suaramerdeka.com
RANI tampak serius melakukan pewarnaan pada selembar kain panjang yang telah dibentangkan dengan menggunakan kayu dan pengikat di halaman Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, kemarin pagi.
Meski tangannya kotor dengan pewarna, namun ibu rumah tangga yang tinggal di RT 1 RW 6 Kelurahan Kranji ini tampak bersemangat mengikuti pelatihan membuat batik banyumasan yang diselenggarakan Tim Penggerak PKK kelurahan bekerja sama dengan pengrajin batik “Cahaya Batik” Desa Kediri Kecamatan Karanglewas.
Bersama dengan ibu-ibu lain, wanita paruh baya ini mendapatkan pelatihan tentang tehnik membatik dari perajin batik yang sengaja didatangkan. Pelatihan itu dilaksanakan selama dua hari dari Sabtu (3/9)-Minggu (4/9). ”Awalnya agak sulit untuk bisa membatik, tetapi lamakelamaan akhirnya bisa juga. Apalagi di sini didampingi langsung oleh perajin batik, sehingga semakin memudahkan kami untuk belajar membatik,” ungkapnya.
Tambah Penghasilan
Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Kranji, Kuswanti Nur Hasanah, mengungkapkan, sebenarnya kegiatan pelatihan membatik ini merupakan upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga agar bisa mendapatkan penghasilan sendiri, sehingga dapat menambah penghasilan bagi keluarganya.
”Makanya pesertanya adalah ibu rumah tangga. Mereka tidak bekerja, sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan, setidaknya mereka dapat berwirausaha dengan menjadi perajin batik, sehingga dapat menambah penghasilan keluarga,” terangnya.
Kegiatan pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelatihan sebelumnya yang diselenggarakan Dinperindagkop. Namun saat itu baru sebatas memberikan materi teori, sehingga masih perlu diselenggarakan pelatihan lanjutan berupa praktik secara langsung dengan mendatangkan perajin. ”Harapan kami setelah mengikuti pelatihan, para peserta bisa menindaklanjuti di rumah.
Mereka dapat menjadi perajin batik sekaligus memasarkannya, sehingga mereka akan mendapatkan penghasilan,” ujarnya. Sementara Setyawa Suwarno, pengrajin batik dari “Cahaya Batik” Desa Kediri Kecamatan Karanglewas, mengatakan, dalam pelatihan yang diselenggarakan di Balai Kelurahan Kranji ini, jenis pewarna yang digunakan adalah remasol.
Dengan menggunakan pewarna jenis tersebut, proses pengerjaannya menjadi lebih cepat. ”Dulu jenis pewarna yang sering digunakan adalah naptol. Bila menggunakan jenis pewarna ini, setidaknya dibutuhkan waktu hingga sebulan untuk menghasilkan sebuah batik tulis.
Namun dengan pewarna remasol, maka hanya dibutuhkan waktu dua hari saja,” terangnya. Selain itu, menurut dia, prospek usaha batik sampai sekarang masih terbuka lebar, bahkan permintaan terhadap kerajinan batik sangat besar. Bila usaha ini dijadikan sebagai industri rumahan, maka setidaknya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
”Sekarang instansi pemerintah maupun swasta banyak yang mewajibkan karyawannya untuk mengenakan pakaian batik pada hari-hari tertentu. Tentu hal ini menjadi peluang bagi para pengrajin batik,” tandasnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar