[SM] Kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas di simpang Patikraja sejauh ini
belum teratasi. Hal itu karena rencana pemasangan lampu pengatur lalu
lintas juga belum terealisasi.
Kemacetan di Simpang Patikraja yang sering terjadi terus dikeluhkan. Salah seorang pengendara, Mulyati, mengatakan, kemacetan di Simpang Patikraja sangat memerlukan solusi. Sebab, ujar dia, sangat mengganggu aktivitas pengendara ataupun warga.
”Sering kali terlihat seperti di Jakarta saja, kendaraan yang antre panjang soalnya. Dan, tidak hanya dari satu jalan, tapi dari berbagai kaki simpang,” ujar dia, kemarin.
Dia mengemukakan, dari beberapa kali melintasi wilayah tersebut, hampir selalu dalam kondisi macet. Dan sering kali, kendaraan dari berbagai arah juga tampak saling serobot sehingga membuat kemacetan makin parah.
”Masa dari sekitar lapangan Patikraja sudah ada antrean, itu panjang juga,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Banyumas Santosa Eddy Prabowo mengakui, bahwa kemacetan di Simpang Patikraja memang sulit dihindari.
Hal itu lantaran kendaraan yang melintasi simpang tersebut memang banyak. Di samping itu, pada lokasi tersebut juga banyak terdapat hambatan samping yang membuat arus kendaraan tidak lancar.
Menurutnya, beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memang mengutarakan beberapa hal untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di lokasi tersebut. Di antaranya membuat jalan alternatif serta membangun lampu pengatur lalu lintas di simpang tersebut.
Menunggu Provinsi
”Kabarnya akan ada jalan alternatif, tapi itu saya tidak tahu pasti. Untuk pemasangan lampu pengatur lalu lintas, kami masih menunggu dari Pemerintah Provinsi.
Sebab, jalan itu (Simpang Patikraja) merupakan jalan provinsi, sehingga kita tidak bisa intervensi,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, kemacetan yang kerap terjadi di Simpang Patikraja akan ditangani dengan pemasangan lampu pengatur lalu lintas, kendati demikian lampu pengatur lalu lintas yang akan dipasang di lokasi tersebut dikabarkan masih manual, belum menggunakan area traffic control system (ATCS).
Pantauan Suara Merdeka, akibat tidak ada lampu pengatur lalu lintas di simpang tersebut, kendaraan dari empat kaki simpang yang ada, sering terlihat saling serobot.
Belum lagi terkadang kendaraan yang parkir, ataupun berhenti di tepi jalan, juga membuat badan jalan menyempit. Kondisi itu, sering menyebabkan posisi kendaraan terkunci, sehingga menjadi sulit terurai. Pemasangan lampu pengatur lalu lintas merupakan upaya solusi yang bersifat jangka pendek.
Hal itu karena pemasangan lampu pengatur lalu lintas juga berpotensi menyebabkan antrean panjang di sekitar simpang. Lokasi tersebut dinilai sudah memerlukan jalan akses tambahan, agar arus lalu lintas lebih lancar.
Kemacetan di Simpang Patikraja yang sering terjadi terus dikeluhkan. Salah seorang pengendara, Mulyati, mengatakan, kemacetan di Simpang Patikraja sangat memerlukan solusi. Sebab, ujar dia, sangat mengganggu aktivitas pengendara ataupun warga.
”Sering kali terlihat seperti di Jakarta saja, kendaraan yang antre panjang soalnya. Dan, tidak hanya dari satu jalan, tapi dari berbagai kaki simpang,” ujar dia, kemarin.
Dia mengemukakan, dari beberapa kali melintasi wilayah tersebut, hampir selalu dalam kondisi macet. Dan sering kali, kendaraan dari berbagai arah juga tampak saling serobot sehingga membuat kemacetan makin parah.
”Masa dari sekitar lapangan Patikraja sudah ada antrean, itu panjang juga,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Banyumas Santosa Eddy Prabowo mengakui, bahwa kemacetan di Simpang Patikraja memang sulit dihindari.
Hal itu lantaran kendaraan yang melintasi simpang tersebut memang banyak. Di samping itu, pada lokasi tersebut juga banyak terdapat hambatan samping yang membuat arus kendaraan tidak lancar.
Menurutnya, beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memang mengutarakan beberapa hal untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di lokasi tersebut. Di antaranya membuat jalan alternatif serta membangun lampu pengatur lalu lintas di simpang tersebut.
Menunggu Provinsi
”Kabarnya akan ada jalan alternatif, tapi itu saya tidak tahu pasti. Untuk pemasangan lampu pengatur lalu lintas, kami masih menunggu dari Pemerintah Provinsi.
Sebab, jalan itu (Simpang Patikraja) merupakan jalan provinsi, sehingga kita tidak bisa intervensi,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, kemacetan yang kerap terjadi di Simpang Patikraja akan ditangani dengan pemasangan lampu pengatur lalu lintas, kendati demikian lampu pengatur lalu lintas yang akan dipasang di lokasi tersebut dikabarkan masih manual, belum menggunakan area traffic control system (ATCS).
Pantauan Suara Merdeka, akibat tidak ada lampu pengatur lalu lintas di simpang tersebut, kendaraan dari empat kaki simpang yang ada, sering terlihat saling serobot.
Belum lagi terkadang kendaraan yang parkir, ataupun berhenti di tepi jalan, juga membuat badan jalan menyempit. Kondisi itu, sering menyebabkan posisi kendaraan terkunci, sehingga menjadi sulit terurai. Pemasangan lampu pengatur lalu lintas merupakan upaya solusi yang bersifat jangka pendek.
Hal itu karena pemasangan lampu pengatur lalu lintas juga berpotensi menyebabkan antrean panjang di sekitar simpang. Lokasi tersebut dinilai sudah memerlukan jalan akses tambahan, agar arus lalu lintas lebih lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar