Peserta Kongres Disuguhi Seni Tradisi Lokal
suaramerdeka.com
PURWOKERTO - Peserta kongres Bahasa Panginyongan yang digelar 11-13 Oktober mendatang akan disuguhi sejumlah pementasan seni tradisi lokal. Hal itu sangat dimungkinkan, lantaran lokasi penyelenggaraan yaitu Taman Budaya dan Eduwisata Karang Penginyongan, Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, memenuhi syarat untuk pementasan seni budaya.
Itu disampaikan Wabup Banjarnegara, Hadi Supeno ketika mengecek persiapan lokasi kongres, Minggu (26/6). Menurut dia, obyek wisata yang sedang dibangun tersebut representatif bila digunakan untuk acara semacam diskusi, sarasehan maupun pentas kesenian.
“Peserta yang kebanyakan kalangan budayawan, pegiat, dan pelaku seni, tokoh hingga pejabat, nanti tidak hanya serius saat membahas tentang bahasa panginyongan, tapi juga bisa menikmati suasana alam desa pada masa lalu.
Panggung dan taman terbuka yang tersedia juga memungkinkan untuk menghadirkan pagelaran seni budaya,” ujarnya, kemarin. Menurut Hadi, pementasan kesenian Banyumasan tersebut sesuai dengan permintaan Bupati Banyumas, Achmad Husein pada rapat koordinasi, belum lama ini. Para peserta juga bisa ikut mempelajari jenis kesenian yang ditampilkan.
Pada pertemuan tersebut, juga disepakati bahwa kongres pertama bahasa panginyongan ini menggunakan istilah Konggres Pertama Basa Penginyongan. Istilah itu banyak disebutkan masyarakat mengenai corak bahasa yang digunakan masyarakat Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, Kebumen, Cilacap, sebagian Brebes dan sebagian Wonosobo.
Selesai Tepat Waktu
Pemilik objek wisata Karang Penginyongan sekaligus pemrakarsa kongres, Lim Kuswintoro mengatakan, pihaknya siap untuk membantu para pemrakarsa kongres, yaitu Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Budayawan Banyumas Achmad Tohari, Lim Kuswintoro Pengusaha Percetakan Kebumen, Akademisi dari Unes Semarang antara lain Prof Teguh Suprianto, Hadi Sucipto, dan Sabrina dan sejumlah budayawan lokal.
Dia menargetkan, objek wisata tersebut akan selesai tepat waktunya. “Saya optimistis pembangunan Karang Penginyongan bisa diselesaikan meski banyak cobaan. Nanti pembukaan objek wisata ini berbarengan dengan acara kongres bahasa pangiyongan,” katanya.
Seniman Padhepokan Cowongsewu, Titut Edi Purwanto mengatakan, bahasa Banyumas sebagai salah satu dialek penginyongan merupakan kekayaan leluhur yang harus dilestarikan. Saat ini, anak muda kurang percaya diri menggunakan bahasa daerah sendiri.
“Harapannya, nanti pada kongres ini akan ada pembahasan mengenai upaya mengenalkan dialek panginyongan kepada generasi muda. Mereka harus berkenalan dengan bahasa ibu lewat acara semacam ini, ada kongres ada pentas seni,” ucapanya pendesain dan penggarap obiek wisata itu.
Dia mengatakan, Karang Penginyongan di desain khusus untuk wisata keluarga, anak-anak, dan tempat terapi pembangunan karakter melalui permainan yang disediakan dengan konsep taman budaya dan wisata. Beberapa wahana diantaranya, bukit Punthuk Asmara dan Punggung Kamulyan, gazebo, pendapa, taman botani dan camp area masih dibenahi sebelum dibuka pada saat kongres mendatang. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar