Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Kamis, 14 Januari 2021

Kota Baru Wangon , Sebaiknya Berkonsep Hijau dan Memiliki Ciri Khas / Branding yang Kuat .

 


Wangon adalah salah satu kecamatan di jalur lintas Kabupaten Banyumas. Dalam sebuah sidang paripurna   saat membahas pemekaran daerah kabupaten Banyumas , terpilih menjadi ibukota Kabupaten Bnayumas Barat.  Maka ke depan penataan kota harus benar-benar dibnagun dari awal, mengingat Wangon belum memiliki pondasi sebagai pusat pemerintahan. Kartena pada masa kolonial hanya bagian dari kawedanan Jatilawang, padaa saat itu yang sudah dirancanag menjadi kota adalah Jatilawang, sedangkan Wangon tumbuh secara alami karen alokasinya strategis maka perkembangan cukup pesat dalam transportasi dan perdagangan. Namun untuk dijadikan pusat pemerintahan sangat perlu untuk dibnagun pusat kota baru, yaitu diluar pusat kertamaian saat ini. Biarlah pusat keramaian sekarang berkembang di sektor perdagangan dan jasa.

 

Namun sebelum memutuskan untuk membangun kota baru, sebaiknya mempertimbangkan berbagai hal.

1.       Kota baru dibangun tentunya dengan mengorbankan lahan pertanian, maka kota yang dibangun harus bisa menjaga keseimbangan lingkungan , dan sebisa mungkin tetap menghasilkan produk pangan .

2.       Kota baru yang dibangun harus bisa mengatasi persoalan transportasi, kemudahan akses dari berbagai tujuan dan tak terganggu saat arus mudik/balik.

3.       Pentingnya branding, ciri khas kota yang membedakan dengan kota lain, akan menumbuhkan imej yang kuat yang pada gilirannya mengundang wisatawan atau pengunjung atau investor untuk berwisata, istirahat, bertranskasi dan berinvestasi .

 

Poin satu sampai dua sudah pernah say aulas dalam tulisan saya yang lain , dan kali ini saya akan focus ke poin ketiga, branding bentuk kota .

Mengingat du apoin lainnya, untuk menumbuhkan branding kota Wangon bisa diawali dengan membnagun konsep kota yang berbeda dari lainnya. Yang pada saat bersamaan tetep memelihara keseimbangan alam dan lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian / lahan hijau .

Maka kota berkonsep Kota Hijau ini sangat penting. Bayangkan sebuah pusat kota yang dikelilingi perkebunan hijau yang lebat, udara segar tapi memiliki suasana yang berbeda dengan kota lain yang ada. Jadi kota baru ini dibangun dikelilingi hutan kota disekelilingnya. Memiliki sabuk hijau . Vegetasi tumbuhan apa yang cocok ? ini hanya pemikiran dan ide saya semata , untuk menciptakan imej yang kuat sekaligus memberikan hasil lain yaitu produk yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga. Ada 3 tanaman yang bisa dicoba ditanam sebanyak-banyaknya, atau dominan yaitu Aren ditanam di sekeliling kota , jambe atau pinang di ruas jalan kota . Serta aneka jenis pohon kelapa untuk taman kota . Saya yakin akan menjadi ciri khas suatu saat nanti dengan hasil sampingan yang bisa mensejahterakan masyarakat.

Bagiman adnegan bunga dan aneka pepohonan peneduh lainnya ? tetap ditanam juga meski jumlahnya tak terlalu besar , mungkin sekitar 30 % kota baru ini bisa ditanam pepohonan lainnya seperti mahoni, asam, kalpataru , berbagai tumbuhan bunga seperti tabebuia dan lainnya , sehingga kota tetap terlihat semarak , namun tak kehilangan ciri khas. Nanti saya akan membahas 3 tanaman utama sebagai back ground kota yaitu pinang, aren dan kelapa .

Tanaman pinang, aren dan kelapa memiliki manfaat banyak bagi kehidupan kita. Sudah sejak lama memiliki aneka fungsi pada setiap bagian tanamannya yang bernilai jual dan bernilai ekonomi tinggi mulai dari akar, batang,  dau, daun muda, bunga dan buah. Ketiganya masuk jenis Palmae , atau keluarga palm. Mengapa saya tak memilih palm? Karena hanya sebagai hiasan saja, atau sekedar mneghasilkan efek hijau semata, tak bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomis. Kenapa bukan Kurma ? Kurma bukan tanaman asli daerah tropis , sehingga lebih baik vegetasi alamiah yang sesuai kondisi negara kita . Palm, Pinang dan kelapa dalam jumlah banyak jika dimanfaatkan secara maksimal juga bisa meningkatkan kesejahteraan warga. Misalnya lahan di kota Baru adalah milik pemerintah daerah, pemeliharaan tanaman-tanaman ini dikoordinasi oleh dinas terkait dengan memberdayakan penduduk , memanen hasilnya , mengolah dan memasarkan . Akar tanaman untuk obat, sabut aren untuk perkakas, bunga aren dan kelapa untu bahan gula merah dan sebagainya. Perlu terobosan besar , misalnya terkiat berita banyaknya kecelekaan penderes nira , maka bisa difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan menyediakan mobil yang dilengkapi tangga dan memebatu proses memanen kelapa atau menyadap nira . Saya yakin pengelolaan tanaman budidaya seperti ini akan berdampak positif baik bagi pemasukan daerah dan peningkatan ekonomi warga yang terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dengan aktivitas pemanfaatan tanaman di hutan kota ini.

 

Lokasi pusat kota baru dimana ya ?

Simak gambar berikut ini.

 


 

 

 

Mempertimbangakan point satu dan dua pada awal tulisan ini , adalah pemusatan area pusat perkantoran dan pusat keramaian kota baru dalam satu area Kawasan . Hal ini bisa meminimalisir dampak akibat kepadatan lalu linta sjalur selatan jawa dan seklaigus memuliki akses yang cukup mudah dari berbagai arah.  Jika mmebuat pusat kota bar uke arah utara ( Jambu/ Cikakak  dan sekitarnya ) diminan perbukitan, semkain ke utara semakin tinggi dan cenderung berkembangn menjadi daerah penopang kegiatan industri. Pemusatan kea rah selatan seperti Pengadegan, Rawaheng juga kurang cocok karena cenderung belum berkembang merata baik secra keramaian maupun karen ajauh dari fasilitas publik ( terminal, pasar, akses Pendidikan). 

Maka perluasan kota baru Wangon akan berkembang kearah timur, mungkin suatu saat nanti nyambung sampai Jatilawang .

 

 


Tapi, itu mungkin butuh proses yang cukup lama, untuk saat ini atau dalam jangka pendek, perluasan bisa sampai Desa Tinggarjaya sisi barat atau dikenal dengan grumbul Kutawinangun. Dan ini yang cukup menarik, mengapa sebuah desa memiliki arti kota yang terbangun atau kota yang dibangun? ( arti kata Kutawinangun) , seperti ulasan pada gambar pertama di atas , tanya jawab saya dengan warga lokal penduduk Tinggarjaya , bahw ahal-hal diatas yaitu peluang perluasan kota Wangon hingga desa Tinggarjaya bukanlah hal yang mustahil. Dalam hal ini tak mempengaruhi administrasi pemerintahan desa setempat, tapi sebatas fungsi aera untu pelayanan publik saja , seperti pusat olah raga dan sebagainya.

Mengingat judul dari tulisan ini : Kota Baru Wangon , Sebaiknya Berkonsep Hijau dan Memiliki Ciri Khas /  Brand yang kuat , mungkin, bisa saja nantinya Wangon dikenal sebagai Kota Hijau, Kota Kelapa , Kota Aren, Kota Pinang . Bentuk fisik dari kota ini mudah kenal orang, memiliki imej yang kuat  dan memiliki daya Tarik tersendiri. Namun, area sawah dipinggiran kota diluar Kota baru ini harus dipertahankan dan dilindungi, karena yang dibangun adalah sebatas zona kuning atau pun bagian dari area kota baru. Maka kedepan pembangun pusat permukiman sebaiknya mengutamakan pembnaguna secara vertikal atau hunian vertikal, seperti rumah susun misalnya . 

Tulisan ini hanyalah ide saya ,  tulisan ini mengajak kita berpikir akan seperti apa kedepannya , khususnya terkait topik Kota Wangon di masa depan.


 

 

Senin, 20 Agustus 2018

Info Terbaru Usulan Jalan Tol Pejagan Wangon

Diusulkan Jalan Tol Tembus Banyumas Barat

 02 MAR 2018 :
Pemkab Banyumas tengah berupaya agar rencana pembangunan jalan tol Pejagan-Brebes bisa tembus sampai ke wilayah Banyumas bagian barat. Hal tersebut dianggap penting, untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi angkutan barang bermuatan berat di jalur selatan.


Kepala Bagian Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang Pemkab Banyumas, Dedy Nurhasan mengatakan, saat ini pihaknya tengah berusaha mensinkronkan rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan jalur pantura dengan jalur selatan. Jalan tol ini nantinya akan menghubungkan tol Pejagan-Brebes dengan rancangan tol Bandung-Yogyakarta melalui Cilacap.



?Kita berupaya agar pembangunan jalan tol ini nantinya bisa masuk ke Banyumas bagian barat dan sekarang sudah masuk tahap penyiapan tata ruang wilayah, termasuk revisi Perda RTRW,? terangnya, Jumat (2/3).



Dedy menjelaskan, Banyumas mengusulkan agar tol Pejagan bisa tembus ke wilayah Pekuncen-Ajibarang. Setelah itu tersambung ke rencana pembangunan tol Bandung-Yogyakarta, melalui Cilacap. Menurut Dedy, Pemkab Cilacap juga sudah mengusulkan hal yang sama.



Rancangan dari konsultan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), tol Pejagan-Brebes tembus ke Cilacap, melalui wilayah Cilacap bagian barat. Namun, mengingat wilayah Banyumas cukup strategis, maka diusulkan agar bisa mengarah juga ke Banyumas bagian barat.



Revisi Perda



Sementara itu, terkait revisi perda RTRW, sudah dilakukan pengkajian sejak tahun lalu. Rencana peninjauan kembali (PK), sudah di setujui bupati, karena dinilai banyak hal yang harus disesuaikan dan diselaraskan dengan kondisi terkini. Setelah kajian Pk selesai, kata Dedy, akan dimintakan persetujuan gubernur dan baru dimasukan ke DPRD.



?Kita berharap, raperda bisa diusulkan dan masuk dalam pembahasan DPRD pada masa sidang ketiga tahun 2018 ini, yaitu sekitar bulan Agustus-Oktober,? kata Dedy.
http://www.wawasan.co/home/detail/2865/Diusulkan-Jalan-Tol-Tembus-Banyumas-Barat

Bupati usulkan rencana Tol Pejagan-Wangon segera ditenderkan

 24 Januari 2018
Bupati Banyumas Achmad Husein mengusulkan pembangunan jalan tol dari Pejagan, Kabupaten Brebes, menuju Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, segera ditenderkan sehingga proyek tersebut dapat secepatnya terealisasi.


"Bahkan, usulan tersebut telah saya sampaikan ke pemerintah sejak empat tahun lalu, tapi sudah masuk, sekarang sedang mencari investornya karena tidak dibiayai APBN," katanya di Purwokerto, Banyumas, Rabu.



Ia mengatakan kehadiran jalan tol Pejagan-Wangon sangat dibutuhkan karena kondisi ruas jalan Ajibarang-Brebes sudah tidak mampu menampung volume kendaraan yang cukup tinggi.



Dalam hal ini, kata dia, hampir setiap sore hari terjadi kemacetan di ruas jalan penghubung jalur selatan dan jalur tengah dengan jalur pantai utara Jateng tersebut.



"Dari sini (Purwokerto) ke Pejagan tiga jam. Kalau ada jalan tol kan cuma satu jam, sehingga bisa menghemat dua jam," katanya.
https://jateng.antaranews.com/berita/188378/bupati-usulkan-rencana-tol-pejagan-wangon-segera-ditenderkan

Senin, 06 Agustus 2018

Menerka masa Depan Kabupaten Banyumas

Beberapa bulan lalu, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah yang ikut serta dalam Pilkada Serempak, Bukan hanya memilih calon Gubernur / Wagub tetapi juga Cabup dan Cawabup. 
Saya sebagai masyarakat Banyumas terlepas dari berbagai kepentingan terkait pilkada ini, saya hanya  berharap siapapun yang terpilih , harus membuat kebijakan yang meletakan dasar-dasar pembangunan  yang bisa menjadi tumpuan bagaimana Kabupaten Banyumas berkembang sebagaimana mestinya sebagai kabupaten yang terus berkembang baik secara pertumbuhan ekonomi maupuan kesejahteraan masyarakatnya terutama. Nah, untuk mewujudkan itu dibutuhkan pembangunan infrastruktur secara real yang sesuai karakter wilayah setiap kecamatan atau eks Kawedanan , potensi apa saja yang patut dan layak dikembangkan, yang sudah tercantum atau belum dalam RTRW .
Berkembangnya arus informasi, dan pertumbuhan yang cepat dengan dibangunnya TOL Transjawa terutama dari sisi Pantura dan Double Track pasti akan berpengaruh bagi Banyumas. Pemda Kabupaten Banyumas harus sadar akan peluang sekaligus ancaman dari perubahan lingkungan yang cepat ini, karena jika tidak sipa hanya akan menjadi penonton atau korban tanpa bisa memanfaatkan momentum, potensi apa saja yang dimilikinya yangs eharusnya bisa menopang kesejahteraan warganya. 
Dengan mudahnya aksea dari Pantura melalui TOL, bukankah membuka akses baru bagi daerah di sekitar Purbalingga langsung dari pantura? Atau akses baru melau pantai selatan juga berpotensi mengurangi arus kendaraan yang tadinya melewati wilayah Banyumas, memang satu sisi sangat menguntungkan karena mengurangi kemacetan, akan tetapi sisi lainnya adalah berkurangnya transaksi bagi daerah yang tadinya merupakan daerah lintas. Transaksi jual beli produk, kuliner, penginapan dan sebagainya bisa menurunkan perekonomian setempat.
Ada banyak cara bagimana Banyumas bisa bertahan. misalnya meningkatkan daya saing agar tetap menarik bagi pengunjung apakah dengan membangun pusat hiburan, destinasi wisata, pusat kesehatan, pendidikan perdagangan atau lainnya.
Bisa juga memanfaatkan sumber lain sebagai potensi baru, misalmya membuat kawasan industri di daerah tertentu yang sesuai RTRW karena cepatnya arus transportasi dengan kehadiran TOL dan Double Track menjadi salah satu momentum bagaimana sebuah daerah juga bisa berkembang menjadi pusat transportasi barang  . 

Rabu, 16 Mei 2018

Agroedukasi Ajarkan Budidaya Tanaman di Pekarangan di Banyumas


SEBAGIAN masyarakat telah memanfaatkan pekarangan namun demikian, masih ada juga yang belum memanfaatkan pekarangan yang dimilikinya. Potensi pekarangan pada dasarnya sangat besar, karena dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga baik dari segi finansial maupun estetika.
Tingkat pemanfaatan pekarangan di sekitar rumah yang sangat rendah dikarenakan ketidak pedulian masyarakat akan lingkungan tempat tinggalnya.îItu karena ketidak tahuan dan ketidak mengertian akan manfaat pekarangan,îkata Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banyumas Rahayu Widiastuti, saat mengikuti pelatihan budidaya tanaman buah dan sayur di pekarangan bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Unsoed, belum lama ini.
Dikatakan, guna menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk dapat memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar rumah maupun lingkungan yang ada, maka Dharma Wanita menggandeng Fakultas Pertanian.îKami ingin belajar banyak dari para pakarnya langsung,îujarnya.
Di laboratorium exfarm anggota Dharma Wanita setelah mengikuti pelatihan melihat kreasi model-model teknologi budidaya sayur dan buah yang dapat diterapkan di pekarangan rumah masingmasing.
Dia berharap anggotanya yang telah diberi bibit sayuran dan buah-buahan benar-benar ditanam dan dipelihara hingga panen dan dapat memberi manfaat bagi peningkatan kecukupan gizi keluarga.
Dekan Fakultas Pertanian Unsoed Dr Ir Anisur Rosyad MS berharap kedepan setelah diadakanya kegiatan ini akan berlanjut dengan kerjasama yang akan membawa manfaat bersama. Kegiatan pelatihan ini terbagi dengan beberapa kegiatan yaitu pemberian materi, diskusi, dan praktik lansung di exfarm.
Pakar pertanian yang memberikan materi yaitu Prof Dr Rifda Naufalin SP Msi menjelaskan nutrisi sayuran dan buahbuahan, Etik Wukir Tini SPMP (buah dalam pot untuk mendukung gizi keluarga) dan Dyah Susanti SPMP(kreasi budidaya sayur di lahan pekarangan untuk mendukung gizi keluarga.
Dalam Pratik lapang para perserta sangat antusias mengikuti kegiatan penanaman, perawatan dan pemanenan tanaman yang terbagi menjadi tiga kelompok untuk mengunjungi tiga pos pelatihan.
Di pos pertama praktik penanaman oleh Ketua Exfarm Ir M Nazarudi BSc, di sini para peserta diberi penjelasan tentang berbagai unsur yang dibutuhkan sebagai media tanam. Menurut Nazarudi media tanam yang bagus menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro bagi tanaman.
Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam. Pos kedua dan ketiga oleh Ir Teguh Widiatmoko MPpara peserta di beri penjelasan tentang jenis jenis pupuk dengan berbagai fungsinya masing ñ masing serta dilanjutkan dengan memanen sayur pakcoy.
Selain penggunaan media tanah dalam pot dan teknik vertikultur dalam menyiasati lahan yang sempit, dikenalkan pula teknik hidroponik sederhana dan aquaponik sebagai komponen urban farming. Dyah Susanti mengatakan, kreasi teknologi budidaya sayur dan buah di lahan pekarangan merupakan life skill yang penting dimiliki oleh ibu-ibu sebagai pengelola tata laksana rumah tangga.
Ini penting dalam mendukung kecukupan gizi keluarga, wahana edukasi, dan pengelolaan keuangan keluarga menuju lebih sejahtera. Setelah mengikuti pelatihan, para peserta mendapat hadiah bibit tanaman papaya, sayuran, dan nursery untuk praktik dirumah mereka masing masing.
ìKami menyediakan berbagai bibit sayuran, pupuk untuk perawatan tanaman dan berbagai hasil penelitian lain yang dapat digunakan untuk mendukung budidaya tanaman sayur di pekarangan rumah,îujarnya. 
sumber Suar Merdeka

Pemkab Banyumas Fasilitasi Kawasan Industri Kecil

Industri bersekala kecil menengah berpotensi dikembangkan di wilayah Kabupaten Banyumas, karena selama ini sebagian sudah berdiri dan berkembang dengan baik. Namun untuk daya dukung , seperti penyiapan kawasan industri kecil menengah (IKM) masih menunggu hasil akhir pengusulan raperda ke DPRD.
”Karena pertumbuhan industri kecil menengah yang semakin berkembang di Banyumas, sehingga perlu disiapkan regulasi yang sejalan untuk mendukung dan menfasilitasi hal itu. Di antaranya harus disiapkan payung hukum berupa perda yang terkait,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Banyumas, Yunianto, Senin (14/5).
Saat ini, kata dia, usulan Raperda Pembangunan Kawasan IKM dan naskah akademik yang sudah disusun tim ahli, sudah dibahas di DPRD Banyumas. Pihaknya tinggal menunggu hasil akhir pembahasan raperdanya. ”Kami memperkirakan ke depan, industri akan tumbuh di Banyumas.
Kecenderunganya kalau di Banyumas ini lebih ke Industri Kecil Menengah (IKM),” nilainya. Menurutnya, raperda tersebut merupakan bagian dari turunan Rencana Pembanguan Industri Nasional (RPIN) dan Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP).
Selain itu, lanjut dia, ini sesuai Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Kota (RPIK). Industri besar, katanya, tidak menjadi pririotas pertumbuhan meskipun didorong tetap tumbuh, sebab kata dia, Industri Kecil Menengah di Banyumas lebih potensial. ”Jadi kami berusaha memfasilitasi terus menerus Industri Kecil Menengah. Dalam Raperda ini kami juga mendorong pembahasan lebih lanjut terkait wilayak peruntukan industri, ” ujar dia.
Dia mengatakan, khusus untuk home industri tidak masuk dalam kawasan terssendiri yang bakal disiapkan. Namun keberadaannya dibebaskan karena bisa tumbuh dimana saja. Perhatian tertuju pada Industri Menengah, seperti industri olahan kayu dan batik. Industri menengah perlu diperjelas peruntukan wilayahnya.”Semisal untuk industri olahan kayu, ajibarang atau dimana nanti yang memang sesuai. Begitupula industri batik, contohnya di Sokaraja. Industri tempe di Pliken dan Tahu di Kalisari, ” kata dia.
Anggota Komisi C DPRD Banyumas, Rachmat Imanda menilai, usulan tersebut sudah masuk ke DPRD. Raperda tersebut, juga sudah ditindaklanjuti dengan studi banding ke sejumlah daerah seperti Gresik Jawa Timur dan Karawang Jawa Barat. ”Ini sudah dibahas, namun nasibnya mau dilanjutkan pembahasan dan persetujuannya, menunggu dulu pengisian pejabat bupati Banyumas,” kata wakil rakyat dari Gerindra itu. 
sumber Suara Merdeka

Selasa, 15 Mei 2018

Pratistha Harsa Makin Ramai Tiap Malam


Pasar Pratistha Harsa yang ada di Pereng, Purwokerto semakin ramai menjelang Bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari. Bahkan, Ketua Paguyuban Pusat Kuliner Pratistha Harsa, Teguh Raharjo juga mengakui keramaian sudah terasa sejak sebulan menjelang Ramadan. Terutama saat malam hari. Karenanya, dia berharap sebagai bentuk penunjang memberikan kenyamanan pengunjung, pihak pengelola termasuk Dinperindag menginginkan adanya hiburan di lokasi. Pihak Paguyuban, sebutnya, merasa terkendala untuk sponsor kegiatan. 

ANTRE : Masyarakat saat berbelanja di pusat kuliner Pasar Pratistha Harsa. Jelang Ramadan, Pasar ini menjajakan beragam menu saat buka puasa. 

 “Meskipun ada simpanan kas dari pedagang, tetapi tetap tidak mencukupi. Kalau diperhatikan, 80 persen pengunjung yang beli di sini pasti dibawa pulang, karena memang tidak ada tujuan lain,” tuturnya. Jika ada kegiatan seperti lomba mewarnai, menggambar, atau lomba lainnya, diharapkan dapat merubah image pusat kuliner Pratistha Harsa yang hanya melayani pembeli mulai sore hari. Padahal sejak pagi sudah ada pedagang yang siap. “Saya heran, di sini pusat kota dekat dengan pusat pemerintahan daerah, banyak toko dan kantor tapi kalau pagi sampai siang pasti sepi,” ujarnya. 

Di samping itu, Teguh pun mengharapkan ada pembenahan tatanan parkir. Sebab selama ini permasalahan yang muncul juga berupa tempat parkir yang ada di depan Gedung Pusat Kuliner Pratistha Harsa. Menurutnya, untuk parkir motor bisa masuk di sisi utara gedung agar tidak mengganggu lalu lintas jalan di depan gedung dan parkir mobil bisa lebih leluasa. Dikatakan dia, meski pengeloaan parkir dilakukan oleh karang taruna setempat, tetapi pihaknya ingin ada bantuan dari pemerintah daerah untuk menyediakan tempat parkir yang nyaman. 

Sementara itu, beragam kegiatan yang telah dilakukan menjelang ramadan kemarin diantaranya bersama karang taruna melakukan kerja bakti dan mengecat tembok gedung kuliner Pratistha Harsa. Yang belum dilakukan, kata dia, adalah adanya pembenahan di beberapa sudut. Namun, hingga saat ini belum ada pejanjian baru, antara paguyuban dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas. “Masih banyak kebutuhan yang diinginkan pauguyuban, tapi kami cukup tahu diri karena di sini hanya sebagai penyewa,” katanya

Sumber: Radarbanyumas.co.id

Senin, 14 Mei 2018

Kota Lama Banyumas Terus Berbenah

Alun-alun Banyumas yang masuk dalam situs kota lama Banyumas terus dibenahi. Hal itu menjadi bagian dari upaya Banyumas bersolek. Pasalnya komplek Kecamatan Banyumas menjadi kota kedua setelah Purwokerto yang akan terus dikembangkan oleh pemerintah kabupaten Banyumas. Anggota DPR RI H Khotibul Umam Wiranu, legislator asal Banyumas itu menilai sangat wajar jika kota kecamatan yang pernah menjadi Ibu Kota Kabupaten Banyumas sebelum dipindahkan ke Purwokerto diperhatikan. “Hal itu sudah ditunggu lama, sehingga sudah semestinya kota-kota kecamatan yang mempunyai potensi harus didukung supaya dapat bersaing dengan kota lainnya,” kata dia. Apalagi Kecamatan Banyumas mempunyai situs sejarah yang penting tentang Kabupaten Banyumas. 


RAMAI : Suasana Alun-alun Banyumas sejak beberapa tahun terakhir semakin ramai pengunjung.  



Gus Umam sapaan akrabnya menambahkan, Banyumas mempunyai posisi yang strategis diporos Banyumas – Cilacap dan Banjarnegara. Setidaknya Kroya-Banyumas dan Klampok di tiga kabupaten tersebut dapat tumbuh bersama-sama. “Kroya sebentar lagi menjadi kota yang strategis karena dihubungkan oleh jalur ganda kereta api,” bebernya. Warga di Banyumas pasti akan tersedot ke selatan. Sehingga kalau Banyumas tidak mampu menngembangkan potensi yang dimiliki maka akan kehilangan banyak sumber pendapatan. Hal itu tentu merugikan bagi warga Banyumas. 

“Karena itu kalau dapat mengembangkan bersama-sama maka Banyumas akan menjadi kota tujuan bukan sekedar singgah atau bahkan hanya dilintasi,” tandasnya. Sementara itu Teguh (50) salah seorang pengemudi becak yang biasa magkal di depan Alun-alun Banyumas mengakui kalau Kecamatan Banyumas lima tahun terakhir berkembang sangat pesat. Berbagai pembangunan dilakukan di sekitar Alun-alun Banyumas. “Sekarang kalau malam hari atau hari libur sudah banyak warga yang datang untuk sekadar duduk-duduk di Alun-alun. Ya sudah mirip Purwokerto,” kata dia. 


Sumber: Radarbanyumas.co.id

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...