Quote suaramerdeka.com :
Jembatan gantung di atas Sungai Tajum yang dimanfaatkan warga empat RT di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang mulai rusak, sehingga dikhawatirkan bisa putus.
Warga setempat, Edi Proyogo (35) mengatakan, jembatan Sungai Tajum tersebut kini dimanfaatkan sekitar 200 kepala keluarga dari empat RT 1,2 RW 6 Grumbul Kedunglongsir, RT 5 RW 9 Grumbul Majingklak dan Grumbul Parduli. Sejak didirikan lebih dari sepuluh tahun lalu, perawatan jembatan terbilang apa adanya. Akibatnya, fungsi jembatan tak bisa berfungsi maksimal.
“Ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman warga dalam merawat jembatan ini. Makanya peran warga dalam memelihara jembatan ini terbatas hanya mengganti papan landasan jembatan saja. Sementara untuk perawatan komponen jembatan baik itu baut, tali seling dan sebagainya nyaris tak pernah dilakukan secara rutin atau berkala,” katanya.
Sejarahnya, kata Edi, jembatan tersebut merupakan jembatan gantung bekas yang pernah dipasang di wilayah Desa Cilangkap Kecamatan Gumelar. Setelah dibongkar di wi 0layah Cilangkap, dibangun jembatan baru yang permanen, maka jembatan gantung tersebut dipindahkan ke wilayah Desa Kracak tersebut.
Dengan kondisi ini, warga pengguna jembatan sepanjang 50 meter dan lebar 1,5 meter tersebut harus ekstra hati-hati. “Dengan kondisi tali seling yang kendor dan baut-baut yang berkarat maka ketika dilintasi sepeda motor, jembatan ini sudah bergoyang-goyang.
Berbeda dengan sebelumnya, jembatan gantung ini tak lagi kencang dan rata seperti awalnya,” jelasnya. Tokoh masyarakat setempat, Ruhadi membenarkan kondisi kerusakan yang terjadi di Jembatan Gantung Kedonglongsir tersebut.
Kini banyak warga pemanfaat jembatan tersebut berharap ada perbaikan. Apalagi jembatan tersebut kini menjadi akses utama aktivitas warga. “Kami juga berharap kalau tidak diperbaiki, pemerintah membangun jembatan di wilayah ini secara permanen. Dengan kondisi ini biaya angkut barang atau transportasi lebih mahal,” katanya.
Menurut Ruhadi, kondisi jembatan cukup mmembahayakan warga. Untuk itu bantuan pemerintah dibutuhkan. Jika jembatan tersebut putus, warga di empat grumbul tersebut bisa terisolasi. “Jangan sampai seperti dulu, saat melintas dari Kracak ke Kedunglongsir menyeberang Sungai Tajum,” jelasnya.
Motor Dilarang Lewat Jembatan Kedunglongsir
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten Banyumas menyarankan sepeda motor tidak melintas di Jembatan Sungai Tajum. Kabid Jalan dan Jembatan Dinas SDA BM Banyumas, Erik Kusuma membenarkan jembatan pindahkan dari Desa Cilangkap Kecamatan Gumelar, pada 2005.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan jembatan tersebut tak layak dipakai, namun atas desakan warga yang membutuhkan akhirnya jembatan itu dipasang. “Sebenarnya itu bukan tanggungan kami, namun warga meminta untuk ditangani.
Rencananya dalam waktu kami ke sana untuk mengecek kondisinya. Nantinya akan jadi pertimbangan apakah jembatan itu masih bisa dipergunakan atau tidak,” jelasnya. Sebelumnya, warga berharap pemerintah memperbaiki jembatan tersebut.
Kalau sudah tak layak, maka warga minta pemerintah daerah dapat membangun jembatan permanen sehingga dimanfaatkan warga di RT 1,2 RW 6 Grumbul Kedunglongsir, RT 5 RW 9 Grumbul Majingklak dan Grumbul Parduli. Warga setempat, Edi Prayogo mengatakan, sejak dipasang 11 tahun lalu, perawatan jembatan ini terbilang minim.
Peran warga dalam memelihara jembatan ini terbatas hanya mengganti papan landasan jembatan sepanjang 50 dan lebar 1,5 meter. Sementara perawatan baut, dan tali seling tak rutin. “Tali seling kendor dan baut- baut yang berkarat, ketika dilintasi motor, jembatan bergoyang- goyang.
Berbeda dengan sebelumnya, jembatan gantung ini tak lagi kencang dan rata seperti awalnya,” jelasnya. Tokoh masyarakat setempat, Ruhadi membenarkan, kerusakan Jembatan Gantung Kedonglongsir itu. Diharapkan segera diperbaiki sebab jembatan tersebut menjadi akses utama aktivitas warga sehari-hari.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar