Akhir Oktober mendatang, pengeboran untuk tahap eksplorasi panas bumi di lereng Gunung Slamet akan dimulai. Perkembangan pembangunan fisik pembangkit listrik tenaga panas bumi di Lereng Gunung Slamet sejauh ini masih berupa pembangunan jalan, serta pembangunan landasan pengeboran.
Dikatakan Direktur PT Sejahtera Alam Energy (SAE) Bregas Rohadi, pembangunan fisik yang saat ini sedang dilakukan pihaknya terkait dengan tahap eksplorasi panas bumi di lereng Gunung Slamet, yakni berupa pembangunan jalan akses dan landasan pengeboran (wellpad).
”Kita sedang melebarkan jalan di Paguyangan sampai Kaligua (Brebes), itu nantinya akan digunakan untuk kendaraan mengangkut alat-alat berat yang akan digunakan untuk mengeksplorasi panas bumi,” jelasnya, Senin (24/7). Dia mengatakan, nanti jalan yang akan dibangun memiliki panjang lebih kurang 9 kilometer dengan lebar 4 meter. Menurutnya, sampai sejauh ini jalan untuk menuju landasan pengeboran pertama yakni wellpad H sudah jadi.
60 Juta Dolar
Adapun wellpad tersebut masih dalam proses pembangunan yang diperkirakan akan selesai pada akhir Agustus mendatang. ”Pertengahan Agustus, drilling rig (serangkaian peralatan pengeboran) masuk ke lapangan untuk disetting dan akhir Oktober pengeboran dimulai,” tuturnya.
Terkait dengan pekerjaan fisik pembangunan tersebut, menurutnya, investasi yang telah dikeluarkan pihaknya sampai sejauh ini telah mencapai 30 juta dolar Amerika Serikat. Adapun total investasi yang diperlukan, menurutnya, bisa mencapai 60 juta dolar Amerika Serikat sampai dengan 70 juta dolar Amerika Serikat. Sementara itu, Asekbang Setda Banyumas Didi Rudwianto mengatakan, listrik menjadi kebutuhan penting untuk menunjang berjalanannya aktivitas perekonomian.
”Banyumas pernah kedatangan investor yang berniat membangun pabrik garmen, hal pertama yang ditanyakan investor adalah ketersediaan energi listrik. Dan hal itu juga yang ternyata membuat beberapa investor kini mengalihkan produksinya ke negara tetangga, jadi ketahanan energi harus diupayakan,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Kendati menuai sejumlah reaksi dari elemen masyarakat, Pemerintah Pusat menjamin proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) yang saat ini sedang dalam tahap eksplorasi di lereng Gunung Slamet di wilayah Kecamatan Cilongok tidak akan dihentikan.
”Pemerintah Pusat menjamin, ini (pembangkit listrik tenaga panas bumi) proyek vital nasional, ini tidak akan dihentikan,” tutur narasumber dari Direktorat Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Purbiantoro, di sela-sela Seminar 3rd P3EBT Seminar Series on New and Renewable Energy dengan tema ‘’Panas Bumi (Geothermal) sebagai Sumber Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan’’, yang digelar di Auditorium Fakultas Pertanian Unsoed, Senin (24/7).
Lebih lanjut Bambang mengatakan, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di lereng Gunung Slamet merupakan bagian proyek listrik 35.000 Megawatt yang dicanangkan pemerintah, untuk ketahanan energi nasional.
Sementara itu, dalam seminar tersebut, beberapa elemen masyarakat menyatakan penolakan terhadap pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi tersebut. Penolakan salah satunya dilontarkan perwakilan elemen masyarakat Cilongok Bersatu, Budi. Saat berlangsung sesi tanya-jawab, dia menanyakan pihak mana yang akan bertanggung jawab terkait dampak yang ditimbulkan dari kegiatan eksplorasi panas bumi di Cilongok.
sumber Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar