Perajin genting di desa sentra perajin genting Pancasan, Kecamatan
Ajibarang, berharap pemerintah bisa membantu pengadaan mesin pencetak
genting. Pasalnya, saat ini tenaga kerja untuk produksi genting semakin
sedikit. Kepala Desa Pancasan, Ali Syaifurrohman mengatakan, semakin
sedikitnya warga bekerja di rumah produksi genting Pancasan disebabkan
banyaknya industri lain yang lebih menjanjikan secara ekonomi muncul di
Ajibarang. Meningkatnya tingkat pendidikan warga juga menjadikan
warga lebih berminat mencari pekerjaan lain yang lebih besar pendapatan
dan lebih tinggi status sosialnya. “Mereka yang telah lulus SMA ke
atas, sekarang banyak terserap di Semen Bima, Dreamland Park, dan
industri lain di wilayah Ajibarang dan kota lain. Sementara yang masih
bekerja di genting hanya lulusan sekolah di bawah SMAdan juga warga umum
yang umurnya rata-rata lebih dari 40 tahun,” jelasnya. Terkait hal itu,
dia tak memungkiri jika saat ini banyak warga yang menggeluti produksi
genting mengalami kendala dalam merekrut pekerja di rumah produksinya.
Selain pekerja lama, kini sebagian pekerja produksi genting Pancasan
merupakan warga di luar desa. Apalagi pekerjaan di produksi genting
merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra. Atasi Masalah
“Karena itu, untuk mengatasi permasalahan krisis tenaga kerja sekaligus
untuk mendorong kuantitas dan kualitas produksi genting Pancasan yang
lebih baik, kami berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi pengadaan
mesin pencetak genting untuk para perajin,” katanya. Menanggapi
permintaan warga Pancasan tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein, tak
bisa berjanji untuk bisa sertamerta mengadakan alat mesin hal tersebut.
Namun demikian, dia akan berusaha mencarikan jalan keluar untuk
menangani permasalahan tersebut. “Jikapun bisa, alat tersebut tentunya
akan diberikan kepada desa sehingga bisa dimanfaatkan secara
berkelompok,” katanya beberapa waktu lalu. Seperti diketahui jumlah
perajin genting di Desa Pancasan berjumlah sekitar 700 rumah tangga
produksi. Dari jumlah tersebut ribuan tenaga kerja terserap. Namun
demikian, selain faktor cuaca di musim penghujan dan minimnya tenaga
kerja, keberlangsungan sektor produksi rakyat ini kerap mengalami
kendala terutama bahan baku yang masih berasal dari Purbalingga, serta
belum lolosnya uji standarisasi genting di tingkat nasional. Padahal
genting ini sudah lama dibuktikan kualitasnya oleh warga lokal Banyumas
dan dipasarkan hingga Tegal, Brebes dan kawasan Jawa Barat bagian
selatan.
15 Januari 2016 , Suara Banyumas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar