Pengendalian Pestisida Nabati
SERANGAN hama wereng cokelat lahan pertanian tanaman padi Kabupaten Banyumas sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, tercatat 1500 hektare tanaman padi diserang wereng cokelat. Dari jumlah itu, 150 hektare diantaranya dinyatakan gagal panen akibat puso, sedangkan selebihnya masuk kategori rusak ringan dan sedang.
Serangan hama ini sebenarnya telah diproteksi para petani dengan penyemprotan pestisida. Namun, hasilnya tidak optimal, bahkan serangan semakin menjadi dan tak dapat dikendalikan. Untuk itulah, para petani perlu mengubah pola tanam padi. Petani dianjurkan untuk melakukan pola tanam serentak untuk memutus siklus wereng cokelat, serta didukung dengan varietas tahan wereng.
“Petani juga dapat melakukan pola jarak tanam dengan tanam padi sistem jajar legowo, serta menanam tanaman berbunga di pematang sawah,” kata Pengamat Hama dan Penyakit dari Unsoed Purwokerto, Loekas Soesanto saat dimintai pendapatnya terkait serangan wereng cokelat, kemarin.
Selain itu, sambung dia, pengendalian wereng cokelat dapat dilakukan dengan pestisida nabati, seperti gadung dan brantawali. Gadung dan brantawali rasanya pahit, sehingga dapat mengusir wereng cokelat.
“Pestisida nabati lebih efektif daripada perstisida kimia. Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan tidak dapat membasmi, namun justru akan meningkatkan serangan wereng cokelat,” ujarnya. Lebih lanjut Loekas mengemukakan, petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai penyalur obat-obatan kepada petani, melainkan mendampingi petani sehingga petani dapat mandiri mengandalikan hama dan penyakit.
“Fungsi PPL harus dikembalikan. Ia harus turun langsung dan menjadi pendamping bagi petani untuk memberi pengetahuan tentang pola tanam serta pengendalian hama dan penyakit,” katanya.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar