Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Kamis, 27 Oktober 2016

Perbankan Dukung Banyumas Smart City




Quote suaramerdeka.com :


Upaya Bank Indonesia Purwokerto meningkatkan jumlah transaksi nontunai, mendapat respons positif dari perbankan Banyumas.
Sejumlah perbankan mulai berinovasi memberikan layanan untuk mendukung inklusivitas keuangan masyarakat dan terciptanya less cash society di Kabupaten Banyumas.
Pemimpin Cabang BNI Purwokerto, Himawan Herrachmadi, mengatakan, dalam rangka mendukung Banyumas Smart City dan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui pembayaran secara cashless, BNI Cabang Purwokerto bekerja sama dengan PDAM Tirta Satria Banyumas dengan menggelar undian. ”Undian ini diperuntukkan bagi masyarakat yang membayar tagihan PDAM Banyumas melalui ATM BNI,” katanya.
Jangan Dibuang
Struk pembayaran dari ATM jangan dibuang, tetapi diisi biodata, seperti nama, nomor KTP, nomor rekening, dan nomor telepon, di balik kertas struk pembayaran kemudian dimasukkan ke kotak undian di BNI maupun PDAM. ”Struk pembayaran itu akan diundi untuk meraih doorprize TVLED, lemari es, dan masih banyak hadiah lain,” kata Himawan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan, bulan Oktober sampai Desember 2016 akan dijadikan momentum untuk menuju smart economy-smart city dengan meluncurkan beberapa program elektronik di Banyumas yang dikemas dalam Festival Transaksi Nontunai (Sinona).
”Kegiatan ini sebuah upaya Bank Indonesia Purwokerto dalam meningkatkan transaksi nontunai, menjadikan transaksi lebih cepat dan efisien, serta mewujudkan inklusivitas keuangan masyarakat dan terciptanya less cash society di Banyumas,” katanya. 

BRI Siapkan Pasar Teras Digital

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Purwokerto menyiapkan pasar teras digital di Pasar Manis Purwokerto. Penyiapan ini untuk mendukung gerakan transaksi nontunai di Banyumas. Pemimpin Cabang BRI Purwokerto Edison Tampubolon menyatakan, siap mendukung transaksi nontunai dengan cara mengedukasi para pedagang serta menyediakan mesin Electronic Data Capture (EDC).
”Kami siap mendukung, bahkan di belakang sudah dilaporkan untuk menjadi pasar teras digital. Di sana sudah siap wifi dan prasarana online,” katanya kepada wartawan saat peresmian smart traditional market di Pasar Manis, Rabu (26/10).
Dia menambahkan, pasar teras digital untuk memfasilitasi para pedagang dalam pemasaran online. Di pasar itu, nama pedagang, jenis produk, dan harga akan terakses di internet. ”Nanti akan masuk ke e-Pasar BRI, di situ terdapat Pasar Manis, jadi semua informasi harga dan produk ada di situ,” ujarnya.
Perlu Perubahan
Proses transaksi di pasar tradisional, kata dia, perlu ada perubahan. Dulu transaksi di pasar tradisional dengan cara tukar barang (barter), kemudian berkembang dengan alat transaksi uang. ”Nah, ke depan transaksi tidak lagi menggunakan uang, tapi nontunai.
Mau tidak mau perkembangan ini harus dilihat dan perlu antisipasi ke depan dengan melibatkan pemerintah daerah. Ini merupakan gerakan visioner,” kata Edison. Dia optimistis, ketika perbankan mendukung program gerakan nontunai di pasar tradisional, maka di level kabupaten, Banyumas dapat menjadi pioner dalam menerapkan transaksi nontunai.
”Kami juga menekankan kepada para pedagang untuk menawarkan harga barang dengan harga pasar tradisional, tapi kualitas barang seperti pasar modern. Ketika harga lebih menarik dengan kualitas yang sama, maka orang akan berbelanja di pasar tradisional,” katanya. 

Pedagang Mulai Gunakan Transaksi Nontunai


Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto menginisiasi implementasi smart tradisional market di Pasar Manis Purwokerto, Rabu (26/10). Program ini sebagai salah satu upaya meningkatkan jumlah transaksi nontunai di masyarakat, terutama lingkungan pasar tradisional untuk menuju smart economy-smart city.
Untuk langkah awal terdapat dua puluh pedagang yang mengimplementasikan transaksi nontunai sejak Sabtu pekan lalu. Sebelumnya, para pedagang itu dilatih dan didampingi cara menggunakan mesin electronic data capture (EDC).
Pedagang sayuran Pasar Manis Purwokerto, Arsitin (52) mengatakan, pada hari pertama, jumlah transaksi nontunai sedikit, yaitu melayani lima transaksi nontunai. Namun, selama empat hari terakhir transaksinya terus meningkat. “Hari ini sampai pukul 10.00 sudah ada 43 transaksi nontunai.
Saya juga terus mempromosikan program ini kepada para pembeli,” katanya, kemarin. Dia mengaku transaksi dari konvensional ke transaksi nontunai membutuhkan waktu agar pedagang maupun pembeli terbiasa melakukan transaksi nontunai.
“Manfaat transaksi nontunai ini lebih praktis. Saya tidak perlu lagi menukar uang kecil untuk pengembalian setiap pembelian menggunakan uang besar,” ujar dia. Pedagang jamu trandisional di Pasar Manis, Tutiningsih (55) menambahi, proses transaksi menggunakan kartu dari BRI praktis. Sebelumnya transaksi menggunakan nontunai sedikit, tapi sekarang sudah bertambah banyak. “Saya juga terus mengampanyekan kepada para pembeli dan pelanggan.
Kalau mereka masih mengandalkan uang tunai, nanti malah mesin EDC-nya jadi tidak terpakai,” katanya. Pemimpin Cabang BRI Purwokerto Edison Tampubolon mengatakan, dalam mendukung transaksi nontunai di Pasar Manis, BRI Cabang Purwokerto telah melatih 20 pedagang serta menyediakan mesin EDC.
“Proses transaksi di pasar tradisional ini perlu ada perubahan. Dulu transaksi dengan barter, kemudian dengan uang. Nahke depan, transaksi tidak lagi menggunakan uang tapi nontunai. Untuk itu, para pedagang perlu diedukasi untuk dapat melakukan transaksi nontunai,” terangnya. Dia optimistis ketika perbankan mendukung program gerakan nontunai di pasar tradisional, maka di level kabupaten, Banyumas dapat menjadi pioneer dalam menerapkan transaksi nontunai.
Kualitas Barang
“Kami juga menekankan kepada para pedagang untuk menawarkan harga barang dengan harga pasar tradisional, tapi kualitas barang seperti pasar modern. Ketika harga lebih menarik dengan kualitas yang sama, maka orang akan berbelanja di pasar tradisional,” katanya menjelaskan. Lebih lanjut dia mengatakan, keuntungan dalam bertransaksi nontunai bagi pedagang adalah kecepatan dan ketepatan, serta terhindar dari peredaran uang palsu.
“Pembeli tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah banyak yang disimpan dalam dompet, tapi cukup membawa kartu saja,” ujar dia. Keuntungan bagi perbankan, sambung dia, menekan biaya distribusi uang tunai, serta mengurangi jumlah uang lusuh dan rusak.
“Dengan demikian, daya saing kita bisa menjadi lebih baik,” ujar dia. Kabid Pasar dan PKL Dinperindagkop Banyumas, Amrin Ma’ruf berharap tidak hanya satu bank yang andil, namun bank lainnya mendukung layanan transaksi nontunai karena masyarakat yang berbelanja di pasar itu merupakan nasabah dari beberapa bank.
“Apalagi, transaksi nontunai di Pasar Manis mendapat respons positif dari masyarakat, meskipun pedagang yang menyediakan mesin EDC masih menerima transaksi tunai dengan pembeli,” katanya. Dikatakan, evaluasi dari pengelola pasar mendukung transaksi nontunai, antara lain berkaitan dengan sosialisasi kepada para pedagang maupun pengunjung pasar. Sosialisasi ini untuk mengenalkan bahwa di Pasar Manis menyediakan fasilitas transaksi layanan nontunai.
“Masyarakat dapat menggunakan kartu debit dan kredit serta emoney. Penggunaan kartu ini biasanya digunakan oleh masyarakat menengah ke atas, namun ke depan masyarakat menengah ke bawah pada saatnya nanti akan menggunakan kartu ini untuk transaksi nontunai,” katanya. Kedua, pengelola pasar minta para pedagang untuk menambah jam operasional serta menambah barang dagangannya.
Biasanya, para pedagang yang hanya berjualan hingga pukul 13.00-14.00 akan disarankan untuk sampai sore hari. “Kami akan edukasi lagi agar para pedagang lebih lama lagi tidak seperti sewaktu berjualan di pasar lama. Apalagi, para pegawai biasanya baru sempat berbelanja pada sore hari,” ujar dia.

Menjadi Pintu Awal


TRANSAKSI nontunai yang diimplementasikan oleh puluhan pedagang Pasar Manis Purwokerto, diharapkan dapat terus dikembangkan. Sebab, transaksi nontunai akan menjadi pintu awal menuju perdagangan online di pasar tradisional tersebut.
Untuk itu, Bank Indonesia Purwokerto bersama perbankan mendorong gerakan transaksi nontunai salah satunya dengan smart payment, yang merupakan komponen menuju smart city. “Perbankan di Banyumas akan mendukung di segala lini supaya diberlakukan smart payment. Smart payment ini pada dasarnya transaksi online,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso.
Menurut dia, melalui smart payment, para pedagang diberikan akses untuk menerima pembayaran nontunai disetiap transaksi dengan pembeli. Saat ini, baru dua puluh pedagang yang menyediakan mesin EDC, sehingga perlu diperluas lagi. “Ini baru langkah awal. Setelah ini pedagang lain harus melihat apa benefitnya menggunakan transaksi nontunai dan perbankan siap memfasilitasi.
Oleh sebab itu, target ke depan ada semacam kerja sama antara paguyuban dengan perbankan untuk memberikan pelatihan penggunaan transaksi nontunai,” katanya. Denny mengatakan, apabila para pedagang Pasar Manis yang jumlahnya sekitar seratus orang memanfaatkan transaksi nontunai, kedepan dapat membuka semacam toko online.
Manfaatnya, transaksi perdagangan akan lebih cepat dan efisien, serta omzet pedagang Pasar Manis akan meningkat dengan transaksi online. “Kalau dasarnya sudah siap dan para pedagang sudah menerapkan transaksi nontunai, maka akan mudah menuju transaksi online, sehingga Pasar Manis dapat bersaing dengan luar,” katanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...