Pemkab Banyumas mewajibkan seniman di wilayahnya memiliki Kartu Seniman. Program ini mulai diterapkan sejak awal bulan Juli 2017.
Kepala Seksi Kesenian dan Sastra Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Edy Suswanto mengatakan, kartu tersebut berlaku untuk seluruh seniman yang aktif di Banyumas. Pelaku seni secara individu, tidak harus memiliki sanggar kesenian.
”Seniman hanya cukup mendaftarkan diri di Dinporabudpar, bawa foto dan mengisi formulir. Nanti akan mendapatkan kartu,” katanya ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/7). Edy mengatakan, pembuatan kartu bertujuan untuk memudahkan pendataan jumlah seniman dan berbagai jenis kesenian di Banyumas.
Utamanya, seniman tradisional yang masih bertahan hingga saat ini. Manfaat dari Kartu Seniman ini, sambung dia, keberadaan pelaku seni tersebut diakui oleh masyarakat sebagai tanda pengenal. Selain itu, akan muncul kebanggaan tersendiri bagi pemilik kartu.
”Tujuan utamanya ya untuk memudahkan pendataan seniman,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan, selain kartu seniman ini, setiap sanggar seni, kelompok maupun komunitas seni diwajibkan memiliki badan hukum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pencairan dana hibah yang dibiayai oleh negara.
”Kalau aturan ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Tapi rupanya, belum kelompok seni yang mengurus badan hukum. Padahal itu penting agar mereka tidak kesulitan saat mencairkan dana dari lembaga pemerintah,” ujarnya.
Dipertanyakan Seniman
Manfaat Kartu Tanda Seniman
Dipertanyakan Seniman
Manfaat Kartu Tanda Seniman
Para pekerja seni di wilayah Banyumas mempertanyakan manfaat memiliki Kartu Tanda Seniman (KTS). Pasalnya, sangat sedikit pelaku seni yang memahami tentang pembuatan dan penggunaan kartu tersebut.
Perupa muda, Setyo Nurdiono mengaku belum pernah mendengar informasi terkait pembuatan KTS. Ia justru mengetahuinya melalui pemberitaan Suara Merdeka. ”Saya belum pernah dengar soal kartu seniman. Manfaatnya juga belum tahu, kartu itu bisa digunakan untuk apa saja,” kata dia melalui aplikasi perpesanan, Kamis (6/7).
Menurut Setyo, apabila manfaatnya dan tujuannya baik, dia bersedia untuk membuat kartu tersebut. Misalnya, mengenai perlindungan kesehatan terhadap pekerja seni. Sementara itu, koreografer tari, Fetry Utami mengatakan, sebaiknya, KTS tujuannya harus jelas. Tidak hanya sekadar memudahkan pendataan kelompok kesenian dan pelaku seni saja.
”Lantas kalau pekerja seni yang tidak terdata dan tidak punya kartu bagaimana? Apakah juga berpengaruh dengan pekerjaan mereka? Ini yang butuh disosialisasikan,” ujarnya. Fetry mengaku pernah mendengar terkait aturan yang mewajibkan memiliki badan hukum bagi perkumpulan kesenian yang melakukan kontrak kerjasama hukum dengan badan negara lain. Akan tetapi, aturan ini pun masih dianggap angin lalu oleh sebagian seniman.
Permudah Pendataan
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan, KTS ini sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pendataan kelompok maupun pelaku seni.
Selama ini, data jumlah maupun bidang seni di wilayah Banyumas yang dimiliki sangat lemah. ”Pemilik KTS harus jelas sanggar seninya dimana, punya organisasi yang jelas, karya atau pementasan juga jelas.
Ini tujuannya agar Banyumas punya statistik seni yang jelas,” ujarnya. Menurut Deskart data statistik yang jelas tersebut sangat dibutuhkan. Pasalnya, selama ini, pihaknya kerap dituding hanya menunjuk segelintir seniman untuk tampil dalam event yang dikelola Pemkab Banyumas.
Jika data statistik tersedia, diharapkan pemberian bantuan maupun penunjukkan seniman lebih merata. Deskart menjelaskan, KTS sebenarnya hampir sama dengan sertifikat kompetensi untuk pemandu wisata, pengelola hotel dan lainnya. Bedanya, proses verifikasinya tidak harus diuji.
”Karena standarnya beda dengan pengelola hotel ataupun pemandu wisata dengan pekerja seni. Seniman Banyumas itu banyak yang berkembang dari naluri, yang betul-betul sekolah seni ada, tapi tidak banyak,” kata dia.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar