Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Sabtu, 22 Juli 2017

Paket Wisata Banyumas Masih Sulit Dijual ,Travel Mart Sudah Tepat





Pemandu dan biro perjalanan wisata merasa kesulitan untuk menjual paket wisata inbound tour atau membawa masuk wisatawan ke wilayah Banyumas.
Pasalnya, promosi potensi wisata masih sangat minim. Hal itu diakui oleh pengelola biro perjalanan wisata, Siswo Uriliyanto. Selama ini, biro perjalanan wisata memang lebih banyak membawa wisatawan keluar dari wilayah Banyumas.
Destinasi wisata yang dituju seperti Yogyakarta, Bali, dan Malang. “Untuk inbound tour, lebih banyak dalam jumlah kelompok usaha atau kedinasan. Memang tidak banyak jumlahnya, hanya sekitar lima orang,” kata dia kepada wartawan, Jumat (21/7).
Siswo mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke Banyumas lebih banyak berasal dari kota besar di wilayah barat Pulau Jawa seperti Jakarta dan Bandung. Sedangkan dari timur, masih sedikit.
Terkait keuntungan, Siswo mengaku, keuntungan lebih besar didapatkan biro perjalanan wisata saat membawa wisatawan masuk ke Banyumas. Dibandingkan dengan membawa wisatawan ke luar daerah.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan daerah Dieng yang sudah berskala internasional, Kabupaten Banyumas masih membutuhkan perjuangan untuk mengangkat citra pariwisatanya.
Pelaku biro wisata lain, Nurfi Laily, mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke Banyumas adalah dari kalangan kelas menengah atas.
Mereka justru menyukai paket wisata dalam kelompok besar. “Jangan salah, Banyumas itu diminati oleh kalangan menengah ke atas. Rata-rata dari instansi pemerintah atau perusahaan besar.
Andalan kami tentu menawarkan paket wisata alam,” ujarnya. Menurut dia, kelemahan wisata Banyumas yaitu tidak memiliki situs. Meski demikian, potensi alam masih bisa digarap untuk ditawarkan kepada wisatawan.
Demikian pula pemandu wisata, Wiwit Yuni, jua mengungkapkan paket wisata yang laku dijual di luar Banyumas hanya kawasan Baturraden.
Seharusnya Pemkab dan pelaku wisata memikirkan untuk mengembangkan kantong wisata lain di Banyumas. “Hanya Baturraden yang sudah dikenal, tapi untuk sentra kuliner, sentra oleh-oleh, atau destinasi unggulan lainnya belum banyak yang tahu,” ujarnya.
Dia berharap, kesadaran dari para pemilik pusat jajanan, oleh-oleh maupun akomodasi untuk ikut terlibat dalam pembangunan citra pariwisata. Jangan sampai wisatawan kapok datang hanya karena persoalan harga.
Ketua Perhimpunan Biro Perjalanan Wisata Se-Eks Karesidenan Banyumas (Pebemas) M Kardiyo mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya menggandeng pemerintah di dua kabupaten yaitu Cilacap dan Banyumas untuk menggelar event Pebemas Travel Mart 2017 pada 25-26 Juli mendatang.
Kegiatan ini diarahkan untuk mempromosikan potensi wisata yang belum tergali. “Di Cilacap ada hutan mangrove, pantai timur Pulau Nusakambangan, Benteng Pendem, dan Teluk Penyu.
Itu bisa dijadikan satu paket. Di Baturraden ada potensi seperti Curug Telu di Desa Karangsalam, Lokawisata Baturraden, dan miniatur dunia ”Smallworld” yang juga bisa dijadikan satu paket.
Itu yang akan kami promosikan,” katanya. Selain itu, pihaknya juga menawarkan paket kuliner sekaligus mengenalkan Taman Rekreasi Andhang Pangrenan sebagai ikon Kota Purwokerto. Dia berharap dapat mengangkat wisata Banyumas yang belum dikenal.
Adapun Pebemas Travel Mart ini diperkirakan dihadiri oleh 100 buyer dan 60 seller dari seluruh Indonesia. Lima belas asosiasi pelaku wisata juga menyatakan akan hadir dalam kegiatan tersebut.
“Selama ini, kalangan travel agenthanya menjadikan Purwokerto sebagai tempat transit. Harapannya, dengan kegiatan ini mereka menjadi kota Mendoan sebagai tempat tujuan berwisata,” tambahnya. 

Travel Mart Sudah Tepat


PENYELENGGARAANkegiatan seperti travel mart dinilai langkah yang tepat. Terutama untuk mempromosikan potensi wisata yang belum dikenal oleh publik.
Pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman, Drs Chusmeru MSi, mengatakan, tujuan utama travel mart sebenarnya untuk mengenalkan paket dan destinasi wisata kepada calon pembeli. Biasanya dari kalangan biro perjalanan wisata.
“Akan tetapi, acara ini bisa jadi tidak efektif, bila paket wisata yang ditawarkan tidak memiliki keunggulan yang kompetitif,” ujar pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed ini.
Dosen yang cukup lama berkecimpung di dunia pariwisata Pulau Bali ini mengatakan, sebelum menjual paket, seller seperti pengelola objek wisata, hotel, restoran maupun akomodasi dan transportasi wisata lainnya perlu belajar ke daerah wisata lain yang lebih maju, seperti Malang, Yogyakarta, dan Bali.
Mereka harus memiliki ciri khas dan keunggulan yang bisa ditawarkan. Jadi, calon pengguna jasa pariwisata berminat dengan paket yang ditawarkan. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga perlu melakukan penataan objek dan destinasi wisata, agar memiliki daya saing.
Pasalnya, wisatawan tentu akan membandingkan satu daerah dengan lainnya, baik harga, pelayanan, akses, maupun sarana dan prasarananya. “Jangan sampai, promosi berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan,” ujarnya.
Selain itu, Pebemas diharapkan dapat membuat panduan paket yang biasanya menjadi permintaan wisatawan. Jadi, Pemkab dapat ikut membantu menjual produk sesuai dengan tuntutan pasar.
sumber suara merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...