Quote suaramerdeka.com :
Kabupaten Banyumas mendapat bantuan 2.000 bibit cabai dalam polybag. Bantuan tersebut merupakan Program Kampung Cabai, guna menekan laju inflasi daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan, pada 19 Oktober Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah secara simbolis telah menyerahkan bantuan bibit cabai kepada Ketua PKK Jawa Tengah, dalam rangka Program Kampung Cabai. Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus PKK dari 35 kabupaten di Jawa Tengah.
Masing-masing PKK kabupaten mendapat bantuan 400 bibit cabai dalam polybag. ”Tetapi untuk kabupaten kota inflasi mendapat 2.000 bibit cabai dalam polibag.
Di wilayah eks Karesidenan Banyumas, wilayah inflasi adalah Banyumas dan Cilacap,” katanya. Dia mengatakan, bantuan tersebut kemudian untuk dibudidayakan di rumah-rumah warga, sehingga ke depan warga dapat memproduksi cabai sendiri.
”Harapannya supaya rumah tangga di Banyumas dapat memproduksi cabai untuk kebutuhan sendiri, sehingga dalam jangka panjang, kebutuhan akan cabai di pasaran dapat dikurangi, karena warga dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri,” katanya.
Dibudidayakan di Rumah
Dengan demikian, bila konsumsi cabai dapat dipenuhi oleh masyarakat, maka harga cabai yang semula naik dapat dikendalikan karena permintaan pasar turun. ”Kalau harga cabai terkendali, dampak inflasi akan makin bagus,” ujar Denny.
Dia mengatakan, sekarang berdasarkan hasil survei pemantauan Bank Indonesia pada pekan kedua Oktober, harga-harga bahan kebutuhan pokok masyarakat sudah terkendali, kecuali harga cabai.
Berdasarkan pengamatan di Pasar Manis dan Pasar Wage Purwokerto, Minggu (23/10), harga cabai merah keriting terus naik dalam sepekan terakhir.
Saat ini harga menembus Rp 50.000 per kilogram, dari pekan lalu Rp 41.000 per kilogram, cabai merah besar biasa saat ini berkisar Rp 47.000 per kilogram, padahal pakan lalu Rp 40.000 per kilogram.
Untuk harga cabai rawit merah juga naik dari sebelumnya Rp 24.000 per kilogram, kini melonjak di kisaran Rp 43.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau dari semula Rp 19.000 per kilogram, kini menembus Rp 29.000 per kilogram.
Pedagang sayuran di Pasar Ajibarang, Lubis (36), mengatakan, kenaikan dan penurunan harga sangat bergantung pada pasokan barang ke pasar. Apabila pasokan melimpah, harga turun. Begitu sebaliknya. ”Saya tidak dapat memprediksi, karena naik-turun harga berlangsung cepat,” tuturnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar