Humas Kabupaten Banyumas
BANYUMAS : Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas menelusuri kemungkinan peredaran vaksin palsu di wilayah Banyumas. Vaksin palsu diduga kuat telah beredar di wilayah Jateng menyusul tertangkapnya dua distributor, T dan M di Semarang, Senin (27/6).
Plt Kepala Dinkes, Sadiyanto, mengatakan sampai saat ini pihaknya tidak menemukan peredaran vaksin palsu, khususnya di fasilitas kesehatan milik pemerintah. “Kemungkinan peredaran vaksin palsu terjadi di rumah sakit swasta, praktik dokter swasta, atau praktik bidan,”katanya.
Sadiyanto menambahkan kalaupun ada (peredaran vaksin palsu) itu di luar fasilitas kesehatan pemerintah. “Kami akan mencoba menelusuri ke tempat praktik dokter dan klinik swasta untuk mengetahui vaksin itu berasal dari mana,” katanya, Selasa (28/6).
Menurutnya pengadaan vaksin di fasilitas kesehatan swasta bukan tanggungjawab dari Dinkes. Pengadaan vaksin di fasilitas kesehatan swasta biasanya dilakukan dari distributor atau rekanan. Sebagian di antaranya juga ada mengambil dari Dinkes.
Dia memastikan vaksin di fasilitas kesehatan pemerintah dijamin keasliannya. Pasalnya pengadaan vaksin itu langsug dari distributor resmi melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemudian didistribusikan ke provinsi dan kabupaten.
IDI Banyumas Kecam Peredaran Vaksin Palsu
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banyumas, mengecam adanya peredaran vaksin palsu yang terungkap di sejumlah daerah di Indonesia.
Ketua IDI Kabupaten Banyumas dr. Untung Gunarto menyatakan mengutuk kepada pelaku pembuat , penjual dan juga pembeli vaksin palsu, yang sudah berlangsung sejak tahun 2003.
“Untuk mencegah adanya peradaran vaksin palsu IDI Banyumas, telah melakukan kordinasi dengan seluruh dokter di Banyumas. Agar lebih mewaspadai adanya peredaran vaksin palsu, selain itu jika dokter saat akan membeli vaksin, harus melalui jalur resmi, yang telah direkomendasikan oleh Pemerintah,” kata Untung.
IDI Banyumas juga meminta kepada seluruh dokter yang ada di Banyumas, untuk ikut mengawasi peredaran vaksin palsu. Jika ditemui adanya vaksin palsu, untuk segera melaporkan kepada IDI, atau Dinas Kesehatan maupun Kepolisian. Namun sejauh ini, di Banyumas belum diketemukan adanya vaksin palsu.
“Dengan adanya penemuan vaksin palsu ini, IDI Banyumas meminta masyarakat agar melakukan vaksinasi kepada anaknya di klinik atau pusat pelayanan kesehatan milik Pemerintah, maupun dokter” tambahnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar