suaramerdeka.com
Guna mengantisipasi berkembangnya hama yang berpotensi mengganggu produksi pertanian, setiap desa didorong memiliki peraturan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Kelestarian ekosistem akan dapat menjaga keseimbangan alam, termasuk dalam hal pertumbuhan hama.
Terkait hal itu menurut Penyuluh Pertanian di Bapeluh KP Banyumas Jauhari, masing-masing desa perlu memiliki peraturan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dengan adanya peraturan itu, menurutnya dapat berperan dalam menjaga keseimbangan alam, yang pada muaranya juga dapat ikut mengendalikan hama tanaman.
“Saat ini burung-burung yang kerap memakan serangga juga sudah jarang ditemui, burung hantu juga sering diburu. Jadi, jika hama saat ini banyak ya salah satunya karena ekosistem sudah terganggu,” tuturnya.
Pelatihan
Ia mengatakan, pengendalian hama tanaman, bukan berarti memusnahkan hama. Ia mengilustrasikan pengendalian hama tikus bukan berarti memusnahkan tikus seluruhnya, sebab tikus juga memiliki peran dalam rantai makanan. “Populasi tikus juga tidak harus dihabiskan, untuk keseimbangan alam,” ujarnya.
Di samping adanya peraturan, kelompok tani kata dia juga perlu mengkoordinasi anggota, untuk melakukan beberapa pelatihan penanggulangan hama, seperti misalnya dengan gopyokan tikus, sebelum masa tanam dimulai.
Dengan adanya keseimbangan alam, ditambah upaya penanggulangan hama dari petani, menurutnya, risiko serangan hama dapat diminimalisasi. Sebelumnya, pada musim tanam kali ini petani perlu mewaspadai potensi hama yang mungkin muncul. Pada pertengahan Desember sampai Januari mendatang biasanya hama wereng akan muncul.
Dikatakan Jauhari, pada musim tanam kali ini petani perlu memilih bibit padi yang relatif tahan terhadap serangan hama wereng. Selain penggunaan bibit berkualitas itu, menurutnya, petani juga harus lebih aktif mengamati tanaman yang dimiliki. “Pemeriksaan pada tanaman perlu terus dilakukan, agar bisa mengantisipasi sedini mungkin serangan hama,” tuturnya.
Selain wereng, hama yang perlu diwaspadai adalah tikus. Menurutnya, saat ini perkembangbiakan tikus memang terbilang sulit dikendalikan. Hal itu, kata dia, karena banyak bagian dari rantai makanan yang terputus.
suaramerdeka.com
Guna mengantisipasi berkembangnya hama yang berpotensi mengganggu produksi pertanian, setiap desa didorong memiliki peraturan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Kelestarian ekosistem akan dapat menjaga keseimbangan alam, termasuk dalam hal pertumbuhan hama.
Terkait hal itu menurut Penyuluh Pertanian di Bapeluh KP Banyumas Jauhari, masing-masing desa perlu memiliki peraturan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Dengan adanya peraturan itu, menurutnya dapat berperan dalam menjaga keseimbangan alam, yang pada muaranya juga dapat ikut mengendalikan hama tanaman.“Saat ini burung-burung yang kerap memakan serangga juga sudah jarang ditemui, burung hantu juga sering diburu. Jadi, jika hama saat ini banyak ya salah satunya karena ekosistem sudah terganggu,” tuturnya.PelatihanIa mengatakan, pengendalian hama tanaman, bukan berarti memusnahkan hama. Ia mengilustrasikan pengendalian hama tikus bukan berarti memusnahkan tikus seluruhnya, sebab tikus juga memiliki peran dalam rantai makanan. “Populasi tikus juga tidak harus dihabiskan, untuk keseimbangan alam,” ujarnya.Di samping adanya peraturan, kelompok tani kata dia juga perlu mengkoordinasi anggota, untuk melakukan beberapa pelatihan penanggulangan hama, seperti misalnya dengan gopyokan tikus, sebelum masa tanam dimulai.Dengan adanya keseimbangan alam, ditambah upaya penanggulangan hama dari petani, menurutnya, risiko serangan hama dapat diminimalisasi. Sebelumnya, pada musim tanam kali ini petani perlu mewaspadai potensi hama yang mungkin muncul. Pada pertengahan Desember sampai Januari mendatang biasanya hama wereng akan muncul.Dikatakan Jauhari, pada musim tanam kali ini petani perlu memilih bibit padi yang relatif tahan terhadap serangan hama wereng. Selain penggunaan bibit berkualitas itu, menurutnya, petani juga harus lebih aktif mengamati tanaman yang dimiliki. “Pemeriksaan pada tanaman perlu terus dilakukan, agar bisa mengantisipasi sedini mungkin serangan hama,” tuturnya.Selain wereng, hama yang perlu diwaspadai adalah tikus. Menurutnya, saat ini perkembangbiakan tikus memang terbilang sulit dikendalikan. Hal itu, kata dia, karena banyak bagian dari rantai makanan yang terputus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar