BANYUMAS – Akar Glugu atau akar kayu kelapa sering menjadi limbah
karena tidak ada yang mengolahnya. Namun, di tangan Kasir (63) warga
Watuagung, Kecamatan Tambak, menjadi barang yang mengandung nilai
manfaat.
Kasir mengatakan, limbah glugu yang berharga murah, bisa
lebih bernilai saat dibuat menjadi cowet yang biasa digunakan oleh para
ibu rumah tangga untuk alas membuat sambal atau menumbuk bumbu dapur. Selain itu, limbar glugu itu iuga dia buat menjadi piring.
Dengan Rp 100 ribu, dia bisa membuat puluhan cowet ataupun gerabah. Dia
membuat aneka piring dan cowet berbagai macam ukuran untuk
didistribusikan ke pasar tradisional, pasar modern dan rumah makan besar
di wilayah Banyumas maupun Kebumen.
“Limbah glugu bukan hanya untuk
membuat cowet yang dijual di pasar, tapi justru tempat sambal laku
dipesan oleh rumah makan,” ujarnya.
Piring buatannya pun ada
berbagai macam bentuk, lingkaran, persegi, jajaran genjang, daun, bahkan
ada yang berbentuk hati. “Piring-piring itu kalau di rumah makan untuk
tempat ikan gurameh,” jelasnya.
Harga gerabah yang dia buat berkisar
antara Rp 6000 hingga Rp 25.000. Untuk tempat sambal yang kecil, dia
jual dengan harga Rp 6000, sedangkan paling mahal yaitu piring yang
dibuat berbagai macam bentuk, harganya mencapai Rp 25.000.
Usaha
memanfaatkan limbah akar glugu dianggap menguntungkan olehnya. Sebab,
akar glugu mudah dicari di wilayahnya. Penjuaalan di pasar modern juga
laku keras. “Kami memasok juga ke pasar modern, khususnya untuk piring
dengan berbagai macam bentuk. Bisa dibilang sangat menguntungkan,”
ungkapnya.
Dia berharap pemasaran coetnya akan lebih meluas lagi,
setidaknya di lingkup Pulau Jawa. “Saya harap, kami tetap bersemangat
menjalankan usaha ini. Kunci sukses itu semangat. Karena bahan baku dan
alat sudah tersedia,” imbuhnya.
30 January 2016 Radar Banyumas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar