Quote suaramerdeka.com :
Pedagang ikan di Pasar Ikan Minaaji Ajibarang mendorong para pembudi daya lokal di wilayah Banyumas untuk terus meningkatkan kuantitas produk ikan konsumsi. Pasalnya, saat ini, sebagian besar pasokan ikan konsumsi di wilayah lokal lebih banyak dipasok dari luar daerah. Ketua Paguyuban Pedagang Ikan Pasar Minaaji Ajibarang, Tribowo Setyono, mengatakan, pasokan ikan air tawar dari lokal paling hanya sekitar 30 prosen.
Padahal, tiap hari rata-rata pasokan ikan yang dibutuhkan pedagang di Ajibarang saja mencapai satu ton. Di pasar ikan di dekat Pasar Induk Ajibarang itu hanya ada sekitar enam pedagang ikan saja. “Bahkan ketika momen tertentu seperti bulan Ramadan hingga Lebaran, kebutuhan ikan bisa mencapai 1,5-2 ton.
Sayang, kita belum bisa mengandalkan petani ikan lokal. Makanya kami dorong agar pembudidaya ikan lokal bisa meningkatkan kuantitas produknya,” jelasnya. Dijelaskan Bowo, selama ini 70 persen pasokan ikan konsumsi yang diperjualbelikan oleh pedadang didatangkan dari Cianjur, Jawa Barat.
Ia melihat di Cianjur dengan sistem kolam hingga keramba, budi daya ikan cukup maju. Peran pemerintah, peneliti dan petani ikan dalam pengembangan perikanan ini juga terlihat cukup aktif.
“Kami juga berharap kesempatan tingginya konsumsi ikan air tawar ini bisa dimanfaatkan oleh petani lokal untuk berlombalomba meningkatkan kuantitas dan kualitas perikanan. Dengan ini maka kami para pedagang tidak usah jauh-jauh untuk mencari komoditas ikan dari daerah lainnya,” katanya.
Kewalahan
Pembudi daya ikan lele asal Panembangan, Cilongok, Arif Widianto (30) membenarkan pemasaran ikan konsumsi yang cukup besar di wilayah Banyumas. Saat inipun, ia kewalahan memenuhi permintaan pasokan ikan konsumsi untuk pedagang dan pengusaha kuliner di wilayah Purwokerto. Dengan lahan kolam lele bermedia terpal dan kolam tanah, ia mengembangkan budi daya ikan lele untuk pembesaran dan pembibitan.
“Saya panen lele dua kali dalam waktu satu bulan. Untuk harga saat ini cukup bagus yaitu sekitar Rp 15 ribu per kilogram di tingkat pedagang. Makanya kami terus mengembangkan budi daya lele dumbo ini,” kata Arif yang rutin panen dua minggu sekali. Ditanya soal cuaca di musim hujan saat ini, Arif menyatakan tak masalah.
Apalagi dengan pengalaman berbudi daya lele selama beberapa tahun terakhir, ia bisa menangani berbagai penyakit lele. Ilmu penanganan penyakit dan pengkondisian kolam budi daya ikan ini didapatkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dirinya dan pembudi daya ikan lainnya. “Ya, meski terkadang ada kendala, namun itu wajar.
Memang harus cermat dalam membudi daya ikan lele ini. Pantang menyerah dan selalu belajar terutama pada pembudi daya ikan yang lebih berpengalaman sangat dibutuhkan,” ujar dia yang setiap panen bisa mendapatkan ikan lele sebanyak 1 ton.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar