Selamat Kepada Calon Kepala Daerah Banyumas

Senin, 23 November 2015

Cumplung Somagede Dilirik Pasar Jepang

Cumplung Somagede Dilirik Pasar Jepang


(21 November 2015 , Radar BANYUMAS)  – Cumplung atau kelapa muda yang rontok karena gagal tumbuh yang biasanya tergeletak di tanah, ternyata biasa menjadi indah dan berpeluang menghasilkan pundi-pundi rupiah. Boneka cumplung buatan warga Desa Somagede, Kecamatan Somagede, ternyata dilirik pasar Jepang karena bentuknya yang unik.
Di tangan Doso Prio, seniman berusia 51 tahun, cumplung dibuat menjadi boneka yang menyerupai wajah tokoh, di antaranya tokoh Dalang Gino yang menginspirasinya.
Dia juga memberi ciri khas dalam souvenirnya, yaitu dengan memberi ikat kepala yang khas dengan unsur Banyumasan. “Saya buat karikatur wajah. Biasanya tokoh masyarakat atau tokoh pewayangan. Ada ikat kepalannya, agar menunjukkan sisi Banyumasan,” kata Prio.
Karikatur wajahnya sudah banyak dipesan oleh seniman asal Yogyakarta untuk dijual di lokasi wisata. Tak hanya itu, ada yang membeli khusus padanya untuk dikirim ke Jepang.
“Kalau orang sini jarang ada yang beli, kebanyakan malah turis Jepang. Tapi Gubernur Jawa Tengah periode lalu juga pernah memesan kesini, banyak,” ujarnya.
Souvenir cumplung kreasinya ,bahkan mendapat juara satu souvenir tingkat Kecamatan Somagede, dan juara harapan satu di tingkat Kabupaten Banyumas. Tak ada galeri khusus untuk memajang hasil karyanya.
Biasanya dia hanya menggantungkan kerajinannya di ruang tamu. Apabila ada pembeli yang berminat, baru dia jual. “Pembeli yang datang ke rumah. Kalau tidak ya beli di pratista,” papar Prio.
Tak hanya membuat cumplung, prio juga memanfaatkan barang bekas lain seperti serbuk gergaji, pelepah pisang, kayu gulungan telepon, koran, bahkan sabut kelapa.
Topeng buatannya yang terbuat dari limbah serbuk kayu bahkan sudah pernah dikenakan para penari untuk mewakili Jawa Tengah mengikuti lomba tari di Jawa Timur. ” Topeng juga terbuat dari limbah, biasanya gambar tokoh pewayangan Banyumasan,” jelas Prio.
Biola, vas bunga, pigura, dan boneka pelepah pisang berhasil ia buat dari bahan-bahan bekas tersebut.
“Jadi bukan hanya cumplung saja, boneka pelepah pisang juga laris jadi souvenir, karena itu ukurannya kecil. Lukisan saya juga saya tuangkan diatas pelepah pisang. Saya senang menggambar tokoh masyarakat, tokoh pewayangan, maupun kaligrafi,” imbuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Info Tentang Blog Banyumas Corner

saya mencoba mendeskripsikan sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa populer saat ini yaitu ungkapan Menduniakan Banyumas dan Memb...