Pemkab akan mengkaji rencana pengembangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaliori, Kecamatan Kalibagor. Rencana pengembangan itu dilakukan untuk mengimbangi jumlah produksi sampah yang diperkirakan akan terus meningkat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Suyanto, mengatakan sebuah TPA idelanya memiliki lahan paling tidak seluas 10 hektare. Sementara TPA Kaliori yang digunakan saat ini baru memiliki lahan sekitar lima hektar. “Masih ada dua alternatif apakah akan dikembangkan di sana atau mencari di tempat lain. Ini belum ada titik temu.
Tahun ini kami akan membuat kajian untuk pengembangan TPA, harus dipindah ke mana atau tetap di situ,” katanya, kemarin. Dia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan di daerah lain, TPA idealnya berada di luar wilayah perkotaan. Di beberapa daerah yang sistim pengelolaan sampahnya lebih maju, biasanya TPA berada di daerah perbukitan atau dataran tinggi.
“Idealnya kalau saya lihat di daerah lain berada di pegunungan. Jadi begitu residu dibuang, tanah di atasnya diambil untuk menguruk, terus seperti itu. Kalau di Kaliori sekarang harus mengambil tanah dari luar lokasi TPA,” ujar dia.
Saat ini pengelohan sampah di TPA Kaliori menggunakan sistem semimodern. Untuk meminimalisasi dampak pencemaran lingkungan, tumpukan sampah ditutup menggunakan tanah. Tumpukan sampah itu dibuat menjadi beberapa lapis. Lebih lanjut dia mengatakan pengelolaan sampah memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
Di Banyumas setiap tahun membutuhkan anggaran sekitar Rp 7 miliar. Sementara retribusi pengelolaan sampah yang dipungut dari masyarakat hanya 500 juta per tahun. “Kami tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan sampah memang cost-nya tinggi. Masyarakat dipungut retribusi antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000, kalau di wilayah pinggiran di bawah itu,” ujar dia.
Maka dari itu, untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah, pemkab menggandeng masyarakat untuk mengelola secara mandiri. Pengelolaan dilakukan melalui bank sampah. Langkah itu telah didahului di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mulai Maret ini.
“Kalau untuk usia pakai TPA bervariasi, tergantung residu yang masuk. Potensi produksi sampah di Banyumas mencapai 950 ton per hari, yang masuk ke TPA 160 ton per hari. Sisanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat,” jelas dia.
sumber Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar