Munas APNI Tetap Digelar di Banyumas
Setelah merampungkan musyawarah pembentukan kelembagaan, Asosiasi Penelusur Ngarai Indonesia (APNI) menggagas musyawarah nasional.
Forum tertinggi pegiat canyoning tersebut tetap digelar di Kabupaten Banyumas, yang menjadi pusat aktivitas olahraga dan jelajah alam bebas tersebut. Ketua Panitia Munas, Wiwit Yuni, mengatakan, agenda berikutnya yang tidak kalah penting adalah pemilihan ketua umum. Rencananya bulan Oktober 2016 forum digelar di Baturraden.
“Saat ini kami tengah mendata semua organisasi dan komunitas penelusur ngarai (canyoning) yang belum terjangkau. Seperti Medan, Bogor, Lampung, dan beberapa daerah lain yang juga mengembangkan aktivitas jelajah ngarai ini. Mereka akan kami undang pada Munas Oktober mendatang,” kata dia, kemarin.
Menurut dia, pendirian organisasi tersebut sangat penting. Pasalnya, selain menjadi wadah bernaung para pegiat dan atlet canyoneering profesional, kebutuhan sertifikasi bagi pemandu wisata dan pelatihan juga cukup mendesak. Saat ini, canyoning masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah maupun di tingkat nasional.
Bersifat Independen
Adapun pada musyawarah pembentukan disepakati APNI merupakan lembaga yang bersifat independen. Tidak bernaung di Kementerian Pemuda dan Olahraga RI maupun International Canyoning for Professional (ICO Pro), yang berkedudukan di Bali. Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari Jakarta, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Purbalingga, Semarang, Surabaya, Medan, Lampung, dan tuan rumah Banyumas.
“Hasil kesepakatan pada pembahasan AD/ART, Kabupaten Banyumas ditetapkan menjadi markas sekaligus pusat aktivitas penelusur ngarai di Indonesia. Karena Jakarta tidak representatif untuk menjadi pusat aktivitas ini,” tambahnya. Koordinator Komunitas Canyoning ID, Isro Adi, mengatakan, perkembangan penelusuran ngarai di sejumlah daerah menarik untuk dicermati.
Selain berfungsi untuk keperluan penelitian klimatologi, hidrologi, ekologi, dan berbagai penelitian lain, beberapa tahun terakhir aktivitas ini telah berkembang menjadi olahraga dan aktivitas yang lebih bersifat hiburan. “Di wilayah Banyumas Raya banyak komunitas pegiat desa wisata dan sejumlah operator yang mengembangkan penelusuran sungai.
Setidaktidaknya ada lima kecamatan di Banyumas dan tiga desa wisata di Purbalingga yang sudah membuka jalur canyoning,” ujarnya. Baturraden, sambung dia, lebih dulu membuka sejumlah jalur unggulan yang sudah dinikmati wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Paket wisata tersebut dikelola oleh Komunitas Canyoning ID. Dia mengatakan, aktivitas wisata minat khusus ini juga berkembang di negara lain seperti Vietnam, Filipina, Brasil, dan beberapa negara di Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar