Momentum arus mudik, dan arus balik sudah menjadi rutinitas tahunan, namun demikian, ternyata berbagai permasalahan masih menghantui momentum yang bakal berlangsung dalam beberapa pekan kedepan itu.
Pemkab Banyumas telah memetakan permasalahan tersebut. Kepala Bidang Prasarana Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Achmad Riyanto, kepada Suara Merdeka mengatakan, berdasarkan pengamatan tahun sebelumnya ada setidak-tidaknya lima permasalahan pada arus mudik.
Permasalahan itu, lanjutnya antara lain adanya kemacetan atau antrean pada persimpangan dan pusat perdagangan. Kondisi itu terjadi karena banyaknya pejalan kaki yang menyeberang, maupun kendaraan yang berbelok sehingga menimbulkan tundaan arus lalu lintas. Selain itu, permasalahan lain yakni pertemuan arus yang terjadi pada sejumlah simpang, seperti Simpang Menganti, Simpang Rawalo, dan Simpang Buntu.
Jalan Sempit
Dikatakan, bukan saja disebabkan kondisi yang terjadi di Banyumas, dampak kondisi di daerah lain ternyata juga dirasakan sampai di Banyumas. Salah satunya yaitu hambatan pada Exit Tol Brebes (Brexit) yang berdampak kemacetan hingga ruas Ajibarang – Wangon.
Di wilayah timur, pertemuan kendaraan dari arah Yogyakarta, Kemawi, dan Kemranjen di Simpang Kebokura, ternyata juga menimbulkan kemacetan. ”Pemudik dari arah Jakarta, lebih dominan melakukan perjalanan pada siang hari, sehingga bersamaan dengan aktivitas perdagangan di sejumlah pusat perdagangan, kondisi itu menyebabkan terjadinya hambatan lalu lintas,” tuturnya, kemarin.
Bukan saja arus mudik, pemilihan waktu perjalanan pada siang hari juga menjadi permasalahan pada arus balik karena bersamaan dengan aktivitas perdagangan di sejumlah pusat perdagangan. Selain itu, pertemuan arus di berbagai simpang yang ada di jalur selatan, ternyata juga menjadi hambatan yang kerap kali berujung kemacetan.
”Ruas jalur selatan, tepatnya di Jalan Margasana Jatilawang, juga menjadi salah satu lokasi rawan kecelakaan. Kondisi itu terjadi karena padat arus lalu lintas, jalan sempit, dan menjadi pertemuan arus dari Bandung – Jakarta menuju Yogyakarta,” ungkapnya. Guna mengatasi permasalahan tersebut, lanjutnya pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah.
Guna mengatasi kemacetan, menurutnya ada beberapa jalan alternatif yang disiapkan, namun demikian jalan alternatif baru akan dibuka ketika kondisi jalan utama mengalami kemacetan parah. ”Rambu, dan perlengkapan jalan tambahan juga sudah disiapkan, pengalihan arus lalu lintas melalui jalur alternatif, pembatasan operasi angkutan barang, termasuk pengaturan traffic light yang memprioritaskan jalur utama Lebaran,” jelasnya.
Sebelumnya, PTKAI Daop V Purwokerto juga telah melakukan beberapa persiapan jelang arus mudik dan arus balik Lebaran. Salah satu persiapannya dengan melakukan pemantauan dan pengawasan pekerjaan perbaikan jembatan bangunan hikmat (BH) 1650, dan pengeprasan tebing di sisi kanan dan kiri jalur kereta api antara Stasiun Gombong – Stasiun Ijo di Km 425+4/5 atau sepanjang 400 meter.
Manajer Humas Daop V Ixfan Hendriwintoko, mengatakan pekerjaan perbaikan jembatan bangunan hikmat (BH) 1650, dan pengeprasan tebing di sisi kanan dan kiri jalur kereta api antara Stasiun Gombong – Stasiun Ijo, mulai dilaksanakan pada Maret 2017 lalu. Pekerjaan perbaikan itu, ditargetkan selesai sebelum masa angkutan Lebaran 1437 H.
”Menghadapi angkutan Lebaran 1437 H pekerjaan itu ditargetkan sudah selesai, mengingat area tersebut merupakan titik rawan yang berpotensi bahaya bagi perjalanan kereta api, bahaya yang pernah terjadi seperti longsor, banjir yang berakibat terjadinya rintang jalan (rinja) sehingga beberapa kereta api terganggu perjalanannya,” jelasnya di Purwokerto.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar