Sejumlah pihak menilai semrawutnya permasalahan parkir dan sejumlah permasalahan lain di Pasar Induk Ajibarang bisa berefek domino terhadap keberlangsungan ekonomi pedagang bahkan menurunnya Pasar Ajibarang sebagai pasar induk. Untuk itulah berbagai permasalahan di Pasar Induk Ajibarang mendesak untuk bertahap segera diselesaikan.
Selain permasalahan pengelolaan dan tak representatifnya area parkir, Pasar Induk Ajibarang sejak beberapa tahun lalu juga harus menanggung permasalahan lainya. Tumbuhnya pedagang kaki lima di jalur hijau hingga jalan pasar serta adanya terminal bayangan juga membuat areal hijau, areal parkir dan areal jalan di Kompleks Pasar Induk Ajibarang semrawut.
Akibatnya lalu lintas hingga mobilitas pengunjung, pedagang hingga kendaraan sering tersendat dan macet. Menurunnya fungsinya Terminal Bus dan Angkutan Ajibarang yang berada di selatan lokasi pasar juga menjadi permasalahan yang berimbas pada Pasar Ajibarang.
Awak angkutan barang antar kota asal Ajibarang, Tomo mengatakan, semrawutnya perparkiran di pasar Ajibarang diharapkan segera diselesaikan. Hal ini penting agar efek domino dari semrawutnya parkir tidak dirasakan oleh pihak berkepentingan di lingkungan pasar dan lainnya. Pasalnya, saat inipun ia melihat mulai adanya perubahan pola distribusi komoditas sayur, dan bahan pokok lainnya di Pasar Ajibarang.
Alur Distribusi
“Daripada harus parkir dan bongkar muat di dalam pasar, ada pedagang atau pemasok komoditas yang langsung bertransaksi di luar pasar bahkan diantar langsung ke tempat konsumen atau pedagang termasuk juga ke pasar-pasar kecil di Banyumas, “ jelasnya. Dijelaskan Tomo, perubahan alur distribusi komoditas dari pasar Induk Ajibarang menjadi langsung ke pedagang atau pasar kecil ini juga semakin didukung dengan kemudahan teknologi informasi dan komunikasi.
Akibatnya ke depan dimungkinkan perolehan pendapatan sejumlah kuli bongkar muat juga semakin menurun. “Saya menemui pedagang sayur yang dulu menjual sayurnya ke pasar Ajibarang namun kini langsung menjualnya di pasar Karaglewas dengan bentuk ikaan atau kemasan kecil.
Akibatnya dimungkinkan peran pedagang sayur besar di dalam pasar kini sudah menurun fungsinya sebagai penampung dan penjual ke pedagang kecil lainnya,” ujarnya. Berdasarkan data yang dihimpun Suara Merdeka, dari kantor Pasar Induk Ajibarang 2016 silam, di Pasar Induk Ajibarang sedikitnya ada sekitar 1.887 pedagang.
Jumlah tersebut terdiri atas pedagang yang berada di dalam pasar yaitu 1.400 pedagang dan di luar pasar sekitar 487 pedagang. Jumlah pedagang tersebut terdiri atas pedagang di rumah toko, kios dan los pasar. Jumlah tersebut dipastikan bisa berubah setiap waktu.
Pengusaha muda asal Ajibarang, Ade Irawan mengatakan permasalahan parkir dan permasalahan lainnya di Pasar Induk Ajibarang dipastikan akan membawa sejumlah perubahan di Pasar Induk Ajibarang. Perubahan pola distribusi barang pemasok, distributor kepada pedagang, dinilai bisa menurunkan fungsi Pasar Ajibarang sebagai pasar induk.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar