Rendahnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya kemampuan pemerintah, membuat permasalahan sampah di wilayah perdesaan belum berjalan secara maksimal.
Akibatnya sampah menjadi permasalahan yang tak terhindarkan. Warga Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Eko Yulianto (32) mengaku pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat terkecil belum menjadi kesadaran bersama. Akibatnya mayoritas warga menyerahkan pengelolaan sampah kepada pemerintah.
Apalagi sejak dalam rumah tangga, mayoritas sampah tak pernah dipilah apalagi dimanfaatkan secara ekologi dan ekonomi. “Jadi setelah memproduksi sampah, kami langsung membuangnya ke tempat sampah. Sayang, karena sering tak langsung terangkut petugas kebersihan pemerintah, sampah menumpuk dan menimbulkan masalah lagi,” jelasnya.
Eko mengatakan permasalahan sampah ini semakin terjadi, karena saat ini banyak rumah tangga yang tak mempunyai tempat pembuangan sampah di lingkungan rumah mereka. Terbatasnya lahan yang dimiliki membuat banyak rumah tangga lebih memilih membuang sampah di sungai atau tempat lainnya.
“Akibatnya permasalahan sampah ini menjadi tak pernah selesai dan menimbulkan permasalahan baru lagi. Dampaknya yang merasakan kita ataupun orang lain,” katanya. Warga Tinggarjaya lainnya, Fitrohatun mengatakan upaya pengelolaan sampah lingkungan pemukiman di pedesaan sebenarnya sudah mulai dilaksanakan melalui keberadaan bank sampah.
Sayang, setelah berjalan beberapa tahun, bank sampah yang ada kini berjalan tersendat. “Karena memang untuk mengelola permasalahan sampah ini perlu kekompakan dan komitmen semua pihak. Makanya kami terus berharap pemerintah melalui dinas terkait untuk terus mendorong dan mendampingi masyarakat untuk mengelola sampah,” jelasnya.
Bank Sampah
Sementara itu, di tengah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola dan mengolah sampah, kemampuan pemerintah menangani sampah juga terbatas. Keterbatasan personel petugas kebersihan, hingga armada dinilai tak sebanding dengan luas jangkauan wilayah dan jumlah produksi sampah yang diproduksi masyarakat.
Akibatnya permasalahan keterlambatan pengangkutan sampah sering terjadi. Sekretaris Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang, Munandar membenarkan terbatasnya jangkauan pemerintah dalam menangani permasalahan sampah di wilayah pedesaan. Selama ini permasalahan sampah di wilayah pedesaan juga masih diselesaikan secara apa adanya.
Akibatnya banyak sampah yang justru terbuang sembarangan dan tak terkelola dengan baik. “Makanya kami tengah dorong agar keberadaan bank sampah di salah satu RW dapat dioperasikan kembali sehingga bisa menjadi contoh dari wilayah lain untuk mengelola sampah,” katanya.
Sekretaris Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, Tohidin juga berharap ke depan, pemerintah semakin mendorong masyarakat pedesaan untuk memperhatikan permasalahan sampah di lingkungan pedesaan. Pasalnya permasalahan sampah adalah permasalahan umum yang dirasakan siapapun dan di manapun. “Selama masyarakat masih mengkonsumsi makanan, maka ia akan menghasilkan sampah.
Makanya selain pembangunan fisik, kami berharap ada gerakan terarah dari pemerintah kabupaten untuk mendorong pengelolaan sampah oleh masyarakat di Banyumas,” jelas Tohidin yang saat ini juga sedang mendorong tumbuhnya bank sampah di wilayah setempat.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar