Berita beberapa waktu lalu tentang rencana pembangunan Main Drain Perkotaan Purwokerto mulai diwujudkan.
8 January 2016, Radar Purwokerto
8 January 2016, Radar Purwokerto
Sekitar 40 titik genangan air yang ada di wilayah
Purwokerto masih belum bertangani. Berdasarkan masterplan penanganan
drainase, rencananya tahun ini penanganan beberapa titik genangan air
akan kembali dilakukan secara bertahap.
Kabid Perumahan dan Permukiman DCKKTR Kabupaten Banyumas Wilopo mengatakan, tahun ini diusulkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk membangun dan membenahi drainase, di wilayah yang masih rawan tergenang air.
“Usulan tersebut belum mampu menangani seluruh genangan. Namun akan diupayakan dapat dikurangi tahun ini,” katanya.
Dikatakan, pembangunan drainase yang akan dilakukan tahun ini diprioritaskan untuk melanjutkan pembangunan drainase tahun lalu, seperti di persimpangan Karang Jambu. Menurut Wilopo, genangan air yang ada di wilayah Purwokerto hanya terjadi saat dan pasca hujan deras. Sehingga akan surut cepat.
Terkait hal itu, perlu ada pemecahan aliran air di beberapa wilayah agar aliran tidak terlalu deras. Dia mencontohkan, untuk di simpang Karang Jambu perlu dilakukan pemecahan aliran lagi dengan menambah saluran drainase, sehingga air yang mengalir ke Selatan tidak terlalu banyak.
“Nantinya tidak ada rencana pembangunan drainase utama (main drain), melainkan hanya saluran yang lebih kecil untuk memecah aliran,” katanya.
Dijelaskan, beberapa saluran drainase yang ada di Kota Purwokerto saat ini sudah didesain untuk memanen air hujan dengan dialirkan ke sumur resapan. Sehingga aliran air yang ditangkap drainase tidak seluruhnya dibuang ke sungai, yang nantinya bisa menyebabkan sungai meluap
“Ada dua lokasi sumur resapan, yaitu di Jalan Masjid dan di depan Kodim 0701/Banyumas,” jelasnya.
Dilanjutkan, sumur resapan dilakukan sebagai salah satu bentuk pembangunan yang mengedepankan kelestarian lingkungan. Sebab untuk saat ini, daerah resapan air khususnya di wilayah kota sudah semakin sedikit. Sehingga memerlukan adanya fasilitas yang mampu memanen air hujan agar meresap ke dalam tanah.
“Itu juga merupakan anjuran dari pemerintah pusat, agar drainase dapat lebih banyak menampung air yang bisa diresap ke dalam tanah,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radarmas, genangan ada di sebagian Jalan dr Angka, Jalan dr Suparno, Jalan Kaliputih, Jalan Jenderal Soedirman, dan Jalan Gerilya. Meski genangan yang terjadi tak bertahan lama, namun hal itu masih dikeluhankan masyarakat.
terkait normalisasi sungai. ini berkaitan erat dengan penerapan Main Drain di wilayah perkotaan yang akan diterapkan tahun ini. yaitu pengelolaan sungai dan drainase untuk mencegah banjir atau mengelola air permukaan di wilayah kota , untuk saat ini yang menjadi tumpuan utama untuk menampung air , termasuk air hujan adalah kali Kranji/ kali bener. yang ditakutkan adalah kapasitas yang terbatas dari kali itu, makanya konsentrasi air akan di alirkan juga ke sungai lain.
16 November 2015Radar Purwokerto
Masih Banyak yang Harus Diperbaiki
PURWOKERTO – Penanganan saluran drainase masih menjadi salah satu prioritas pekerjaan rumah alias PR Pemkab Banyumas. Sebab hingga saat ini, masih banyak titik-titik drainase yang harus ditangani, khususnya untuk mengurangi risiko genangan air di dalam kota.
Kasi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Widodo Sugiri mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu penetapan KUA PPAS tahun 2016 mendatang.
Dia mengakui, saat ini memang masih banyak titik-titik drainase yang ada harus diperbaiki, terutama yang tertuang dalam master plan drainase perkotaan.
“Untuk lokasi-lokasinya sebagian besar berada di dalam kota. Namun untuk lokasi penanganan di tahun depan, kita masih menunggu penetapan anggaran tahun depan,” ujarnya.
Menurut dia, penanganan saluran drainase di perkotaan tersebut juga termasuk normalisasi saluran yang ada seperti pembersihan sampah dan sedimen. Hal itu dilakukan untuk memperlancar aliran air yang mengalir ke saluran yang lebih besar (main drain), sebelum nantinya diteruskan ke sungai.
Dia menjelaskan, untuk master plan drainase perkotaan Purwokerto, saat ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas hingga tahun 2019 mendatang.
“Penanganan tersebut dilakukan bertahap dimulai dari tahun 2015 ini, dengan penanganan drainase di beberapa titik yang ada di dalam kota,” jelasnya.
Terkait realisasi secara menyeluruh, nantinya akan ada review dan evaluasi per tahun, sehingga nantinya perencanaan per tahunnya akan disesuaikan dengan perencanaan jangka menengah yang sudah ada.
Di samping itu, untuk menghadapi musim hujan mendatang, DCKKTR juga melakukan pembersihan saluran drainase untuk wilayah perkotaan. Pihaknya tiap tahun sudah menganggarkan sebanyak Rp 50 juta untuk upaya pembersihan saluran tersebut. Tujuan pembersihan tersebut antara lain untuk mengangkat sedimen dan sampah, baik drainase di tepi jalan maupun saluran drainase di wilayah pemukiman.
“Untuk pembersihan saluran drainase di perkotaan Purwokerto, kita sudah membagi jadwal menjadi 3 wilayah yaitu wilayah timur, tengah dan barat. Sedangkan di luar purwokerto kita bersihkan berkala per triwulan,” ungkapnya.
Hingga saat ini pembersihan saluran drainase sudah dilakukan secara menyeluruh di beberapa titik di wilayah Purwokerto. Dan untuk antisipasi genangan air di wilayah kota pada saat musim hujan nanti, pihaknya akan melakukan pembersihan secara rutin di beberapa titik yang rawan tergenang air.
Tahun ini DCKKTR Banyumas mengalokasikan anggaran untuk perbaikan drainase sekitar RP 9 milyar, dimana kebanyakan pembangunan masih difokuskan di wilayah perkotaan.
Terkait pembangunan drainase pada anggaran tambahan tahun ini, Widodo menambahkan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak rekanan untuk mengantisipasi kendala yang disebabkan oleh hujan. Menurutnya, aliran air akibat hujan cukup berpotensi mengganggu pekerjaan drainase yang saat ini kebanyakan masih dilakukan proses penggalian.
“Kita sudah menginstruksikan untuk antisipasi hujan, terutama untuk material galian. Material harus segera diangkut, agar tidak kembali masuk ke galian atau mungkin mengganggu lalu lintas,” imbuhnya
Kabid Perumahan dan Permukiman DCKKTR Kabupaten Banyumas Wilopo mengatakan, tahun ini diusulkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk membangun dan membenahi drainase, di wilayah yang masih rawan tergenang air.
“Usulan tersebut belum mampu menangani seluruh genangan. Namun akan diupayakan dapat dikurangi tahun ini,” katanya.
Dikatakan, pembangunan drainase yang akan dilakukan tahun ini diprioritaskan untuk melanjutkan pembangunan drainase tahun lalu, seperti di persimpangan Karang Jambu. Menurut Wilopo, genangan air yang ada di wilayah Purwokerto hanya terjadi saat dan pasca hujan deras. Sehingga akan surut cepat.
Terkait hal itu, perlu ada pemecahan aliran air di beberapa wilayah agar aliran tidak terlalu deras. Dia mencontohkan, untuk di simpang Karang Jambu perlu dilakukan pemecahan aliran lagi dengan menambah saluran drainase, sehingga air yang mengalir ke Selatan tidak terlalu banyak.
“Nantinya tidak ada rencana pembangunan drainase utama (main drain), melainkan hanya saluran yang lebih kecil untuk memecah aliran,” katanya.
Dijelaskan, beberapa saluran drainase yang ada di Kota Purwokerto saat ini sudah didesain untuk memanen air hujan dengan dialirkan ke sumur resapan. Sehingga aliran air yang ditangkap drainase tidak seluruhnya dibuang ke sungai, yang nantinya bisa menyebabkan sungai meluap
“Ada dua lokasi sumur resapan, yaitu di Jalan Masjid dan di depan Kodim 0701/Banyumas,” jelasnya.
Dilanjutkan, sumur resapan dilakukan sebagai salah satu bentuk pembangunan yang mengedepankan kelestarian lingkungan. Sebab untuk saat ini, daerah resapan air khususnya di wilayah kota sudah semakin sedikit. Sehingga memerlukan adanya fasilitas yang mampu memanen air hujan agar meresap ke dalam tanah.
“Itu juga merupakan anjuran dari pemerintah pusat, agar drainase dapat lebih banyak menampung air yang bisa diresap ke dalam tanah,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radarmas, genangan ada di sebagian Jalan dr Angka, Jalan dr Suparno, Jalan Kaliputih, Jalan Jenderal Soedirman, dan Jalan Gerilya. Meski genangan yang terjadi tak bertahan lama, namun hal itu masih dikeluhankan masyarakat.
terkait normalisasi sungai. ini berkaitan erat dengan penerapan Main Drain di wilayah perkotaan yang akan diterapkan tahun ini. yaitu pengelolaan sungai dan drainase untuk mencegah banjir atau mengelola air permukaan di wilayah kota , untuk saat ini yang menjadi tumpuan utama untuk menampung air , termasuk air hujan adalah kali Kranji/ kali bener. yang ditakutkan adalah kapasitas yang terbatas dari kali itu, makanya konsentrasi air akan di alirkan juga ke sungai lain.
Normalisasi Drainase Jadi PR
16 November 2015Radar Purwokerto
Masih Banyak yang Harus Diperbaiki
PURWOKERTO – Penanganan saluran drainase masih menjadi salah satu prioritas pekerjaan rumah alias PR Pemkab Banyumas. Sebab hingga saat ini, masih banyak titik-titik drainase yang harus ditangani, khususnya untuk mengurangi risiko genangan air di dalam kota.
Kasi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Widodo Sugiri mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu penetapan KUA PPAS tahun 2016 mendatang.
Dia mengakui, saat ini memang masih banyak titik-titik drainase yang ada harus diperbaiki, terutama yang tertuang dalam master plan drainase perkotaan.
“Untuk lokasi-lokasinya sebagian besar berada di dalam kota. Namun untuk lokasi penanganan di tahun depan, kita masih menunggu penetapan anggaran tahun depan,” ujarnya.
Menurut dia, penanganan saluran drainase di perkotaan tersebut juga termasuk normalisasi saluran yang ada seperti pembersihan sampah dan sedimen. Hal itu dilakukan untuk memperlancar aliran air yang mengalir ke saluran yang lebih besar (main drain), sebelum nantinya diteruskan ke sungai.
Dia menjelaskan, untuk master plan drainase perkotaan Purwokerto, saat ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas hingga tahun 2019 mendatang.
“Penanganan tersebut dilakukan bertahap dimulai dari tahun 2015 ini, dengan penanganan drainase di beberapa titik yang ada di dalam kota,” jelasnya.
Terkait realisasi secara menyeluruh, nantinya akan ada review dan evaluasi per tahun, sehingga nantinya perencanaan per tahunnya akan disesuaikan dengan perencanaan jangka menengah yang sudah ada.
Di samping itu, untuk menghadapi musim hujan mendatang, DCKKTR juga melakukan pembersihan saluran drainase untuk wilayah perkotaan. Pihaknya tiap tahun sudah menganggarkan sebanyak Rp 50 juta untuk upaya pembersihan saluran tersebut. Tujuan pembersihan tersebut antara lain untuk mengangkat sedimen dan sampah, baik drainase di tepi jalan maupun saluran drainase di wilayah pemukiman.
“Untuk pembersihan saluran drainase di perkotaan Purwokerto, kita sudah membagi jadwal menjadi 3 wilayah yaitu wilayah timur, tengah dan barat. Sedangkan di luar purwokerto kita bersihkan berkala per triwulan,” ungkapnya.
Hingga saat ini pembersihan saluran drainase sudah dilakukan secara menyeluruh di beberapa titik di wilayah Purwokerto. Dan untuk antisipasi genangan air di wilayah kota pada saat musim hujan nanti, pihaknya akan melakukan pembersihan secara rutin di beberapa titik yang rawan tergenang air.
Tahun ini DCKKTR Banyumas mengalokasikan anggaran untuk perbaikan drainase sekitar RP 9 milyar, dimana kebanyakan pembangunan masih difokuskan di wilayah perkotaan.
Terkait pembangunan drainase pada anggaran tambahan tahun ini, Widodo menambahkan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak rekanan untuk mengantisipasi kendala yang disebabkan oleh hujan. Menurutnya, aliran air akibat hujan cukup berpotensi mengganggu pekerjaan drainase yang saat ini kebanyakan masih dilakukan proses penggalian.
“Kita sudah menginstruksikan untuk antisipasi hujan, terutama untuk material galian. Material harus segera diangkut, agar tidak kembali masuk ke galian atau mungkin mengganggu lalu lintas,” imbuhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar