Rela Tak Rela Pemkab Lepas Terminal Wangon
Quote SICOM :
Layaknya seseorang yang dengan berat hati akan merelakan kepergian sesorang yang di cintainya. Itulah gambaran yang ada dengan Terminal Bis Tipe B Wangon yang akan di ambil alih pengelolaannya oleh Dinas Perhubungan dan Informasi Propinsi Jawa Tengah dari Kabupaten Banyumas yang selama ini telah merawat memperhatikan dan memperbaiki hingga sekarang.
“Ya memang belakangan ini sedang ada isu hangat tentang akan di ambil alihnya pengelolaan dari Dishubkominfo Kabupaten Banyumas, tapi kepastiannya sih entah kapan. Pengambi alihan pengelolaan terminal wangon ini memang karena masuk kategori tipe B. jafi kalau terminal masuk kategori B maka wajib di kelola tingkat propinsi, sedang tipe A seperti terminal Bulu Pitu, itu masuk tipe A, jadi pengelolaannya oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan,”jelas Nadim Prayitno, Jumat (18/3).
Bicara rela tidak rela, dikatakannya, memang santer terdengar kalau pemerintah Kabupaten Banyumas sulit untuk merelakan terminal itu untuk di kelola propinsi. Sehingga terdengar juga rencana kalau Terminal Bis Wangon yang sekarang ini masuk tipe B akan di turunkan menjadi tipe C. Notabene jika di turunkan menjadi tipe B maka hanya di peruntukkan kendaraan umum Koperades dan Mikro Bis. “Hal ini tentunya akan berdampak menurunnya pendapatan dari terminal ini. Karena AKAP dan AKDP tidak akan di pungut retribusi. Padahal selama ini bis besar juga sangat membantu penambahan pemasukkan melalui retribusi sehingga bisa mendongkrak target setoran setiap tahunnya. Kalau kami sih siap jika harus di tarik bergabung dengan Dishubkominfo Propinsi Jawa Tengah untuk tetap bertugas di terminal ini,”katanya.
Terminal Bis Wangon jika di lihat dari struktur kepegawaian sekarang ini masih memiliki 10 Pegawai Harian Lepas, dan 1 Pegawai Tidak Tetap yang di bayar secara honorer. Hal ini tentunya menjadi beban pemerintah kabupaten jika ke depannya terminal itu di lepas pengelolaannya ke tingkat Propinsi Jawa Tengah.
Terminal Bis Wangon juga seperti terminal angkutan lainnya yang tidak terlepas dari permasalah umum. Seperti jalan di pintu masuk, jalan di bagian dalam terminal hingga pintu keluar yang terlihat rusak parah dan berlubang. Sehingga banyak mikro bis yang memilih parkir mencari penumpang di dekat perempatan dekat terminal. Padahal menurut Nadim terakhir di lakukan pengaspalan untuk di dalam terminal ini pada anggaran 2013.
“Sedangkan anggaran tahun 2015 untuk pengaspalan di jalur Koperades di bagian belakang. Ya kami memaklumi keluhan para supir mikro bis, tapi kami tetap menarik retribusi. Sedangkan sepinya penumpang mikro dan koperades di dalam terminal dikarenakan tidak adanya pintu penghubung yang bisa untuk keluar masuk mobil kecil, hanya ada lorong yang sempit. Jadi penumpang angkutan yang telah berbelanja di Pasar Wangon lebih memilih untuk naik kembali angkutannya dari pinggiran jalan. Itulah dilema Terminal Bis Wangon,”papar Nadim Prayitno.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar