Warga Wangon Minta Penanganan Sampah Dimaksimalkan
21 Februari 2016, Suara Banyumas
21 Februari 2016, Suara Banyumas
Warga Kecamatan Wangon berharap Pemkab Banyumas dapat menangani masalah sampah di wilayah Banyumas bagian selatan tersebut secara maksimal. Pasalnya dengan adanya tempat penampungan sampah di tepi jalan, sejumlah titik kota Kecamatan Wangon terlihat kumuh.
Warga Wangon bernama Fitri (30) mengaku, sangat tergangu dengan adanya pemandangan tumpukan sampah ini yang sering ia temui di tepi jalan. Padahal sebagai gerbang masuk wilayah Banyumas di jalur selatan, Wangon harusnya lebih tertata, rapi dan bersih.
“Kami juga sudah mengajukan ke pihak kecamatan dan petugas pemunut sampah agar jangan sampai ada tempat sampah di tepi jalan, namun sampai saat ini, permintaan masyarakat belum juga dipenuhi. Kami juga rutin membayar retribusi sampah tiap bulan,” katanya.
Warga lainnya Trisno mengaku prihatin jika di saat Peringatan Hari Sampah Nasional, Minggu (21/2) kemarin, pemandangan sampah yang belumt terangkut terlihat di sejumlah titik kota Kecamatan Wangon. Salah satu tumpukan sampah terbanyak, berada diutara Perempatan Wangon. Selain itu wilayah barat dan selatan perempatan Wangon juga kerap menjadi tempat pembuangan sampah.
Trisno berharap agar Pemkab Banyumas dua tahun terakhir mendapatkan penghargaan Adipura dapat memperhatikan hal ini. Jangan sampai permasalahan sampah ini berlarut-larut.
“Kami berharap segera ada penanganan terkait hal ini. Jangan sampai kota Wangon terkesan kumuh dan kotor,” katanya.
Kepala Unit Kebersihan dan Pertamanan (UKP) Ajibarang, Catur Hari Susilo membenarkan jika penanganan permasalahan sampah di Kecamatan Wangon belum bisa maksimal. Pasalnya hingga saat ini pengadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang menetap dan representatif sulit direalisasikan karena sering menghadapi penolakan dari warga.
Padahal kata Catur, sesuai dengan manajemen pengelolaan sampah, keberadaan TPS sangat penting. Idealnya memang sampah dari jalan protokol hingga rumah tangga itu diambil dan ditampung dulu di TPS. Baru selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir.
“Untuk itulah kami berharap agar kondisi ini tidak terus menerus terjadi. Kami harap masyarakat bisa menyadari kalau permasalahan penanganan sampah adalah tanggungjawab bersama. Makanya idealnya satu desa ada satu TPS sehingga sebelum diangkut ke TPA, bisa tertangani dulu,” katanya.
Catur mengatakan selain di wilayah kecamatan lainnya, volume sampah dari Kota Wangon setiap hari rata-rata berjumlah 80 meter kubik. Sementara itu, TPS sementara yang ada tak pernah lama menetap, karena ada penolakan dari warga sekitarnya.
“Dulu TPS ada wilayah luar terminal Wangon, bagian dalam Pasar Wangon, dekat perempatan Wangon dan tanah eks Kantor Kecamatan Wangon. Kemudian setelah pindah itu kembali lagi ke terminal Wangon. Namun ada yang keberatan kembali jika sampah rumah tangga dimasukan ke situ,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar