Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 05 Juli 2017

Petani Tiparkidul Maksimalkan Penggunaan Pestisida Organik

Petani Desa Tiparkidul, Kecamatan Ajibarang memaksimalkan penggunaan insektisida organik untuk memberantas hama wereng dan penyakit lainnya selama empat tahun terakhir.
Hal ini dinilai efektif untuk mengendalikan hama tanaman padi. Kepala Desa Tiparkidul Riyanto menjelaskan, banyaknya lahan padi petani yang terserang hama wereng di wilayahnya ternyata tidak berdampak pada tanaman padi petani yang menggunakan ramuan tradisional dalam menangkal hama tersebut.
Sejak empat tahun lalu, pestisida organik yang diramunya terbukti efektif untuk mengendalikan hama wereng yang menjadi momok bagi petani. “Luasan lahan yang ada di Tiparkidul ada lima hektare lebih yang terkena hama wereng batang cokelat. Tapi saya dan beberapa petani menggunakan pestisida organik yang terbuat dari ramuan sejumlah rempah dan dedaunan,” katanya.
Riyanto menjelaskan, saat ini di lahan luas 49 ribu meter persegi atau 7 bau ditanami padi dan tidak terkena hama wereng batang cokelat. Sementara hasil panen padi saat ini meningkat sampai 1 ton dari hasil sebelumnya per bau hanya 3,5 ton menjadi 5 ton.
Ramuan Daun
“Ramuan dedaunan yang saya racik belum banyak yang memakai. Rata-rata petani tidak percaya dengan ramuan tersebut tetapi setelah ada yang membuktikan banyak yang ikut. Ramuan dedaunan tersebut hanya direndam dengan air dan air rendamanan tersebut digunakan untuk menyemprot dua kali sejak seminggu setelah tanam sampai panen. Sementara sawah petani banyak yang terserang hama walaupun menanam varitas padi yang sama yaitu IR 64,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala BP3K Ajibarang Sudiyono mengatakan jika lahan pertanian padi di Ajibarang banyak yang terserang hama wereng batang cokelat. Untuk luasan lahan mencapai 10 hektar tersebar di beberapa desa di Ajibarang. Pihaknya terus melakukan penyuluhan terhadap petani dan pencegahan supaya petani tidak sampai gagal panen.
Ketua Forum Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (FP4S) Buton, Glempang, Muthohar mengatakan tak berhenti mengajak para petani di Banyumas dan di manapun untuk kembali ke organik. Pasalnya sudah terbukti dari sejumlah petani organik di Banyumas berhasil meningkatkan produksi hingga pendapatan dari hasil pertanian organik tersebut.
“Hasil produksi pertanian organik ini juga mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian biasa. Karena saat ini produksi pertanian organik masih minim sehingga banyak permintaan yang belum dapat terpenuhi,” katanya.
sumber Suara Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...