Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Jumat, 21 Juli 2017

Jagad Bocah Latih Kepemimpinan sejak Dini

SEBELUM berkembang di wilayah Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Jagad Bocah ini berasal dari Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng.
Bahkan sebelum diminati puluhan anak, format pendidikan non formal ini hanya berasal dari lingkup keluarga saja. Begitulah yang dituturkan oleh Kasito (37), warga Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng yang menjadi inisiator dan fasilitator Jagad Bocah. Embrio Jagad Bocah adalah hanya merupakan kegiatan anak belajar dan bermain bersama.
Namun karena diinisiasi secara serius oleh para pegiatnya, akhirnya kegiatan ini berkembang menjadi komunitas belajar mandiri. Anak-anak mengatur pembelajaran hingga pembiayaan kegiatan mereka secara mandiri. “Jagad Bocah ini lahir 29 Maret 2014.
Dari kegiatan bermain sambil belajar, anak-anak mulai asyik. Setelah setahun baru kami tawarkan ke orang tua. Apakah mau dibubarkan, malah orang tua bilang jangan! Setelah berkembang di Karangnangka, sekarang malah lebih berkembang lagi di wilayah Sambiata,” katanya.
Maka melalui Jagad Bocah inilah, sistem pembelajaran mandiri yang diatur oleh anakanak. Makanya bentuk kegiatan yang ada di Jagad Bocah ini dikemas sesuai dengan keinginan, kemampuan, minat dan bakat anak-anak yang ada. Sementara orang tua mendukung mereka dengan membebaskan anak-anak untuk berpikir mandiri dan kreatif.
“Awalnya seminggu dua kali ada kegiatan belajar memasak dan akademik. Namun kini telah berkembang menjadi Kelas Gending, Kelas Seni, dan ke depan ada minat Kelas Bahasa Inggris. Semoga ini bisa terwujud,” jelas ayah Iqbal Madani (8) dan Halida Aska (7).
Mandiri
Adapun sistem pendanaan jagad bocah bersifat mandiri, berasal dari tabungan yang disisihkan dari uang saku anakanak. Mereka menyebut biaya pendidikan disebut dengan istilah uang langit yang dibukukan mereka sendiri. Dana tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan, alat peraga,serta transportasi ketika mengadakan kegiatan kunjungan belajar yang diatur secara tematik oleh anak-anak.
“Anak-anak akan bermusyawah berlatih memimpin kegiatan misalnya berkunjung ke kantor pos, museum, belajar fotografi, teater, melukis kepada sang maestro langsung dan sebagainya. Jadi pendamping hanya bersifat memfasilitasi kegiatan anak-anak ini,” ujar pria yang hanya lulusan SMA ini. Berkat kemandirian anakanak, kini telah banyak kegiatan yang dilaksanakan Jagad Bocah. Mereka kerap tampil di berbagai kegiatan akademik, seni dan sebagainya.
Bahkan kini di Sambirata, dukungan kepada Jagad Bocah semakin muncul antara lain dengan penyediaan Sanggar Karawitan yang difasilitasi pemerintah desa setempat. “Kami bersama orang tua menyampaikan terimakasih kepada para maestro seni dan keahlian lainnya yang telah memberikan pelajaran kepada anak-anak Jagad Bocah. Dengan respon positif inilah, mereka bisa belajar bersahabt dengan diri sendiri, lingkungan sekaligus kemudian belajar memimpin,” katanya.
Ketua Padepokan Seni Cowong Sewu Karanglewas, Titut Edi Purwanto juga mengapresiasi keberadaan Jagad Bocah. Pasalnya komunitas belajar anak-anak dari Sambirata ini telah menjadi bagian pelaku seni langsung di Banyumas. Melalui pembelajaran langsung yang diatur mandiri oleh anak-anak terbukti menumbuhkan mental berani di dalam diri anak-anak.
“Kami juga berterimakasih karena berkat peran serta anak-anak Jagad Bocah sejumlah kegiatan seni teater hingga peringatan Hari Lahir Pancasila kemarin juga dapat berjalan semarak dan ramai. Kita juga berharap mereka menjadi bagian pewaris generasi Pancasilais yang tetap harmonis di tengah berbagai latar belakang,” jelasnya.
sumber suara merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...