Banyumas Bakal Makin Berkembang
PURWOKERTO – Keberadaan Bandara Wirasaba yang ada di Kabupaten Purbalingga, bakal berdampak baik pada perkembangan Banyumas. Dari segi industri maupun edukasi.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT (Persero) Garuda Indonesia Tbk, M Arif Wibowo setelah melakukan kuliah umum di Gedung Rudiro Unsoed, Jumat (22/1). Menurut dia, dengan perkembangan Banyumas diatas rata-rata nasional, menjadi modal utama Banyumas untuk maju pesat.
Melihat potensi tersebut, kata dia, tidak menutup kemungkinan jika Garuda ikut meramaikan Bandara Wirasaba. Apalagi secara tempat Bandara Wirasaba sangat potensial untuk digunakan. “Ini karena bandara Wirasaba berada di tengah empat kabupaten,” katanya.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu kepastian bandara untuk melihat spesifikasinya. Sesuai dengan spesifikasi pesawat yang dimiliki garuda atau tidak. “Secara pasar ini sangat potensial untuk dikembangkan. Tapi kita tunggu dulu seperti apa,” jelasnya.
Arif optimis mengembangkan bandara di Purbalingga dibandingkan dengan Cilacap. Menurut dia, berdasarkan informasi dari Dirjen Perhubungan, di Cilacap terganggu dengan adanya menara yang membatasi.
Dia juga melihat dengan transportasi yang digunakan oleh masyarakat Banyumas dan sekitarnya. “Dengan harga tiket yang hampir sama dan waktu lebih cepat, saya yakin mereka juga akan memilih menggunakan transportasi udara. Karena untuk mereka yang sibuk sangat menghargai waktu. Kita tunggu saja kepastiannya seperti apa. Yang jelas kami ok, dimana saja asal pasar bagus,” ujarnya.
Untuk pesawat, katanya, bisa dilakukan secara bertahap. Tidak harus langsung setiap hari.
“Bisa seminggu empat atau lima kali terlebih dahulu. Harapannya bisa setiap hari dilakukan penerbangan,” ujarnya.
Kemarin, Garuda Indonesia juga melakukan MoU dengan Unsoed. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo dan Rektor Unsoed Dr Ir Achmad Iqbal MSi.
Arif mengatakan, MoU sebagai bentuk usaha mendekatkan diri pada masyarakat Purwokerto dan sekitarnya. Apalagi saat ini sudah tersedia gerai Garuda Indonesia di Aston Imperium Purwokerto, yang bisa memudahkan masyarakat mendapatkan informasi mengenai pelayanan Garuda Indonesia.
“Sejak dibuka dua bulan lalu, ada perkembangan pendapatan sebesar Rp 500 juta per bulan. Tetapi itu masih jauh dari target kami yaitu Rp 1 miliar per bulan,” katanya.
Dengan adanya MoU dengan Unsoed, Arif mengharapkan mampu memenuhi target tersebut. Sebab Unsoed merupakan perguruan negeri terbesar di Banyumas. Untuk pertumbuhannya juga diprediksi tidak hanya merambat ke sektor pendidikan, tetapi juga dapat berkembang pada sektor perekonomian dan beberapa sektor lain yang berpengaruh dalam kehidupan.
Arif menuturkan, Garuda Indonesia ingin menjadi lokomotif pertumbuhan di Purwokerto dan sekitarnya. Apalagi di eks Karesidenan Banyumas ada empat kabupaten yang berpotensi mengalami pertumbuhan. “Kami juga mendukung percepatan operasional Bandara Wirasaba untuk pengembangan jalur perintis Pondok Cabe Jakarta ke Bandara Wirasaba Purbalingga,” tuturnya.
Iqbal menambahkan, perguruan tinggi memiliki peran tersendiri pada masyarakat sekitar. Maka perlu adanya jalinan interaksi dengan beberapa pihak, salah satunya dengan Garuda Indonesia. “Kami harap dapat mempermudah perjalanan para dosen tamu atau peneliti untuk berkunjung ke Unsoed. Kami juga ingin menjadi tuan rumah even bertajuk nasional atau internasional. Tapi selama ini masih terganjal pada percepatan transportasi, jadi kami yang selalu menjadi tamu undangan,” paparnya.
Garuda Siap Layani Rute Jakarta-Purwokerto
Garuda Siap Layani Rute Jakarta-Purwokerto
Suara.com
Kabar gembira bagi warga Banyumas dan sekitarnya. Maskapai Garuda Indonesia siap melayani rute penerbangan Jakarta-Purbalingga, Purwokerto jika wacana pengembangan Pangkalan TNI Angkatan Udara Wirasaba di Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi bandara komersial terealisasi.
"Pokoknya kita tunggu kepastian dan spesifikasi dari bandara karena apapun akan tergantung dari spesifikasi yang ada terpenuhi atau tidak," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Muhammad Arif Wibowo di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (22/1/2016)
Selain itu kata dia 'availability' dari 'airport'-nya benar-benar siap atau belum. Kalau secara pasar, saya kira ini menjadi bagian yang potensial untuk dikembangkan ke depan karena ada empat kabupaten yang sentralnya di wilayah sini.
Arif mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan kuliah umum di Gedung Roedhiro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya tinggal menunggu kepastian dari pihak penyedia bandara plus spesifikasi-spesifikasinya harus sesuai dengan pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia.
Dalam hal ini, lanjut dia, Garuda Indonesia memiliki pesawat ATR 72-600 sehingga panjang dan kekerasan landasan pacu Bandara Wirasaba harus cukup serta navigasi dan sarana pendukung lainnya harus terpenuhi.
"Itulah kira-kira yang kita perlukan," kata pria asli Purwokerto itu.
Dia mengakui bahwa di wilayah selatan Jawa Tengah telah ada Bandara Tunggul Wulung yang berlokasi di Kabupaten Cilacap namun hal itu bukan berarti Garuda Indonesia tidak tertarik terhadap rute penerbangan menuju bandara tersebut.
"Yang saya dengar, di Tunggul Wulung itu ada problem untuk tidak bisa dikembangkan lebih panjang karena yang saya dengar dari Kementerian Perhubungan (di Cilacap) ada PLTU di mana menara-menara PLTU itu membatasi atau menjadikan kendala sehingga perpanjangannya hanya seperti itu saja (panjang landasan pacu hanya 1.400 meter, red.)," jelasnya.
Keberadaan Virtual Office Dianggap Bisa Selamatkan Bisnis Startup
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya di bandara manapun tidak masalah asalkan spesifikasinya memenuhi spesifikasi pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia.
Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa di Cilacap saat sekarang sudah ada penerbangan serta industri di wilayah eks Keresidenan Banyumas dan sekitarnya juga mulai berkembang.
Menurut dia, berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, pertumbuhan di wilayah eks Keresidenan Banyumas ternyata di atas rata-rata pertumbuhan nasional.
"Jadi kalau daerah itu pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional dan berada di Jawa, biasanya daerah yang pertumbuhan ekonominya tinggi di luar Jawa, wilayah timur, berarti ada potensi-potensi pasar yang harus kita serap," katanya saat ditanya mengenai kemungkinan Garuda Indonesia telah melakukan survei pasar terhadap rute penerbangan Jakarta-Purbalingga.
Ia mengakui bahwa saat ini alat trasportasi cepat dari Jakarta menuju wilayah eks Keresidenan Banyumas yang tersedia baru kereta api dan jalan tol baru Cipali.
Menurut dia, perjalanan tujuh jam menggunakan alat tranportasi jalan raya atau lima jam menggunakan kereta api dari Jakarta menuju Purwokerto sehingga jika menggunakan pesawat terbang akan lebih cepat.
Selain itu, tingkat okupansi penumpang kereta api pada hari-hari biasa sudah cukup padat dengan harga tiket Rp350 ribu-Rp450 ribu untuk kelas eksekutif.
Dengan demikian jika Garuda Indonesia memasang tarif tiket dengan harga Rp700 ribu-Rp800 ribu akan tetap diminati karena waktu tempuhnya lebih cepat.
"Saya kira untuk kebutuhan di (bidang) industri dan edukasi di wilayah sini, kalau tidak ada alat transportasi udara, 'events' maupun 'experts' internasional itu sulit untuk masuk sini," kata Arif.
Menurut dia, keberadaan bandara juga bisa mengerek daerah tersebut hingga kelas internasional.
Kendati telah ada kereta api, dia mengatakan bahwa bagi orang-orang yang menghargai waktu, keberadaan bandara akan menjadi basis pertumbuhan ke depan.
"Toh kalau kita (Garuda Indonesia, red.) harus terbang (melayani rute Jakarta-Purbalingga), mungkin tidak mulai dengan 'daily flight' tetapi juga bisa seminggu empat kali atau seminggu lima kali. Jadi saya rasa, bisa bertahap," katanya.
"Pokoknya kita tunggu kepastian dan spesifikasi dari bandara karena apapun akan tergantung dari spesifikasi yang ada terpenuhi atau tidak," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Muhammad Arif Wibowo di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (22/1/2016)
Selain itu kata dia 'availability' dari 'airport'-nya benar-benar siap atau belum. Kalau secara pasar, saya kira ini menjadi bagian yang potensial untuk dikembangkan ke depan karena ada empat kabupaten yang sentralnya di wilayah sini.
Arif mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan kuliah umum di Gedung Roedhiro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya tinggal menunggu kepastian dari pihak penyedia bandara plus spesifikasi-spesifikasinya harus sesuai dengan pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia.
Dalam hal ini, lanjut dia, Garuda Indonesia memiliki pesawat ATR 72-600 sehingga panjang dan kekerasan landasan pacu Bandara Wirasaba harus cukup serta navigasi dan sarana pendukung lainnya harus terpenuhi.
"Itulah kira-kira yang kita perlukan," kata pria asli Purwokerto itu.
Dia mengakui bahwa di wilayah selatan Jawa Tengah telah ada Bandara Tunggul Wulung yang berlokasi di Kabupaten Cilacap namun hal itu bukan berarti Garuda Indonesia tidak tertarik terhadap rute penerbangan menuju bandara tersebut.
"Yang saya dengar, di Tunggul Wulung itu ada problem untuk tidak bisa dikembangkan lebih panjang karena yang saya dengar dari Kementerian Perhubungan (di Cilacap) ada PLTU di mana menara-menara PLTU itu membatasi atau menjadikan kendala sehingga perpanjangannya hanya seperti itu saja (panjang landasan pacu hanya 1.400 meter, red.)," jelasnya.
Keberadaan Virtual Office Dianggap Bisa Selamatkan Bisnis Startup
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya di bandara manapun tidak masalah asalkan spesifikasinya memenuhi spesifikasi pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia.
Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa di Cilacap saat sekarang sudah ada penerbangan serta industri di wilayah eks Keresidenan Banyumas dan sekitarnya juga mulai berkembang.
Menurut dia, berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, pertumbuhan di wilayah eks Keresidenan Banyumas ternyata di atas rata-rata pertumbuhan nasional.
"Jadi kalau daerah itu pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional dan berada di Jawa, biasanya daerah yang pertumbuhan ekonominya tinggi di luar Jawa, wilayah timur, berarti ada potensi-potensi pasar yang harus kita serap," katanya saat ditanya mengenai kemungkinan Garuda Indonesia telah melakukan survei pasar terhadap rute penerbangan Jakarta-Purbalingga.
Ia mengakui bahwa saat ini alat trasportasi cepat dari Jakarta menuju wilayah eks Keresidenan Banyumas yang tersedia baru kereta api dan jalan tol baru Cipali.
Menurut dia, perjalanan tujuh jam menggunakan alat tranportasi jalan raya atau lima jam menggunakan kereta api dari Jakarta menuju Purwokerto sehingga jika menggunakan pesawat terbang akan lebih cepat.
Selain itu, tingkat okupansi penumpang kereta api pada hari-hari biasa sudah cukup padat dengan harga tiket Rp350 ribu-Rp450 ribu untuk kelas eksekutif.
Dengan demikian jika Garuda Indonesia memasang tarif tiket dengan harga Rp700 ribu-Rp800 ribu akan tetap diminati karena waktu tempuhnya lebih cepat.
"Saya kira untuk kebutuhan di (bidang) industri dan edukasi di wilayah sini, kalau tidak ada alat transportasi udara, 'events' maupun 'experts' internasional itu sulit untuk masuk sini," kata Arif.
Menurut dia, keberadaan bandara juga bisa mengerek daerah tersebut hingga kelas internasional.
Kendati telah ada kereta api, dia mengatakan bahwa bagi orang-orang yang menghargai waktu, keberadaan bandara akan menjadi basis pertumbuhan ke depan.
"Toh kalau kita (Garuda Indonesia, red.) harus terbang (melayani rute Jakarta-Purbalingga), mungkin tidak mulai dengan 'daily flight' tetapi juga bisa seminggu empat kali atau seminggu lima kali. Jadi saya rasa, bisa bertahap," katanya.
Unsoed mou Dengan Garuda
Suaramerdeka.com
Quote:
Guna memperlancar lalu lintas akademisinya, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menjalin kemitraan dengan PT Garuda Indonesia (Persero) pada awal 2016 ini. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Gedung Rektorat Lantai III, Jumat (22/1). Rektor Unsoed, Achmad Iqbal mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk memperlancar arus lalu lintas sivitas akademika. Tentunya untuk meningkatkan hubungan antarperguruan tinggi dalam skala nasional bahkan internasional. “Saya berharap, bahwa akan semakin banyak akademisi dan mahasiswa Unsoed yang mendiseminasikan karyanya pada pertemuan ilmiah, lomba-lomba kreativitas,” Kata Rektor usai menandatangani perjanjian kerja sama, kemarin. Menurut dia, kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi Unsoed, kemitraan ini akan meningkatkan kontribusi sebagai perguruan tinggi dalam memberikan yang terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Dapat Potongan Adapun kerja sama Unsoed dan PT Garuda Indonesia sudah berjalan sejak 2012. Kemitraan tersebut dilanjutkan kembali pada tahun ini. “Tidak hanya itu, saya juga berharap ke depan, unsur pimpinan baik di tingkat fakultas maupun universitas yang merintis dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai kalangan dari dalam maupun luar negeri,” kata dia. Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Muhammad Arif Wibowo mengungkapkan, kerja sama ini akan mendapatkan potongan 15 % untuk setiap pembelian tiket penerbangan domestik dan potongan sebesar 25% untuk penerbangan internasional. “Kemitraan ini sudah berjalan lama. Kami berterima kasih atas kepercayaannya,” katanya. Pada kesempatan ini, Muhammad juga menyinggung tentang bakal dibukanya jalur Jakarta-Purbalingga. Trayek ini memanfaatkan Bandara Wirasaba yang hendak dikomersilkan. PT Garuda Indonesia memiliki pesawat jenis ATR 72-600 yang cocok untuk digunakan di landasan pacu tersebut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar