Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Rabu, 11 Mei 2016

Pelaksanaan UNBK Dipaksakan


Suara Banyumas 
Foto: suaramerdeka.com/doc
Foto: suaramerdeka.com/doc
PURWOKERTO, suaramerdeka.com - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kabupaten Banyumas tahun ini, dinilai setengah dipaksakan. Pasalnya sebagian sekolah yang menyelenggarakan ujian dengan sistem ini pada dasarnya belum siap.
Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Banyumas, Yoga Sugama, mengungkapkan sebagian besar sekolah, khususnya sekolah negeri belum siap untuk menyelenggarakan ujian berbasis komputer.  Hal ini terlihat dari ketersediaan komputer yang dimiliki sekolah.
Hampir sebagian besar belum memiliki jumlah komputer yang cukup, sehingga sekolah terpaksa harus pinjam ke pihak lain atau minta bantuan sumbangan dari orang tua peserta didik.
”Ini menunjukkan sebenarnya sekolah belum memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan ujian dengan sistem berbasis komputer,” kata dia saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SMP 2 Purwokerto dan SMP 8 Purwokerto.
SMP 2 Purwokerto tahun ini menyelenggarakan UN Berbasis Komputer, sedangkan SMP 8 masih menerapkan UN secara manual atau UN Berbasis Kertas dan Pensil.
Selain harus menyediakan komputer yang mencukupi, lanjut dia, sekolah juga dibebani dengan biaya untuk menyewa mesin genset yang digunakan sebagai antisipasi ketika terjadi pemadaman listrik.  Padahal biaya yang dikeluarkan untuk menyewa mesin genset cukup besar.
Yoga menambahkan, keberadaan Ujian Nasional Berbasis Komputer juga dapat menimbulkan adanya diskriminasi terhadap sekolah-sekolah yang menyelenggarakan ujian secara manual atau UN Berbasis Kertas dan Pensil.
”Dengan menyelenggarakan UN Berbasis Komputer, masyarakat akan menganggapnya sebagai sekolah yang bonafid dan modern.  Kalau yang terjadi demikian, tentu hal ini akan merugikan sekolah yang kualitasnya bagus, tetapi menyelenggarakan UN secara manual lantaran keterbatasan sarpras,” katanya.

Sekolah Kewalahan Pengadaan Komputer


UNBK Dinilai Ajang Gengsi
PURWOKERTO radarbanyumas– Untuk kali pertama, jenjang SMP menerapkan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Namun penerapan UNBK dinilai hanya sebagai ajang gengsi. Pasalnya, sistem yang digunakan dalam UNBK hampir sama dengan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP). Hanya menggunakan media komputer.
BHL
 Selain itu, sekolah yang menerapkan UNBK juga mengakui kewalahan untuk pengadaan komputer. Persoalan terkait UNBK terungkap saat sidak yang dilakukan Komisi D di sekolah yang mengadakan UNBK yakni SMPN 2 Purwokerto dan sekolah dengan UNKP yakni SMPN 8 Purwokerto, Selasa (10/5).
Menurut Sekretaris Komisi D Yoga Sugama, sistem yang digunakan tidak berbasis online. Karena soal terlebih dahulu didownload, kemudian dikerjakan siswa dan baru diupload ke server pusat.
“Sistem ini sama saja dengan kertas. Hanya medianya saja yang berbeda. UNKP soal datang dibagikan ke siswa, selanjutnya lembar jawab dikumpulkan. Sama saja kedua metode ini, berbeda jika sistem yang digunakan online,” terangnya.
Yoga mengatakan, selain itu UNBK terkesan dipaksakan. Sekolah kewalahan untuk menyediakan komputer sesuai dengan ketentuan. Seharusnya, jika itu program dari pemerintah pusat, ada suport dari pemerintah. Namun pemerintah pusat terkesan lepas tangan.
“Bukan berarti saya tidak mendukung. Saya mendukung, namun pemerintah pusat harus memberikan bantuan. Bukan semua diserahkan ke sekolah,” katanya.
Selain masalah komputer, sekolah harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar sewa genset. Untuk sewa genset yang tidak dipakai, sekolah harus mengeluarkan Rp 800 ribu. Jika genset dipakai, maka ada biaya tambahan sebesar Rp 500 ribu. Padahal genset merupakan kebutuhan wajib dalam penyelenggaraan UNBK.
Padahal menurut Yoga, UNBK akan menimbulkan diskriminasi untuk sekolah yang belum menyelenggarakan UNBK. Terkesan sekolah yang menyelenggarakan UNBK lebih berkualitas dibandingkan sekolah yang masih menggunakan model UNKP.
“Padahal itu tidak boleh digunakan sebagai acuan. Namun pemahaman tersebut secara alami tertanam di masyarakat,” terangnya.
Untuk itu, dia mengapresiasi kepada sekolah yang masih menyelenggarakan sistem UNKP. Pasalnya sekolah tersebut mengukur kemampuan dan tidak mengikuti trend.
Sebagai salah satu sekolah yang mengadakan UNBK, menurut Kepala SMPN 2 Purwokerto Djohar, tidak ada masalah. Namun dia mengakui, untuk pengadaan komputer pihaknya merasa kewalahan. Pasalnya, sekolah harus menyediakan komputer minimal sepertiga dari total jumlah siswa. “Peserta disini ada 258, cukup kewalahan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 8 Purwokerto Anggoro Tri Mulyanto mengatakan, dalam penyelenggaran UNKP tidak ada permasalahan. Soal datang sesuai dengan jadwal. Kualitas soal juga tidak ada permasalahan. “Dua hari ini lancar,” terangnya.
Dia juga menambahkan, jika sekolahnya belum menerapkan UNPK karena kemampuan sekolah belum mencukupi. Penggunaan dana BOS hanya bisa digunakan untuk pengadaan lima unit komputer. Sementara sisanya harus dipenuhi sendiri oleh sekolah.
“Kami mengukur kemampuan, sehingga kami putuskan untuk tidak menggunakan sistem UNKP,” ujarnya.



Baru 4 Sekolah SMP Di Banyumas, Menggelar UNBK

 : Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan mengapresiasi kerja Jajaran Dinas Pendidikan, Panitia dan pengawas serta berterima kasih kepada PLN dan telkom Kantor Kementrian Agama, pengawas dan seluruh pantia semua yang terlibat dalam pelaksanaan UN SMP tahun ini atas kerja kerasnya sehingga UN khususnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dapat berjalan dengan lancar.
Ungkapan tersebut disampaikan saat melakukan peninjauan Ujian Nasional di beberapa Sekolah Selasa (10/5/2016) kemarin.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso mengatakan, UN SMP diikuti oleh 26.184 Sisa dari 211 SMP MTs melibatkan 2.818 pengawas di 1.409 ruangan.
“Peserta Ujian Nasional, Senin (9/5/2016) mengerjakan soal bahasa Indonesia, Selasa, Matematika, Rabu, Bahasa Inggris dan Kamis (12/5/2016) IPA” katanya
Purwadi menambahkan di Banyumas baru ada 4 sekolah yang melakukan UNBK. Sekolah SMP yaitu SMP N 1 dan SMP N 2 Purwokerto, SMP Susteran dan SMP Nasional 3 Baha Putera Harapan Purwokerto dibagi menjadi 3 sesi yaitu sesi 1 pukul 07.30 s.d 09.30 WIB sesi kedua pukul 10.30 s.d 12.30 WIB dan sesi ke tiga pukul 14.00 s.d 16.00 WIB.
Terkait dengan sekolah yang melaksanakan UNBK Purwadi mengaku sudah berkoordinadi dengan telkom dan PLN agar tidak ada pemadaman maupun kesulitan jaringan internet.
Purwadi menambahkan untuk sekolah dengan UN PBT distribusi naskah soalnya juga sudah terselenggara dengan baik.
“Distribusi soal silaksanakan dibagi menjadi 7 rayon yaitu SMP 3 Ajibarang, SMPN 1 Banyumas, SMPN 3 Purwokerto, SMPN Kedungbanteng 1, SMPN 1 Sokaraja, SMPN 1 Sumpiuh, dan SMPN 1 Jatlawang” tambahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...