Gubernur akan membuka ruang dialog dengan masyarakat dan aktivitas lingkungan. Hal itu menyusul penolakan sejumlah elemen masyarakat mengenai pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden.
“Katanya tanggal 24 Juli mau ketemu, ketemu saja dulu. Jelaskan dulu, apa dampaknya, seberapa besar dampaknya. Sebenarnya yang perlu justru ajaklah bicara aktivis lingkungan,” kata Gubernur Ganjar Pranowo usai menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, kemarin.
Dia menjelaskan, pengembangan PTPB Baturraden yang mulai dikerjakan sejak 2011 ini merupakan bagian dari proyek nasional pengembangan listrik 10.000 MW. Namun, proyek itu tidak berjalan dan sekarang digantikan dengan program 35.000 MW. Dia mengatakan terus memantau pengembangan PLTB Baturraden.
Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan perusahaan, Dinas Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Bupati Banyumas, Achmad Husein. Menurut Gubernur, yang terpenting adalah memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada seluruh masyarakat mengenai energi terbarukan dari panas bumi. Pasalnya pada saat sosialisasi dahulu, dimungkinkan masih ada masyarakat yang belum paham atau bahkan menolak.
Butuh Energi
“Ini soal pilihan, yang terpenting bukan soal cabut (izin) atau tidak. Yuk kita tahu dulu apa yang kita miliki, karena kita butuh energi, dan kita punya (potensi). Siapa yang tidak setuju diajak bicara,” ujar dia.
Dia mengatakan pada saat menggelar rapat dengan Presiden mengenai pembangunan strategis di Jateng beberapa waktu lalu, Menteri Keungan, Sri Mulyani, mendorong pengembangan energi terbarukan seperti di Iceland. “Energi yang paling bersih sekarang ini apa sih? Apa kita sudah pakai nuklir? Kalau kita tidak punya energi, kita ke nuklir aja yuk, mau gak? Saya yakin hipotesis ini akan dijawab, pasti takut dan tidak mau,” kata dia.
Dia meminta masyarakat untuk membandingkan pemanfaatan panas bumi dengan penggunaan solar atau bahan bakar dari fosil lainnya. Pembangkit listrik menggunakan batubara, seperti di Batang juga mendapat protes dari warga.
“Coba bandingkan dengan energi lainnya, baiknya ada komparasi, dari perbandingan- perbandingan itu pilih yang paling bagus. Saat ini angin belum berhasil, solar cell juga belum berhasil, kalau itu semua berhasil senang, kita bisa masuk green energi,” ujar dia.
sumber suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar