Anggaran Minim
6 February 2016 |Radar Purwokerto
PURWOKERTO – Setelah gagal di tahun 2015, rencana pembangunan pos jaga,
shelter pedagang kaki lima dan pagar Taman Satria Berkoh Purwokerto,
tak bisa terealisasi di tahun ini. Pasalnya, anggaran tidak mencukupi
untuk membangun semua fasilitas.
Kepala Seksi Kebersihan dan Pertamanan Irawan mengatakan, dengan anggaran pemeliharaan taman yang hanya Rp 600 juta untuk satu tahun, tidak mungkin pembangunan pos jaga, shelter pkl dan pagar dilanjutkan.
“Anggarannya minim, tidak seperti tahun lalu yang mencapai Rp 1,2 miliar. Itupun sudah terpotong Rp 286 juta untuk membayar upah 26 petugas harian lapangan bidang kebersihan dan pertamanan selama satu tahun,” katanya.
Dilanjutkan, dengan anggaran yang tersisa, pihaknya hanya dapat melakukan penataan tanaman hias di dua taman aktif dan seluruh taman pasif yang dikelola DCKKTR.
“Mau bagaimana lagi, kita sudah tidak bisa lagi menanam pohon anyoman dan membeli bibit tanaman. Padahal kita juga masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar pembelian BBMuntuk penyiraman. Intinya sekarang anggaran yang ada harus kita kelola seefisien mungkin,” sambung dia.
Seperti diketahui, rencana pembangunan pos jaga, WC dan pagar transparan dengan anggaran Rp 300 juta sudah digulirkan sejak Oktober 2015. Namun rencana tersebut gagal dan akan direalisasikan pada 2016, dengan alasan mepetnya waktu yang tersisa. Serta dana yang tersedia digunakan untuk mengerjakan pemasangan paving untuk parkir kendaraan dan pangkalan pedagang di area sebelah Taman Satria Purwokerto.
Hingga anggaran pemeliharaan taman di 2016 turun, namun nilainya hanya setengah dari anggaran tahun 2015. “Jadinya pembangunan pos jaga, WC, pagar transparan hingga shelter PKL harus dibatalkan,” tuturnya
Kepala Seksi Kebersihan dan Pertamanan Irawan mengatakan, dengan anggaran pemeliharaan taman yang hanya Rp 600 juta untuk satu tahun, tidak mungkin pembangunan pos jaga, shelter pkl dan pagar dilanjutkan.
“Anggarannya minim, tidak seperti tahun lalu yang mencapai Rp 1,2 miliar. Itupun sudah terpotong Rp 286 juta untuk membayar upah 26 petugas harian lapangan bidang kebersihan dan pertamanan selama satu tahun,” katanya.
Dilanjutkan, dengan anggaran yang tersisa, pihaknya hanya dapat melakukan penataan tanaman hias di dua taman aktif dan seluruh taman pasif yang dikelola DCKKTR.
“Mau bagaimana lagi, kita sudah tidak bisa lagi menanam pohon anyoman dan membeli bibit tanaman. Padahal kita juga masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar pembelian BBMuntuk penyiraman. Intinya sekarang anggaran yang ada harus kita kelola seefisien mungkin,” sambung dia.
Seperti diketahui, rencana pembangunan pos jaga, WC dan pagar transparan dengan anggaran Rp 300 juta sudah digulirkan sejak Oktober 2015. Namun rencana tersebut gagal dan akan direalisasikan pada 2016, dengan alasan mepetnya waktu yang tersisa. Serta dana yang tersedia digunakan untuk mengerjakan pemasangan paving untuk parkir kendaraan dan pangkalan pedagang di area sebelah Taman Satria Purwokerto.
Hingga anggaran pemeliharaan taman di 2016 turun, namun nilainya hanya setengah dari anggaran tahun 2015. “Jadinya pembangunan pos jaga, WC, pagar transparan hingga shelter PKL harus dibatalkan,” tuturnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar