suaramerdeka.com
Aliran air irigasi dari Saluran Irigasi Tajum yang berasal dari Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang dalam dua bulan terakhir tak bisa maksimal. Pasalnya debit air aliran di saluran irigasi yang mengaliri 3200 hektar lahan sawah di Kecamatan Wangon, Jatilawang dan Rawalo mengalami penurunan.
Petani asal Desa Gentawangi Kecamatan Jatilawang, Ahmad (50) mengatakan, sejak dua bulan terakhir, aliran air irigasi yang berasal dari saluran irigasi Tajum sudah tak maksimal. Padahal pasca panen ini, petani sudah mulai berencana akan menanam kembali padi di persawahan mereka. Namun akibat menurunnya debit air di saluran irigasi tersebut membuat mereka harus bergantian menggunakan air.
“Mau tidak mau kami harus bergantian memanfaatkan air yang kecil dari hulu. Biasanya kami harus menutup terlebih dulu pintu air dari saluran agar terkumpul air terlebih dulu. Baru setelah itu dialirkan ke areal persawahan kami,” jelasnya.
Beruntung, kata Ahmad, saat ini hujan masih sering turun meski telah memasuki musim kemarau. Dengan turunnya hujan ini, petani terbilang cukup terbantu ketika akan mengolah lahan persawahan mereka. Sementara itu hingga kemarin terlihat sebagian besar areal persawahan di wilayah Jatilawang dan Rawalo, belum mulai digarap atau diolah oleh petani.”Kami berharap hujan masih bisa turun sehingga meski saluran irigasi Tajum tak maksimal, kami masih bisa mengolah sawah. Meski demikian kami berharap agar pemerintah bisa mengupayakan agar aliran irigasi ini bisa berfungsi maksimal kembali,” katanya.
Sementara itu, petugas pengairan UPT Wangon Kuntarto menjelaskan, kedalaman Bendung Tajum di Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang mengalami pendangakalan sejak beberapa tahun terakhir. Akibatnya volume air untuk pengairan persawahan di wilayah tiga kecamatan tersebut menurun drastis. Pendangkalan ini diakibatkan karena sedimentasi lumpur yang berasal dari hulu sungai terutama usai hujan deras.
“Lumpur dan sedimentasi yang ada di bendung sudah seharusnya dikeruk. Sehingga daya tampung bendung bisa maksimal kembali. Hal ini penting agar meski memasuki kemarau, maka fungsi pengairan irigasi ini tidak terkendala secara signifikan,” katanya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar