Perahu Hias di Festival Serayu Baru Sekedar Event
Tujuh Kali Digelar, Tujuan Belum Tercapai
PURWOKERTO-Festival Serayu di Kabupaten Banyumas sejatinya bertujuan untuk membuat destinasi wisata di lokasi tersebut. Terutama dalam pengembangan dermaga wisata sebagai roh pengembangan wisata selanjutnya. Namun, keinginan mengembangkan dermaga wisata tampak jauh belum tercapai. Faktor utamanya karena terkendala perizinan pembangunan dermaga dari pemerintah pusat. Kemarin (30/7), memang nampak puluhan perahu hias berlayar dari salah satu dermaga di Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja menuju ke Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo.
Semangat terlihat jelas dari berbagai hiasan perahu yang berlayar dari para peserta. Mereka yang ada di perahu pun selalu melambaikan tangan kepada para penonton yang berderet dari sepanjang Kecamatan Patikraja hingga Kecamatan Rawalo. MELESAT DI ATAS AIR : Salah satu perahu hias dari Linmas berlayar di tengah Sungai Serayu kemarin (30/7). Sasaran Festival Perahu Hias berupa pembukaan perizinan dermaga dari pemerintah pusat hingga sekarang belum tercapai. (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Sekretaris Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Suwondo Geni mengakui tujuan utama untuk membuat destinasi wisata belum tercapai. Bahkan, setelah festival tersebut dicoba untuk ke tujuh kali ini, kata dia, tujuan utamanya masih belum muncul. Penyebabnya, pertama karena dari segi ekonomis lebih menjanjikan menjadi penambang pasir, kedua ada rasa takut wisatawan menaiki perahu dan ketiga karena area sungai tersebut adalah milik pemerintah pusat, perizinan untuk membangun dermaga dari Pemkab Banyumas tidak diperkenankan atau tidak mendapatkan ijin.
“Jadi harapan kami sebagai destinasi wisata pupus. Tetapi kami tetap semangat, meski hanya sekadar event festival serayu saja, bukan destinasi wisata,” terangnya, belum lama ini. Selain tujuan awal dengan membuat destinasi wisata, tujuan Festival Serayu juga untuk merubah sikap mental masyarakat sekitar yang semula menambang pasir menjadi melayani wisatawan. Sehingga ekologi di Sungai Serayu terlestari. Melihat kondisi tersebut, Suwondo mengatakan, untuk Festival Serayu tahun depan bakal melakukan evaluasi besar-besaran. Salah satunya mengubah konsep kegiatan festival dari yang semula fokus kegiatan di dalam air. Maka, tahun depan direncanakan fokus untuk kegiatan lain, seperti hiking atau susur bukit, lomba lari, lomba sepeda, dan jenis kegiatan lainnya. “Harapannya nanti tidak hanya balapan perahu dan perahu hias saja, karena ini kalau kita garap sudah tidak memungkinkan. Tapi kita akan tonjolkan potensi lain yang ada di masyarakat sekitar. Sehingga itu akan menjadi event, dan itu akan lebih mudah. Kita sudah komunikasi dengan perhutani, dan mereka welcome,” jelasnya.
Kabid Pariwisata Dinporabudpar Banyumas, Saptono membenarkan hal itu. Menurutnya, tujuan awalnya ingin merubah karakter dan mata pencaharian rekan-rekan penambang pasir menjadi mengelola perahu wisata. Tapi sampai saat ini belum terealisasi. “Makanya setiap tahun terus kita evaluasi dan meningkatkan kegiatannya sehingga mereka ikut berpartisipasi di sini,” katanya terpisah. Tursinah, salah satu penonton mengatakan, kegiatan Festival Serayu setiap tahun tidak ada perubahan. Meski demikian, menurutnya antusias masyarakat yang menyaksikan festival tersebut kali ini lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. “Semakin baik semoga semakin banyak peminatnya. Tapi acaranya kalau bisa ditambah yang lebih menarik lagi,” katanya yang mengaku sudah lima kali menonton kegiatan serupa. Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein mengakui hal tersebut. Suilitnya memperoleh perizinan menyebabkan rencana Pemkab Banyumas selama ini belum tercapai. Namun demikian, menurutnya kegiatan Festival Serayu kali ini cukup antusias. Setiap tahun, menurutnya semakin meningkat kualitasnya. “Animo masyarakat cukup banyak. Bisa mendekatkan pemerintah dan masyarakat. Bahkan ada yang minta satu tahun dua kali. Sebenarnya tujuan pertama kegiatan ini untuk menjaga sungai, terutama dari sampah. Menjadikan pariwisata dan rekreasi bersama. Dan yang rekeasi harus dikembangkan terus,” pintanya. Selain itu, ia juga mengatakan, dari balai besar serayu opak akan membangun tiga dermaga di lokasi tersebut.
Adanya wacana tersebut, membawa angin segar bagi Pemkab Banyumas untuk lebih mengembangkan kawasan tersebut menjadi wisata. “Mungkin bisa kerjasama dengan swasta tahun ini. Kedepan ada atraksi air. Tadi ada pengusaha dia juga akan membikin perahu pariwisata setiap Sabtu-Minggu. Ada sekitar 20 perahu,” katanya. Sementara itu, Ketua Paguyuban Masyarakat Wisata Serayu, Eddy Wahono mengatakan, pelaku wisata Sungai Serayu secara mandiri akan terus berupaya membangun wisata air, seperti akan mendirikan tiga dermaga sebagai sarana dibukanya wisata air. “Rencananya ada tiga dermaga yakni di BGS Rawalo, Desa Notog, Patikraja, dan Desa Tumiyang, Kebasen,” ungkapnya. Dalam wisata air ini, nantinya akan melibatkan puluhan penambang pasir ilegal untuk berlaih profesi menjadi pelaku wisata, sehingga konservasi sungai akan lebih terjaga. Untuk wisata air nantinya akan disuguhkan kegiatan susur sungai, serta edukasi berkaitan pengelolaan sumber daya air, dengan menggunakan kapal milik penambang.
Nantinya di setiap dermaga akan disuguhkan makanan khas Banyumas, seperti mendoan, pecel, dan sebagainya. Menurutnya meski secara perizinan wisata air belum keluar, namun secara lisan sudah dilakukan, sehingga, kegiatan wisata air sudah bisa dilaksanakan. “Untuk tahap awal pelaku wisata sudah menyiapkan dua jet ski yang disewakan yang tiap 10 menit, wisatawan membayar Rp 100 ribu, dan akan menikmati indahnya Sungai Serayu. Dan bagi wisatawan yang ingin menuyusuri Sungai Serayu saat ini bisa langsung ke Posko Wisata Air di komplek BGS Rawalo. Di posko sudah ada operator jet ski yang akan membawanya menyusuri sungai,” katanya. Sementara dalam kegiatan Festival perahu hias yang digelar pada, Minggu (30/7) kemarin, dimulai dari Desa Sokawera dan finish di Bendung Gerak Serayu. Sedikitnya ada 24 perahu yang dihias, 21 perahu diantaranya diikuti oleh unsur OPD, BUMN, BUMDes, swasta, perguruan tinggi dan kecamatan. Dan tiga perahu lainnya oleh Bupati, forkompinda, dan tim penggerak PKK. Selain perahu hias, jenis kegiatan lain yang turut meramaikan adalah tebar benih ikan dan lomba layang-layang. “Total anggarannya sekitar Rp 100 juta dari APBD Tahun 2017,” katanya. Tampak ratusan layang-layang menjelajah di langit sekitar Bendung Gerak Serayu. Sementara itu, Kasi Opdal Satpol PP Banyumas Kasmo mengaku akan menggandeng dinas terkait untuk menentukan langkah yang akan diambil. “Karena ini laporan khusus sebelumnya juga akan kirimkan intel untuk mengumpulkan info selama tiga hari di tempat yang jadi laporan,” katanya. Pantauan, kata dia, akan dimaksimalkan, di jam-jam ramai pengunjung dan apa saja yang terpantau. “Tapi, selama ini Satpol sudah sering patroli untuk antisipasi kegiatan negatif,” katanya.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/perahu-hias-di-festival-serayu-baru-sekedar-event/
Copyright © Radarbanyumas.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar