Berita
sebelumnya Purwokerto dikepung banjir. Ternyata proyek main drain yang
semula bertujuan untuk mencegah banjir belum berhasil. setidaknya ada 3
langkah ysng harus dilakukan menurut saya yaitu : Normalisasi sungai ,
pembuatan embung di daerah penyangga
Purwokerto . selain berfungsi sebagai penampung air saat musim hujan
juga bisa menjadi pensuplai air saat kemarau. selain itu juga bisa
dikembangkan menjadi sarana wisata dan RTH dengan menambah fasilitas
pemancingan , Taman kota dan kebun buah. serta disediakan tempat untuk
PKL. ketiga sebaiknya drainase di Purwokerto diperdalam minimal 2 meter.
Warga Minta Sungai Dinormalisasi
Antisipasi Banjir
4 Februari 2016 , Suara Banyumas
PURWOKERTO – Berkaitan dengan banyaknya pendangkalan dan penyempitan
sungai, yang berakibat genangan di sejumlah wilayah, warga berharap
Pemkab Banyumas bisa segera melakukan normalisasi saluran maupun sungai.
“Di Purwokerto itu ada sekitar enam sungai yang mengalir membelah kota,
yaitu Sungai Biru, Deng, Kranji, Luhur, Bodas, dan Banjaran, kebanyakan
sungai sudah tidak mampu menampung limpasan air karena terjadi
penyempitan dan pendangkalan,” kata warga Banyumas, Yatman S, kemarin.
Menurutnya, untuk mengatasi penyempitan maupun pendangkalan yang
terjadi, perlu dilakukan adanya normalisasi. Penyempitan, maupun
pendangkalan, tutur pria yang juga Ketua Umum Paguyuban Kerabat Mataram
(Pakem) itu, terjadi memang karena banyaknya pelanggaran di sekitar
daerah aliran sungai. “Banyak bangunan yang nyorok ke sungai, sehingga
sungai makin sempit penampang basahnya,” katanya. Dia mengatakan, untuk
mengatasi pelanggaran di sekitar wilayah sungai dapat dilakukan dengan
melakukan penertiban. Bentuk penertiban itu, dapat dilakukan dengan
melihat sertifikat tanah dari pemilik bangunan tersebut. “Dari situ,
akan terlihat batas tanahnya mana saja, dan pelanggarannya seberapa
jauh, ini tinggal menunggu ketegasan pemerintah saja,” jelasnya.
Antisipasi Dikatakan, guna mengantisipasi pelanggaran di sekitar sungai,
pengawasan wilayah sungai juga perlu dilakukan. Dengan demikian, bila
diketahui ada warga yang akan membangun bisa langsung ditindak. “Perlu
mengedepankan antisipasi, jangan ketika sudah terjadi sesuatu baru
diperiksa,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, genangan yang terjadi di
sejumlah lokasi di Purwokerto setelah hujan deras turun hanya sekitar
satu jam, disebabkan sejumlah sungai maupun drainase utama sudah tak
lagi sanggup menampung aliran air dari drainase. Genangan tersebut
langsung surut ketika hujan reda. Salah satu genangan terjadi di Jalan
Ringin Tirto, kondisi itu terjadi akibat Sungai Gombong tak mampu
menampung limpasan air dari drainase di sekitarnya. Sementara Kepala
Bidang Sungai dan Air Baku Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM)
Banyumas, Achmad Setiawan dikonfrmasi terkait penanganan Sungai Gombong
mengatakan, untuk tahun ini belum direncanakan mendapat penanganan.
Kendati demikian, mengenai permasalahan sungai seperti pendangkalan,
maupun banyaknya sampah di aliran sungai, tetap akan ditangani. “Untuk
pembersihan sampah di sungai terus kita lakukan diantaranya sungai yang
ada di sekitar Simpang Sri Ratu,” ujarnya. Adapun Kepala Seksi Air
Bersih dan Penyehatan Lingkungan Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata
Ruang (DCKKTR) Banyumas, Widodo Sugiri sebelumnya mengatakan, terkait
dengan tidak adanya tempat untuk mengalirkan air dari drainase, pihaknya
akan mengoptimalkan penggunaan sumur resapan untuk mengatasi genangan.
Menurutnya saat ini DCKKTR Banyumas masih melakukan survei lokasi yang
dapat dibangun sumur resapan. Dengan demikian diharapkan volume air yang
melimpas bisa dikurangi, sehingga meminimalisasi genangan.
Sungai Tak Mampu Tampung Limpasan Air
3 Februari 2016, Suara Banyumas
Genangan yang terjadi di sejumlah lokasi di Purwokerto,
disebabkan sejumlah sungai maupun drainase utama sudah tak lagi sanggup
menampung aliran air. ”Pagi ini petugas sudah kami sebar untuk mengecek
kondisi yang kemarin (Senin) tergenang, ternyata memang saluran banyak
yang menyempit sehingga tidak mampu menampung aliran air lagi,” jelas
Kepala Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Dinas Cipta Karya
Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Banyumas, Widodo Sugiri,
Selasa (2/2). Ia mencontohkan, genangan yang terjadi di Jalan Ringin
Tirto, disebabkan aliran air dari drainase di sekitar jalan tersebut tak
lagi tertampung oleh Sungai Gombong. Beberapa waktu lalu pihaknya
sempat akan memecah aliran drainase ke sungai lain yang ada di sebelah
timur, kendati demikian, setelah dilakukan pengkajian, hal itu hanya
akan memindah lokasi banjir saja. ”Jika saya alirkan ke timur, genangan
yang terjadi di Perumahan Bancarkembar Estate, juga akan semakin tinggi,
jadi memang sudah tidak ada tempat lagi untuk mengalirkan air, sebab
sungai yang ada juga sudah semakin menyempit dan dangkal. Karena
genangan di lokasi ini juga melibatkan sungai, kami akan berkoordinasi
dengan Dinas SDABM Banyumas,” ungkapnya. Terkait dengan tidak adanya
tempat untuk mengalirkan air dari drainase, pihaknya akan mengoptimalkan
penggunaan sumur resapan guna mengatasi genangan. Menurutnya saat ini
DCKKTR Banyumas masih melakukan survei lokasi yang dapat dibangun sumur
resapan. Dengan demikian diharapkan volume air yang melimpas bisa
dikurangi, sehingga meminimalisasi genangan. Adapun beberapa sumur
resapan saat ini menurutnya juga sudah dibangun, di antaranya di Jalan
RAWiriatmaja, sekitar Stasiun Purwokerto, dan di Simpang Jalan Masjid.
”Sudah ada sekitar delapan sumur resapan yang kita bangun untuk
mengurangi genangan,” kata dia. Tergenang Dijelaskan, genangan air di
Purwokerto tercatat ada di Jalan Gerilya, Ringin Tirto, Brigjen Encung,
Jalan Martadireja 1, Arcawinangun, Jalan Jenderal Soedirman depan Rita,
Barat Simpang Posis, sekitar Taman Andhang Pangrenan, Jalan Pahlawan,
dan Jalan Ahmad Yani. Diberitakan sebelumnya, diguyur hujan deras
disertai angin kencang, selama sekitar satu jam, Senin (1/2) sore,
sejumlah wilayah di Kota Purwokerto tergenang. Pantauan Suara Merdeka,
hujan deras yang terjadi sejak sekitar pukul 16.00 membuat sejumlah
wilayah tergenang. Wilayah yang tergenang di antaranya Jalan Ringin
Tirto, Jalan Gatot Subroto, Jalan Brigjen Encung, dan Jalan Kauman Lama.
Menurut informasi yang diterima sejumlah wilayah lain di kota
Purwokerto juga tergenang. Di Jalan Ringin Tirto, menurut Adi (37) warga
sekitar ketinggian air bahkan sempat mencapai paha orang dewasa.
Kondisi itu menyebabkan sejumlah kendaraan tidak dapat melintasi di ruas
jalan tersebut. ”Di sini jika hujan selalu seperti ini, banjir. Tadi
saat hujan sedang derasderasnya air sampai paha,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar