PURWOKERTO – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyumas telah menyediakan ruang untuk pengembangan bus rapid transit (BRT), meskipun sampai sejauh ini realisasi BRT masih terganjal penetapan trayek.
Menurut Kabid Prasarana Wilayah Bappeda Banyumas, Dedy Noerhasan, sampai Mei belum ada informasi berkaitan dengan penetapan trayek BRT. Meski demikian, secara umum Bappeda sudah menyediakan ruang untuk pengembangan BRTtersebut.
“Belum tahu pasti kapan realisasinya, namun kami tetap memberikan ruang, terutama untuk rencana pembangunan halte BRTitu,” jelasnya, kemarin. Mengenai penyediaan ruang tersebut, lanjutnya, hanya mengikuti jalan yang sudah ada.
Penyiapan ruang bagi BRT, lanjut dia, juga lebih mudah ketimbang penyiapan ruang bagi reaktivasi jalur kereta api Purwokerto – Wonosobo. Kendati demikian, penetapan trayek harus dilakukan, hal itu untuk mengetahui rute mana yang akan digunakan, apakah di dalam kota, atau hanya antarterminal saja.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dinhubkominfo) Banyumas, Santosa Eddy Prabowo, mengatakan renacana pengoperasian BRT, sejauh ini masih menunggu penetapan trayek. “Kami masih menunggu penetapan trayek dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sebab sampai saat ini yang belum disepakati tinggal trayeknya,” jelasnya saat dihubungi.
Realisasi 2017
Dia mengatakan, bila trayek sudah disepakati, kemungkinan rencana pengoperasian BRT yang menghubungkan Banyumas dan Purbalingga, paling cepat baru akan terealisasi pada 2017 mendatang. Dikatakan, pembahasan mengenai trayek memang memerlukan perencanaan matang, termasuk menghitung potensi penumpang yang ada. “Jalannya yang belum ketemu (trayek), kalau Semarang maunya dari terminal ke terminal,” ujarnya.
Sementara itu, rapat untuk membahas penetapan trayek BRT yang digelar Januari 2016 lalu, ternyata juga belum membuahkan keputusan tentang trayek BRT. Padahal bila trayek BRT telah ditetapkan, Dinhubkominfo Banyumas juga akan segera menyiapkan halte untuk menunjang operasional BRT.
Santosa mengatakan, halte yang akan disediakan untuk operasional BRTtersebut, nantinya berupa halte portabel. Pemilihan jenis halte itu dilakukan agar halte mudah dipindah-pindahkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar