Atraksi budaya “Pentas Likuran” di komplek Pendapa Yudhanegara, Kecamatan Banyumas akan dievaluasi. Pasalnya, selain promosinya kurang menggigit kegiatan tersebut minim penonton.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengakui, pentas likuran yang sudah digelar sejak tahun 2014 lalu masih kurang dipromosikan. Dampaknya, acara rutin yang digelar pada minggu ketiga setiap bulan ini kurang dilirik oleh penonton.
“Anggarannya kan sangat minim. Untuk promosi kegiatannya juga tidak ada. Jadi nanti diubah menjadi setahun tiga kali pentas,” kata dia, kemarin. Menurut Deskart, sejatinya pentas tersebut bertujuan untuk mengangkat wilayah Kecamatan Banyumas sebagai kawasan Sentra Budaya Kota Lama.
Selain itu, pagelaran seni budaya tersebut diharapkan menjadi alternatif suguhan bagi wisatawan. Adapun para penampil pentas tersebut berasal dari kelompok seni dari 12 desa di wiilayah Kecamatan Banyumas. Tahun lalu kegiatan itu sempat dievaluasi lantaran pengunjungnya yang masih sedikit. “Nanti anggaran yang masih tersisa dimanfaatkan untuk mempromosikan pentas tersebut,” katanya.
Selain Pentas Likuran, kata Deskart, pihaknya juga akan mengevaluasi atraksi budaya “Mandala Ngibing”. Pasalnya, acara tersebut juga tidak lagi terdengar gaungnya. Sebagai informasi, acara di pendapa Mandalawisata Baturraden ini juga digelar sejak tahun 2014 lalu. Tujuannya untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata lereng Gunung Slamet.
Deskart mengatakan, tahun ini bakal ada penambahan even atraksi budaya seperti Festival Gudril dan Festival Logawa. Keduanya masih dalam tahap pembahasan di intern pemerintah. “Kalau disetujui, akan dimasukkan kalender event wisata dan budaya,” ujarnya.
sumber suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar