Untuk mempertahankan dan meningkatkan pemasaran produk gula kelapa sehat di dalam maupun luar negeri, petani gula di Banyumas terus menggencarkan sertifikasi hingga diversifikasi produk gula mereka.
Selain itu, mereka juga terus memperkuat kelembagaan kelompok koperasi untuk meningkatkan posisi tawar di pasar produk gula. Ketua Kelompok Petani Gula Manggar Jaya Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Akhmad Sobirin mengatakan, selain peningkatan kuantitas dan kualitas produk gula kristal organik, pihaknya kini sedang gencar membuat diversifikasi produk gula semut organik.
Melalui merek dagang Semedo Manise, kelompok Manggar Jaya membuat gula semut dengan varian rasa jahe, kayu manis, temulawak dan daun sirsak. Dengan varian berat dan kemasan produk, Manggar Jaya terus berusaha menembus pasar gula dalam maupun luar negeri. “Untuk diversifikasi produk ini dibuat untuk memenuhi pasar dalam negeri mulai ritel, perhotelan, komunitas dan sebagainya. Kami pastikan bahwa produk kami adalah produk yang sehat termasuk bagi kalangan penderita diabetes,” katanya.
Untuk menjamin kesehatan dan kandungan nutrisi pada produk mereka itulah, kelompok Manggar Jaya juga terus gencar melaksanakan sertifikasi rutin kepada para anggota penderes tiap tahun. Selain itu kerja sama dengan para akademisi ataupun peneliti yang biasa meriset produk makanan ataupun pertanian juga terus dilaksanakan. Melalui diversifikasi produk dengan berbagai kemasan inilah, diharapkan pasar semakin berminat untuk menyerap produk petani.
“Kami tekankan kepada petani untuk tidak berpuas diri, dalam hal ini kerja keras, cerdas hingga inovasi produk harus terus dilaksanakan sehingga keluarga penderes dapat sejahtera dan semakin terjamin masa depannya. Melalui pertemuan-pertemuan kelompok yang ada inilah kami terus sosialisasikan berbagai informasi terbaru terkait pasar gula dan sebagainya,” jelasnya.
Dijelaskan Akhmad Sobirin, secara rutin kini produk gula kristal organik milik Manggar Jaya telah diekspor sekitar 50 ton pertahun. Untuk mengembangkan potensi gula kristal organik kualitas ekspor, Sobirin yang juga penyuluh swadaya dan pemuda pelopor terus didaulat oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan di wilayah lain.
Terbukti saat ini rintisan kelompok petani gula kristal organik di wilayah Desa Karangkemiri Kecamatan Pekuncen hingga wilayah Kabupaten Banjarnegara sedang dilaksanakan. “Dengan berkelompok hingga berkoperasi nantinya penderes diharapkan dapat semakin berdaya. Mereka bisa punya posisi tawar tinggi terhadap pasar.
Tidak seperti sebelumnya, selalu tunduk kepada pasar meski mereka harus selalu mendapatkan harga rendah. Kami juga terus dorong para penderes untuk ikut serta dalam BPJS Ketenagakerjaan dan mengakses kemudahan kredit lunak dari pemerintah untuk jaminan hari tua dan permodalan mereka,” tegasnya.
Perjuangan Keras
Pahit getir perjuangan merintis koperasi perajin gula kristal organik juga dirasakan pengurus Koperasi Serba Usaha Nira Satria Cilongok. Sebelum bisa mengharumkan nama Banyumas lewat manisnya produk gula kristal asal Banyumas lewat ekspor ke berbagai negara Asia, Eropa dan Amerika, koperasi inipun merupakan koperasi kecil.
Untuk bisa mendapatkan kepercayaan anggota hingga 651 penderes gula kelapa, para pengurus harus bekerja keras dan berkekurangan dalam penghasilan sehari-hari, bahkan perintisnya sempat didemo tengkulak gula karena dikira merebut pasar.
Pengurus KSU Nira Satria, Riyanto mengatakan, sebelum berdiri menjadi koperasi pada 2011, rintisan KSU Nira Satria ini terlebih dulu mengalami proses panjang mulai dari 2008-2011. Proses perekrutan kader petani, pelatihan teknik pertanian dan produksi gula kristal organik, penyuluhan sosialisa
si tentang keuntungan berkoperasi, hingga membentuk koperasi. Terlebih lagi di tahun-tahun awal rintisan, masih berat meyakinkan prospek diversifikasi produk gula kristal yang baru.
“Kami berterima kasih kepada berbagai lembaga, dan pemerintah yang telah sudi mendampingi kami hingga sekarang ini. Kami juga menyambut baik berbagai program pemerintah untuk kemajuan koperasi. Namun yang tak boleh ditinggalkan gerakan ini harus tetap merangkul masayarakat bawah dan membawa efek kesejahteraan sehingga tak ditinggalkan rakyat,” katanya.
Bergerak di sektor riil berupa jual beli gula kelapa kristal organik, KSU Nira Satria juga menyelenggarakan berbagai usaha. Sekarang koperasi ini, rata-rata memasarkan produk gula kelapa kristal organik 30-40 ton perbulan. Produk ini dikumpulkan dari para penderes yang merupakan anggota koperasi dari 12 desa di 4 kecamatan di Banyumas.
Untuk mendorong edukasi Manajemen Ekonomi Rumah Tangga (MERT) kepada anggotanya. Makanya sebagian margin penjualan dan pemasaran gula kelapa kristal anggota, maka disisihkan menjadi SHU dan juga untuk dana sosial berupa asuransi komunitas (askom). Untuk penjaminnan mutu produk gula kelapa kristal standar ekspor, internal control system (ICS) atau sistem pengawasan mutu internal hingga bantuan sarana produksi dan penyelenggaraan dapur sehat juga dilaksanakan.
“Adanya nilai tambah produksi gula kelapa kristal ini membuat anggota semangat dan aktif karena adanya penghasilan mereka meningkat. Sayangnya, meningkatnya penghasilan berbanding lurus dengan konsumsi belanjanya.
Makanya dengan edukasi koperasi, sebagian pendapatan mereka disisihkan untuk SHU, simpanan masa depan dan santunan sosial. Karena risiko pekerjaan penderes sangat tinggi karena bertaruh nyawa,” katanya. Hingga 2016 ada sebanyak 1073 penderes gula kelapa di Banyumas, menjadi anggota Asuransi Komunitas (Askom).
Dari 2011 hingga 2016, ada 24 orang petani yang mendapatkan santunan kecelakaan, 4 meninggal dan 20 orang mendapat biaya perawatan. Untuk menjalankan fungsi dan peran koperasi yaitu memenuhi kebutuhan keuangan anggota, KSU Nira Satria mengadakan pelayanan mulai dari Simpan Pinjam.
Saat ini simpan pinjam koperasi berjalan di 4 unit usaha di 4 kecamatan yaitu di Desa Kedungurang, Rancamaya, Pageraji, Sokawera dengan total dana yang berputar sampai Oktober 2012 sekitar Rp 94.019.240. Saat ini pengembangan simpan pinjam dilakukan di Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas dan Desa Kemawi, Kecamatan Somagede.
“Selain mendapatkan kemudahan akses simpan pinjam dan jaminan sosial, dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) kemarin, ada anggota mendapatkan SHU mencapai Rp 3 juta dan simapan mencapai Rp 3,5 juta. Untuk menambah peluang penghasilan dan dukungan produksi adanya program peternakan hingga kebun bibit desa juga dilaksanakan,” jelas Ketua KSU Nira Satria, Nartam Andrea Nusa.
Konsultan Bank Indonesia, Musyafik pada diskusi pergulaan di Wangon beberapa waktu lalu menyatakan gula kelapa kristal organik Indonesia termasuk dari Banyumas terbukti punya prospek pasar dunia yang menjanjikan khususnya di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
Telah diakui gula kristal organik Indonesia punya kualitas terbaik, tak kalah dengan produk gula negara lainnya. Tak heran selain pasar domestik, gula kristal organik ini juga laris jadi incaran konsumen dari Asia, Amerika dan Eropa. “Gula kristal organik kita, mempunyai kadar gula yang tidak menyebabkan bertambahnya gula darah.
Makanya sebagai konsumen sadar kesehatan, warga luar negeri khususnya dari Jepang memilih produk gula kita. Ini juga mendorong beralihnya banyak petani gula tebu menjadi gula kelapa,” kata Musyafik, konsultan Bank Indonesia saat diskusi prospek pergulaan di era MEAdi Wangon, Banyumas beberapa waktu lalu.
Melihat prospek cerah itulah, Musyafik terus mendorong agar peningkatan sumber daya manusia baik itu di kalangan petani, pedagang, asosiasi pedagang hingga pemerintah perlu terus ditingkatkan. Kekompakan dari para petani dan seluruh stakeholder yang mengurusi pemasaran gula kelapa kristal organik sangat dibutuhkan agar mereka bisa bertahan dan eksis dalam perdagangan bebas MEAsaat ini.
“Yang lebih penting untuk mendorong keberlangsungan ekonomi Indonesia, masyarakat, pemerintah dan semua pihak harus benar-benar mengkampanyekan dan mempraktikan cinta produk dalam negeri,” jelasnya. Kepala Seksi Industri Pertanian dan Kehutanan, Dinperindagkop Banyumas, Sri Gito menyatakan potesi gula kristal organik di Banyumas terbilang belum tergarap seluruhnya.
Untuk mendorong perkembangan gula kristal organik di kabupaten terbesar penghasil gula kelapa Indonesia ini, Pemkab Banyumas terus melakukan berbagai langkah. Selain promosi, pengadaan kartu penderes, pemberian bantuan benih kelapa, pelatihan dan pendampingan terhadap petani juga terus dilaksanakan.
|