SmCetak, Suara Banyumas
BANYUMAS – Kecamatan Sokaraja menggarap sendratari batik Sokaraja untuk mengenalkan potensi wilayahnya. Seni gerak tari itu dipentaskan pertama kali pada Festival Seni Unggulan ”Goyang-Gayeng” di lapangan Desa Sibalung, Kecamatan Kemranjen, Sabtu (14/5) malam.
Koreografer tari, Ambar Purwito mengatakan, tari ini menggambarkan realitas Sokaraja sebagai kota kecamatan yang menjadi jalur perdagangan. Beragam bisnis mulai dari kuliner hingga kerajinan menjadi penghidupan masyarakat.
”Sejak dahulu Sokaraja dikenal sebagai kota dagang. Pernah dikenal sebagai galeri lukisan mooij indie terpanjang se-Asia Tenggara, lalu kini bermetamorfosis menjadi tempat tujuan wisata kuliner, kerajinan batik dan religi,” jelasnya, kemarin.
Lengger Banyumasan
Kerajinan batik dan kuliner seperti gethuk goreng dan sroto Sokaraja, kata Ambar, menjadi komoditas yang naik daun saat ini. Wisatawan pun menjadi kawasan tersebut sebagai rujukan untuk membeli oleh-oleh.
Dia mengatakan, gambaran perubahan dari masa ke masa ini terlihat dalam gerak rancak, kostum batik dan shalawat yang dikumandangkan pada saat pementasan. Sentuhan gaya lengger banyumasan masih dominan dalam lakunya. ”Tanpa dukungan dari birokrasi setempat, tokoh dan masyarakat nama Sokaraja tidak terangkat.
Puncaknya, beberapa waktu lalu, batik Sokaraja yang diwakili batik Anto Djamil diundang untuk hadir pada Parade Chingay 2016 di Singapura. Kami cukup bangga dengan hal tersebut,” ujarnya. Adapun ada Festival Seni Unggulan ”Goyang-Gayeng” tersebut, Sokaraja membawakan sendratari batik bersama 8 kelompok kecamatan lain.
Di antaranya Kecamatan Tambak yang menampilkan kesenian aksi muda, Sumpiuh menampilkan lengger, Patikraja menampilkan ebeg, Sokaraja menampilkan sendratari batik, Banyumas menampilkan muntiet, Kalibagor lengger, Kebasen dengan Buncis Golek Gendong, Somagede dengan seni Ujungan dan Kemranjen yang menampilkan kethoprak.
Dia mengatakan, sendratari ini kelak bisa disuguhkan untuk menyambut tamu wisatawan yang hadir. Tidak hanya di Sokaraja, tapi juga di tempat lain di wilayah Banyumas.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Rustin Harwanti mengatakan, setiap seniman perwakilan kecamatan dibebaskan untuk menggarap seni dengan kreasinya. Pada putaran terakhir, akan diumumkan enam penampil terbaik hasil pilihan dewan juri.
”Putaran ketiga festival ini nanti digelar di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan, Purwokerto, Sabtu (21/5) malam. Pada saat yang sama, seniman dari Kecamatan Purwokerto Utara, Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang, Kembaran, Karanglewas, Purwokerto Barat, Purwokerto Timur dan Purwokerto Selatan mendapat giliran untuk tampil,” kata dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar