Penyusunan Terkendala Narasumber
Sejarah Desa Adat di Banyumas
Radar Banyumas
BANYUMAS - Meski menemui kendala tentang narasumber pelaku sejarah dan
dokumentasi, namun sejumlah pengurus Kelompok Masyarakat (Pokmas) Desa
Adat di Banyumas hingga kini, masih giat menyusun dokumentasi sejarah
dan asal usul desa.
Ketua Pokmas Bonokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Sumitro mengatakan penyusunan dokumentasi sejarah, berupa sejarah dan asal usul desa juga memerlukan waktu dan penelitian yang cukup lama. Mengingat pembuatan sejarah desa ini juga tidak boleh serampangan dan sembarangan.
"Harus benar-benar disusun secara benar dan runtut. Apalagi ini menyangkut silsilah dan juga berbagai kejadian di masa lalu. Kami terus mengumpulkan dan menyusunnya lagi agar lebih baik dan tidak melenceng," ujar Sumitro beberapa waktu lalu.
Kebenaran sejarah dan asal usul desa, lanjut Sumitro sangat penting, karena nantinya hal ini akan menjadi acuan dan pembelajaran bagi generasi mendatang. Terlebih lagi sebagai desa adat, dimana setiap warganya didorong untuk semakin mengerti dan melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur di masa lalu hingga sekarang.
"Kami berharap sejarah dan asal usul desa ini nantinya dapat menjadi bahan sejarah dan pelajaran bagi warga di sini khususnya sehingga semakin bangga dengan warisan budaya leluhur di sini," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pokmas Sekar Wigati, Desa Gerduren Kecamatan Purwojati, Bambang Suharsono mengatakan hingga saat ini pihaknya terus menghimpun data dan dokumentasi dari para pelaku sejarah desanya. Namun tidak bisa dipungkiri untuk mendapatkan data yang akurat, valid dan otentik, ia perlu kerja keras dan membutuhkan waktu yang lama.
"Apalagi sebagian narasumber yang mengerti masa lalu dan dokumentasi sejarahnya sudah jarang. Makanya memang perlu waktu untuk menyusun sejarah desa Gerduren ini. Apalagi kami harus menggali informasi terkait lengger Gerduren,"jelas Bambang beberapa waktu lalu.
Namun, dia mengaku optimis dapat menyelesaikan sejarah asal usul desa Gerduren dengan segala kebudayaan dan masa lalunya. Apalagi di Desa Gerduren, masih terdapat sejumlah situs peninggalan kebudayaan di masa lalu. Kebudayaan Gerduren yang lekat dengan nuansa agraris juga terus diungkap dengan para sejarah pelaku kesenian lengger.
"Kami harus mewawancarai banyak orang untuk mendapatkan data yang valid dan otentik. Kami harus memilah dan memilih dengan kritis dan menyambungkan satu sama lain. Tapi tidak boleh asal nyambung saja, namanya juga catatan sejarah," ujarnya.
Seperti diketahui di Banyumas, ada lima desa adat yaitu Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Desa Gerduren Kecamatan Purwojati, Desa Kalisalak {Kecamatan Somagede?}, Desa Pasir Wetan Kecamatan Karanglewas dan Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Kelima desa ini pada 2011 lalu, mendapatkan bantuan pilot project desa adat, untuk bisa pemberdayaan masyarakat desa dan pelestarian adat.
Ketua Pokmas Bonokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Sumitro mengatakan penyusunan dokumentasi sejarah, berupa sejarah dan asal usul desa juga memerlukan waktu dan penelitian yang cukup lama. Mengingat pembuatan sejarah desa ini juga tidak boleh serampangan dan sembarangan.
"Harus benar-benar disusun secara benar dan runtut. Apalagi ini menyangkut silsilah dan juga berbagai kejadian di masa lalu. Kami terus mengumpulkan dan menyusunnya lagi agar lebih baik dan tidak melenceng," ujar Sumitro beberapa waktu lalu.
Kebenaran sejarah dan asal usul desa, lanjut Sumitro sangat penting, karena nantinya hal ini akan menjadi acuan dan pembelajaran bagi generasi mendatang. Terlebih lagi sebagai desa adat, dimana setiap warganya didorong untuk semakin mengerti dan melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur di masa lalu hingga sekarang.
"Kami berharap sejarah dan asal usul desa ini nantinya dapat menjadi bahan sejarah dan pelajaran bagi warga di sini khususnya sehingga semakin bangga dengan warisan budaya leluhur di sini," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pokmas Sekar Wigati, Desa Gerduren Kecamatan Purwojati, Bambang Suharsono mengatakan hingga saat ini pihaknya terus menghimpun data dan dokumentasi dari para pelaku sejarah desanya. Namun tidak bisa dipungkiri untuk mendapatkan data yang akurat, valid dan otentik, ia perlu kerja keras dan membutuhkan waktu yang lama.
"Apalagi sebagian narasumber yang mengerti masa lalu dan dokumentasi sejarahnya sudah jarang. Makanya memang perlu waktu untuk menyusun sejarah desa Gerduren ini. Apalagi kami harus menggali informasi terkait lengger Gerduren,"jelas Bambang beberapa waktu lalu.
Namun, dia mengaku optimis dapat menyelesaikan sejarah asal usul desa Gerduren dengan segala kebudayaan dan masa lalunya. Apalagi di Desa Gerduren, masih terdapat sejumlah situs peninggalan kebudayaan di masa lalu. Kebudayaan Gerduren yang lekat dengan nuansa agraris juga terus diungkap dengan para sejarah pelaku kesenian lengger.
"Kami harus mewawancarai banyak orang untuk mendapatkan data yang valid dan otentik. Kami harus memilah dan memilih dengan kritis dan menyambungkan satu sama lain. Tapi tidak boleh asal nyambung saja, namanya juga catatan sejarah," ujarnya.
Seperti diketahui di Banyumas, ada lima desa adat yaitu Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Desa Gerduren Kecamatan Purwojati, Desa Kalisalak {Kecamatan Somagede?}, Desa Pasir Wetan Kecamatan Karanglewas dan Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Kelima desa ini pada 2011 lalu, mendapatkan bantuan pilot project desa adat, untuk bisa pemberdayaan masyarakat desa dan pelestarian adat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar