagai peserta wakil dari Kecamatan Ajibarang dalam lomba K3 Kabupaten Banyumas, Tiparkidul beberapa waktu lalu, masyarakat Desa Tiparkidul yang terdampak pabrik Semen Bima berusaha menggiatkan swadaya baik tenaga, pikiran dan dana untuk kemajuan lingkungan masing-masing.
Selain menggiatkan kebersihan, warga juga terus menggiatkan kegiatan penciptaan ketertiban dan keamanan masyarakat melalui ronda. Selain itu, juga diadakan pemanfaatan lahan kosong pekarangan rumah warga untuk tempat apotek hidup sekaligus tanaman pangan sederhana.
Camat Ajibarang, Alex Teguh Wibawa mengapresiasi kemenangan Tiparkidul sebagai wakil Ajibarang dalam lomba K3 tingkat Kabupaten Banyumas tersebut. Ia berharap kemenangan ini menjadi motivasi dan inspirasi warga desa untuk semakin meningkatkan K3 di lingkungannya.
“Jadi setelah lomba ini, kegiatan K3 ini akan semakin semangat sehingga semakin bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya. Direktur Semen Bima, Joseph Karkam yang turut menyaksikan pemberian penghargaan lomba K3 untuk Tiparkidul oleh Bupati Banyumas juga terus mendorong agar perusahaan semakin ramah lingkungan.
Apalagi Tiparkidul merupakan bagian dari salah satu dari enam desa terdampak Semen Bima. Kepala Unit Kebersihan dan Pertamanan Ajibarang, Catur Hari Susilo mengatakan permasalahan sampah merupakan permasalahan bersama.
Untuk itulah penanganan sampah adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. “Makanya kami sangat mengharapkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA dapat terkurangi,” jelasnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar