Fudji Wong Lepas Hak Eksklusif Mendoan
#10 November 2015
PURWOKERTO – Polemik terkait hak eksklusif mendoan yang dilakukan Fudji
Wong, akhirnya berakhir dengan diserahkannya mendoan kepada Pemkab
Banyumas. Penyerahan mendoan tersebut dilakukan secara informal oleh
Fudji Wong.
Hal itu dikatakan Bupati Banyumas Ir Achmad Husein, kemarin. “Memang kami belum bertemu secara langsung. Namun sudah ada komunikasi via telepon. SMS juga sudah. Jadi permasalahan mendoan saya rasa sudah selesai, karena pak Fudji Wong menyatakan sudah menyerahkan mendoan ke pemkab,” kata Husein.
Rencananya untuk membicarakan kelanjutan terkait hak merek tersebut, pemkab akan bertemu dengan Fudji Wong pada Rabu (18/11) mendatang. “Saat ini Pak Fudji Wong tidak berada di tempat, sehingga diagendakan tanggal 18 November. Namun permasalahan mendoan sudah clear,” tegasnya.
Saat ditanyakan surat ke Kemenkum HAM, Husein mengatakan, surat tersebut saat ini tengah dikonsep di Bagian Hukum. Kemungkinan hari ini akan ditandatangani. “Tetap akan dilayangkan, namun saat ini sedang dikonsep,” ujar Husein.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Banyumas Yoga Sugama mengatakan, terkait adanya rencana mematenkan mendoan, seharusnya pemkab tidak hanya mematenkan mendoan saja. Sebab tidak hanya mendoan yang menjadi makanan khas di Banyumas.
Ada beberapa makanan khas Banyumas seperti jalabiya, buntil, intil, cenil, pepes, ranjem, peyek, lemey, badeg, dage, carabikang, kamir, serabi, cucur, sroto. “Hal itu untuk mengantisipasi keributan. Makanan tersebut menurut pendapat saya, kalau memang bukan makanan khas Banyumas silahkan dicoret,” katanya.
Yoga juga sangat mengapresiasi festival mendoan yang diadakan pemkab. Namun dia berharap tidak hanya festival mendoan saja, namun festival jajanan khas Banyumas. “Ada festival jajanan Banyumas, sekaligus dipatenkan. Biar tidak terjadi hal seperti ini lagi,” terangnya.
Lebih jauh Yoga mengatakan, festival mendoan yang dilakukan terkesan terburu-buru dan tanpa konsep. Dia menyarankan, ke depan ada festival jajanan khas Banyumas dimana sebelumnya dirembug secara matang yang melibatkan beberapa unsur seperti seniman, ahli makanan, dewan, akademisi dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
“Jadi terkonsep jelas, bukan seperti kemarin. Kemarin pemkab terkesan kebakaran jenggot, langsung mengadakan festival mendoan,” ujarnya
Hal itu dikatakan Bupati Banyumas Ir Achmad Husein, kemarin. “Memang kami belum bertemu secara langsung. Namun sudah ada komunikasi via telepon. SMS juga sudah. Jadi permasalahan mendoan saya rasa sudah selesai, karena pak Fudji Wong menyatakan sudah menyerahkan mendoan ke pemkab,” kata Husein.
Rencananya untuk membicarakan kelanjutan terkait hak merek tersebut, pemkab akan bertemu dengan Fudji Wong pada Rabu (18/11) mendatang. “Saat ini Pak Fudji Wong tidak berada di tempat, sehingga diagendakan tanggal 18 November. Namun permasalahan mendoan sudah clear,” tegasnya.
Saat ditanyakan surat ke Kemenkum HAM, Husein mengatakan, surat tersebut saat ini tengah dikonsep di Bagian Hukum. Kemungkinan hari ini akan ditandatangani. “Tetap akan dilayangkan, namun saat ini sedang dikonsep,” ujar Husein.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Banyumas Yoga Sugama mengatakan, terkait adanya rencana mematenkan mendoan, seharusnya pemkab tidak hanya mematenkan mendoan saja. Sebab tidak hanya mendoan yang menjadi makanan khas di Banyumas.
Ada beberapa makanan khas Banyumas seperti jalabiya, buntil, intil, cenil, pepes, ranjem, peyek, lemey, badeg, dage, carabikang, kamir, serabi, cucur, sroto. “Hal itu untuk mengantisipasi keributan. Makanan tersebut menurut pendapat saya, kalau memang bukan makanan khas Banyumas silahkan dicoret,” katanya.
Yoga juga sangat mengapresiasi festival mendoan yang diadakan pemkab. Namun dia berharap tidak hanya festival mendoan saja, namun festival jajanan khas Banyumas. “Ada festival jajanan Banyumas, sekaligus dipatenkan. Biar tidak terjadi hal seperti ini lagi,” terangnya.
Lebih jauh Yoga mengatakan, festival mendoan yang dilakukan terkesan terburu-buru dan tanpa konsep. Dia menyarankan, ke depan ada festival jajanan khas Banyumas dimana sebelumnya dirembug secara matang yang melibatkan beberapa unsur seperti seniman, ahli makanan, dewan, akademisi dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
“Jadi terkonsep jelas, bukan seperti kemarin. Kemarin pemkab terkesan kebakaran jenggot, langsung mengadakan festival mendoan,” ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar