Masih tingginya harga komoditas cabai mendorong penjualan bibit cabai. Di pelosok pedesaan Banyumas semakin banyak petani menanam cabai termasuk di pekarangan. Petani asal Desa Bantar, Suwari (50) hingga kemarin, masih membuat persemaian bibit tanaman cabai untuk dijual untuk petani.
Puluhan ribu bibit tanaman cabai ini disemai dan biasanya langsung dibeli oleh para pedagang dan petani setempat. “Selain petani, biasanya ada pedagang yang mengambil dengan mobil ke sini. Pada saat harga cabai masih tinggi sekarang ini, bibit cabai ini memang masih laris,” katanya.
Dijelaskan Suwari, jenis bibit cabai yang disemai itu antara lain jenis cabai rawit merah, cabai hijau, dan merah besar. Selain komoditas cabai, ia juga menyemai bibit tanaman teron dan tomat. Biasanya ketika umur semaian bibit cabai ini telah mencapai 20-30 hari, maka banyak pedagang akan datang membeli.
Tetap Laris
“Bisa dibilang tetap laris sampai sekarang. Karena di saat harga cabai tinggi, banyak petani menanam cabai baik di kebun maupun pekarangan,” jelasnya. Selain di Bantar, persemaian bibit cabai juga dibuat di wilayah Desa Pekuncen dan Kedungwringin Kecamatan Jatilawang.
Di Pekuncen, puluhan ribu bibit tanaman cabai yang merupakan bantuan dari Bank Indonesia disemai oleh kelompok tani desa setempat. “Bibit cabai ini nantinya dibagikan kepada warga untuk ditanam sehingga ketika berbuah nanti maka akan bisa meringankan beban keuangan keluarga.
Jika ini terlaksana, inflasi dapat ditekan sebagaimana harapan pemerintah melalui Bank Indonesia,” ujar Sumitro, ketua kelompok tani setempat. Petani asal Desa Kedungwringin, Munandar mengatakan, dengan adanya warga yang menyemai bibit cabai, maka membuat banyak petani mudah menanam cabai di sawah, kebun dan pekarangan. Menurutnya, dengan adanya tanaman cabai inilah, kebutuhan akan sayur dan bahan pokok dapat terkurangi.
“Sedikit banyak jika ada tanaman cabai yang tumbuh subur dan berbuah maka bisa menyokong perekonomian rumah tangga. Bayangkan kalau harga cabai mencapai Rp 100 ribu seperti beberapa waktu lalu, banyak ibu rumah tangga seperti menjerit,” katanya.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar