Quote suaramerdeka.com:
Pemasar online produk gula kelapa semut di Banyumas kelimpungan, karena pasokan dari petani turun. Menurut pemasar online di Purwokerto, Arbi Anugrah, sebagian petani sekarang tidak memproduksi gula semut, tapi mereka lebih memilih menjual nira kelapa ke pengepul.
”Petani memilih yang praktis dengan menjual nira daripada harus membuang waktu melalui proses produksi,” katanya, kemarin. Akibatnya, sambung dia, para pemasok kesulitan mendapat pasokan gula kelapa semut, terutama gula semut rasa jahe dan kayu manis.
”Stoknya sekarang turun, padahal permintaan gula kelapa semut banyak, malah untuk yang rasa jahe dan kayu manis sekarang sedang kosong,” tuturnya. Diakuinya, permintaan pasar online tinggi. Belum lagi, kontrak kerja dengan toko modern juga banyak. Setiap hari harus memasok sekitar seratusan kilogram yang sudah dalam bentuk kemasan.
”Saya khawatir, kalau tidak mendapat pasokan akan terkena denda. Sebab, dalam perjanjian, bila tidak dapat memenuhi permintaan sesuai kesepakatan, akan didenda,” ujarnya. Karena itu, dia mulai mencari gula semut ke petani yang masih memproduksi gula semut dengan varian rasa, maupun ke koperasi lain yang menampung barang dalam jumlah banyak.
”Kami juga mulai belajar memproduksi sendiri untuk menyiasati kelangkaan pasokan dari petani,” kata Arbi. Petani gula kelapa di Desa Pageraji, Ratun (58), mengakui, tidak sedikit petani menjual nira kelapa kepada pengepul untuk efisiensi biaya dan tenaga.
Petani lain masih memilih membuat gula cetak tradisional, karena prosesnya tidak lama. ”Petani memilih yang praktis, apalagi sekarang nira kelapa saja sudah laku jual dan ada yang menampungnya,” kata dia.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar