Quote suaramerdeka.com :
Berbeda dari lembaga pendidikan pada umumnya, keberadaan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis di Kampung Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, saat ini menerapkan sistem pembelajaran dengan mengoptimalkan budaya dan potensi kearifan lokal yang ada.
Lantaran potensi di daerah terpencil tersebut adalah pertanian dan peternakan, maka peserta didik diajak untuk belajar menekuni aktivitas itu dengan bergabung ke dalam kelompok tani ternak ”Pakis” yang berada di bawah naungan kampung madrasah dan pesantren Pakis.
‘’Bertani dan beternak kambing bagi sebagian orang kurang begitu menarik, karena dekat dengan aroma bau tidak enak, kotor, lingkungan jadi kumuh dan ribet.
Tetapi, bagi warga Kampung Pesawahan, bertani dan beternak merupakan pekerjaan pokok. Karena itu, para siswa yang ada di sini diajak untuk mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan potensi tersebut,’’ kata kepala madrasah, Isrodin.
Bagi siswa madrasah yang berada di lereng Gunung Slamet ini, guru mereka tidak berbatas ruang dan waktu. Kegiatan pembelajarannya acapkali berprinsip ”Belajar itu bisa kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja”. Kegiatan bertani dan beternak merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan potensi lokal.
‘’Dari waktu ke waktu, mereka terus belajar di bangku madrasah sambil belajar bertani dan beternak. Ketika lulus ada dua keuntungan yang diperoleh, yakni selain mendapatkan ijazah, mereka juga memiliki tabungan dari hasil usaha beternak dan bertani,’’ ungkapnya. Hasil belajar dari para siswa terlihat saat jumlah ternaknya dari waktu ke waktu terus bertambah.
Tidak hanya di bidang pertanian dan peternakan, kini para siswa juga membuka diri untuk melayani sambil belajar menjadi pemandu, sekaligus event organizer bagi siapa saja yang hendak berkunjung untuk belajar dan berkarya bersama mereka.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar